Panjang dan Kedalaman Perakaran

banyaknya jumlah cahaya yang masuk, maka suhu akan semakin meningkat dan kelembaban semakin menurun. Menurut Leopold 1964 dalam Jumin 1989, suhu optimum untuk fotosintesa berkisar antara 10 −30 o C, di atas atau di bawah suhu tersebut, laju fotosintesa akan berkurang. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa suhu pada tegakan jabon campuran dan monokultur termasuk ke dalam suhu optimum. Kecepatan pertumbuhan akan semakin tinggi bila semakin mendekati suhu optimum. Dengan kata lain bahwa, suhu optimum pada kedua plot sangat mendukung pertumbuhan tanaman.

5.3 Panjang dan Kedalaman Perakaran

Akar adalah bagian dari tumbuhan yang tumbuh ke arah bawah ke dalam tanah. Akar sebagai satu kesatuan dari tanaman memiliki bagian-bagian yang fungsinya berbeda-beda sesuai dengan letak masing-masing bagian akar. Bagi tanaman akar adalah satu faktor penting bagi pertumbuhan. Tanpa akar proses fotosintesis untuk memproduksi karbohidrat dan energi tidak akan bisa berjalan Mahendra 2009. Peranan akar dalam pertumbuhan tanaman sama pentingnya dengan tajuk. Sebagai gambaran, jika tajuk berfungsi untuk menyediakan karbohidrat melalui proses fotosintesis maka fungsi akar adalah menyediakan unsur hara dan air yang diperlukan dalam metabolisme tanaman Sitompul dan Guritno 1995. Pertumbuhan tanaman yang baik dipengaruhi oleh akar dan sistem perakaran yang cukup luas untuk dapat memperoleh hara dan air sesuai dengan kebutuhan tanaman. Kondisi lingkungan yang optimum bagi pertumbuhan membuat faktor perakaran yang luas tidak terlalu berpengaruh nyata bagi pertumbuhan. Namun pada umumnya kondisi pertumbuhan tanaman di lapangan tidak berada pada keadaan optimum maka adanya sistem perakaran yang dalam dan luas sangat diperlukan oleh tanaman agar dapat tumbuh dengan baik Jumin 1989. Akar yang diukur pada penelitian ini merupakan akar lateral. Akar lateral adalah cabang-cabang akar yang dihasilkan oleh akar utama dan masih dapat bercabang lagi. Akar lateral bersifat endogen, artinya akar lateral muncul dari dalam dan tumbuh keluar mendesak jaringan akar pokok sehingga jaringan akar pokok tersebut pecah pada bagian luarnya yaitu pada bagian titik akar lateral tumbuh dari akar pokok Mahendra 2009. Akar lateral adalah akar yang tumbuh ke samping dan akan mempengaruhi kombinasi antara tanaman kehutanan dan pertanian yang nantinya akan ditanam di lokasi penelitian. Hasil pengamatan panjang akar dan kedalaman akar pada plot campuran dan monokultur dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Panjang dan kedalaman perakaran pada plot campuran dan plot monokultur Plot Panjang m Kedalaman cm Campuran 1,23 15,50 Monokultur 1,15 15,30 Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa panjang akar pada plot campuran adalah 1,23 m dengan kedalaman 15,50 cm. Panjang akar pada plot monokultur adalah 1,15 m dengan kedalaman akar 15,30 cm. Panjang akar pada plot campuran berkisar antara 0,50 −2,00 m. Panjang akar pada plot monokultur berkisar antara 0,60 −1,87 m. Pada kedua plot belum ditemukan adanya akar yang saling tumpang tindih. Hal ini dikarenakan umur tanaman jabon yang masih muda yaitu berusia 10 bulan. Namun akan ada kemungkinan terjadinya tumpang tindih akar pada tegakan jabon seiring dengan pertumbuhan jabon dari waktu ke waktu. Panjang akar pada plot campuran lebih panjang sebesar 0,08 cm daripada plot monokultur. Hal ini dikarenakan suhu pada plot monokultur lebih rendah daripada plot campuran. Suhu rendah menghambat pertumbuhan metabolisme dan pendewasaan akar Marsono 1992. