Semiotik sosial, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda
barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin.
9
Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif
yang melandasi kebenarannya.
10
Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam pengertian secara umum serta denotasi dan konotasi yang dimengerti oleh
Barthes. Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai makna harfiah, makna yang “sesungguhnya,”. Akan tetapi, di dalam
semiologi Roland Barthes dan para pengikutnya, denotasi merupakan sistem signifikansi tingkat pertama, sementara konotasi merupakan tingkat
kedua.
11
Denotasi adalah makna pada apa yang kita lihat dan pada kenyataannya sama. Denotasi juga bisa dibilang sebagai fenomena yang
tampak dengan panca indera. Sedangkan, konotasi adalah makna-makna yang bukan sebenarnya, tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti
artinya terbuka terhadap berbagai kemungkinan, konotasi dapat menghasilkan makna lapis kedua dengan berbagai aspek psikologis seperti
perasaan, emosi atau keyakinan yang bersifat implisit, tersembunyi yang disebut makna konotatif.
12
Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain denotasi adalah apa yang
9
Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69
10
Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69
11
Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 70
12
Yasraf Amir Piliang, Semiotika dan Hipersemiotika: Kode , Gaya dan Matinya Makna, Bandung: Matahari, 2010, h. 304.
digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan makna konotasi adalah bagaimana cara menggambarkanya.
13
Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos myth. Dalam pemahaman Barthes, mitos
merupakan pengkodean makna dan nilai-nilai sosial yang dianggap alamiah.
14
Menurut Barthes mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala
alam. Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi.
15
Sebuah mitos dapat menjadi sebuah ideologi atau sebuah paradigma ketika sudah berakar lama, digunakan sebagai acuan hidup dan
menyentuh ranah norma sosial yang berlaku di masyarakat.
16