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik lahan, tanah pada plot monokultur merupakan tanah berbatu. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan akar karena sulitnya akar dalam melakukan penetrasi pada lapisan berbatu dalam mencari unsur hara. Sehingga panjang akar pada plot monokultur menjadi lebih pendek daripada plot campuran. Keadaan tanah yang subur dengan banyaknya kandungan hara mineral membuat akar akan cenderung membentuk percabangan yang banyak. Selain itu keasaman tanah juga mempengaruhi pertumbuhan akar. Kondisi pH tanah dengan kisaran 5,0−8,0 berpengaruh langsung pada pertumbuhan akar. Meskipun masing- masing tanaman menghendaki kisaran pH tertentu, tetapi kebanyakan tanaman tidak dapat hidup pada pH yang sangat rendah di bawah 4,0 dan sangat tinggi di atas 9,0. Aerasi tanah juga sangat berpengaruh terhadap sistem perakaran suatu tanaman. Kandungan O 2 dan CO 2 di dalam perakaran rhizosfer sangat berbeda dangan kandungan O 2 dan CO 2 di udara. Apabila tanaman ditanam di tempat jenuh air maka dalam jangka waktu yang relatif singkat akan menunjukkan penguningan daun, pertumbuhan terhambat dan menyebabkan matinya tanaman. Hal ini dikarenakan pada kondisi jenuh air maka kandungan O 2 sedikit dan kandungan CO 2 meningkat sehingga akan menghambat pertumbuhan akar. Selanjutnya berpengaruh terhadap proses penyerapan air dan unsur hara. Tanaman yang ditanam pada kondisi aerasi yang jelek terutama pada kultur air akan menyebabkan diameter lebih besar dan mengandung rongga udara yang lebih banyak dan lebih besar dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada kondisi aerasi baik Jumin 1989. Akar pada plot campuran dan plot monokultur disajikan pada Gambar 1 dan Gambar 2. Gambar 1 Akar pada plot campuran Gambar 2 Akar pada plot monokultur Menurut Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan 2010, jenis tanah di Kecamatan Pamijahan termasuk ke dalam tanah andosol. Tanah andosol biasanya terdapat pada daerah dengan topografi datar, bergelombang dan berbukit. Lapisan atas tanah kaya akan bahan organik berwarnah merah hingga kehitaman dengan tekstur lempung sampai lempung liat berdebu. Lapisan bawahnya berwarna merah kekuningan, coklat kemerahan hingga coklat kuat dengan tekstur lempung sampai lempung berpasir. Jabon merupakan tumbuhan dikotil yang memiliki akar tunggang. Akar tunggang umumnya memiliki sistem parakaran yang dalam dan memiliki percabangan akar. Perakaran yang dalam berhubungan dengan aktivitas akar menemukan air dan unsur hara untuk pertumbuhannya. Arah pergerakan akar mengikuti letak air dan unsur hara di dalam tanah. Dengan adanya penetrasi yang besar, perakaran pohon dapat menembus agregasi tanah bahkan sampai pada batuan induk. Menurut Sitompul dan Guritno 1995, jumlah unsur hara dan air yang dapat diserap tanaman tergantung pada kesempatan untuk mendapatkan air dan unsur hara tersebut di dalam tanah. Jenis tanaman yang berakar tunggang dan dalam dapat dikombinasikan dengan tanaman pertanian yang mayoritas berakar serabut. Kedalaman akar tanaman pertanian yang kurang dari 50 cm lebih terkonsentrasi menyerap hara dan air di horizon A, sedangkan perakaran pohon yang mampu melakukan penetrasi yang dalam terkonsentrasi menyerap hara dan air pada horizon B. Namun tidak menutup kemungkinan ada rambut akar yang menyerap hara di horizon A Mahendra 2009. Kombinasi ini harus diikuti dengan pengaturan jarak tanam yang sesuai agar pemanfaatan ruang perakaran dapat optimal. Jarak tanam pada plot campuran dan monokultur yang sudah tertata rapi lebih memudahkan dalam pengkombinasian tanaman dan pengaturan jarak tanam antara tanaman pokok dan tamanan pertanian. 5.4 Dimensi Pohon Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan dari jumlah dan dimensi pohon, baik diameter maupun tinggi yang terdapat pada suatu tegakan. Pertumbuhan tanaman pada pola agroforestri dapat dipengaruhi oleh asal induknya, manajemen pengelolaan, jarak tanam, komposisi tanam, dan kesesuaian lahan tempat tumbuh serta lingkungan sekitarnya. Sistem agroforestri yang terdiri dari berbagai komposisi jenis tanaman menyebabkan setiap jenis tanaman dapat mengubah lingkungannya dengan caranya sendiri Hairiah et al. 2003. Pengukuran dimensi pohon meliputi pengukuran diameter, tinggi, dan panjang tajuk. Hasil pengukuran pada plot campuran dan plot monokultur dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Rata-rata diameter, tinggi, dan panjang tajuk Plot Diameter cm Tinggi m Panjang tajuk cm Campuran 4,79 2,95 289,66 Monokultur 3,89 2,87 261,14 Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa besarnya nilai rata-rata diameter plot campuran adalah sebesar 4,79 cm dengan tinggi rata-rata sebesar 2,95 m dan panjang tajuk 289,66 cm. Sedangkan besarnya nilai rata-rata diameter plot monokultur adalah sebesar 3,89 cm dengan tinggi 2,87 m dan panjang tajuk 261,14 cm. Pertumbuhan jabon pada plot campuran dari segi diameter, tinggi, dan panjang tajuk lebih besar dibandingkan pada plot monokultur. Hal ini disebabkan oleh pengaturan jarak tanam yang lebih lebar pada plot campuran, sehingga persaingan akan unsur hara lebih kecil. Persaingan yang kecil membuat pohon lebih optimal dalam pemanfaatan unsur hara dan air sehingga pertumbuhannya menjadi lebih baik. Pengaturan jarak tanam pada plot campuran dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Pola tanam plot campuran dengan jarak tanam 3,0 x 2,5 m ● = jabon; ▲= sengon; X= suren; ■ = jati Jarak tanam pada plot monokultur yang lebih rapat meningkatkan kompetisi antar tanaman terhadap unsur hara. Hal ini menyebabkan pertumbuhan tanaman pada plot monokultur lebih lambat dibandingkan dengan plot campuran. Pengaturan jarak tanam pada plot monokultur dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Pola tanam plot monokultur dengan jarak tanam 3 x 2 m ● = jabon Selain itu kondisi tanah pada plot monokultur yang tergolong tanah berbatu dapat menjadi salah satu faktor yang membuat pertumbuhan diameter, tinggi, dan panjang tajuk lebih kecil. Akar akan lebih sulit melakukan penetrasi pada tanah berbatu sehingga perolehan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kurang optimal. Perkembangan akar sangat erat kaitannya dengan perkembangan tajuk. Menurut konsep fisiologi, pertumbuhan akar didasarkan atas keseimbangan morfogenetik antara akar dan tajuk tanaman. Dengan kata lain bahwa semakin panjang dan banyaknya jumlah akar mengakibatkan pertumbuhan tajuk menjadi lebih baik Suryanto et al. 2005. Panjang akar pada plot campuran lebih panjang daripada plot monokultur. Hal ini berpengaruh pada pertumbuhan tajuk dimana tajuk pada plot campuran juga lebih panjang daripada plot monokulutur Gambar 5 dan Gambar 6. Gambar 5 Kondisi plot campuran Gambar 6 Kondisi plot monokultur Ukuran tajuk merupakan komponen penting dalam pertumbuhan dan terdapat hubungan yang erat antara ukuran tajuk dengan potensi pertumbuhan pohon. Tajuk pohon yang luas akan memperbesar proses fotosintesis yang terjadi pada pohon sehingga pertumbuhannya juga semakin cepat Raharjo 2008. Hal ini terlihat pada plot campuran yang memiliki tajuk yang lebih lebar dari pada plot monokultur memiliki pertumbuhan diameter dan tinggi yang lebih besar pula.

5.5 Rekomendasi Tanaman Semusim yang Cocok Ditanam di Bawah