Jenis-Jenis Konflik Sosial Konflik Sosial

warga-warga mayoritas Sudan dan Kenya yang menjadi korban konflik. Pada negara Kenya, konflik yang terjadi berawal dari pemilu Presiden 2007 yang dimenangkan kandidat dari suku Kikiyu yang merupakan suku terbesar di Kenya, dan akhirnya menjadi konflik antaretnis antara suku luo dan suku kikiyu. Lalu di Sudan konflik antaretnis juga terjadi antara Sudan Selatan yang beragama nasrani dan ras kulit hitam sedangkan Sudan Utara yang beragama Islam merupakan ras Arab. Konflik terjadi akibat ketidakadilan dalam pemerintahan pusat, terhadap hak-hak warga di Sudan Selatan. Sedangkan di Afganistan yang terjadi adalah konflik antaragama dan antarnegara dimana negara Uni Soviet mencoba untuk menguasai wilayah Afghanistan melalui pengaruh komunis yang akhirnya menyebabkan pemberontakan oleh kelompok Mujahidin dan berkembang menjadi perang sipil antara kelompok Mujahidin dan kelompok Taliban.

D. Kepedulian Sosial

1. Pengertian Kepedulian Sosial

Peduli adalah sebuah terminologi seberapa empati kita memikirkan kebutuhan orang lain dengan sumber daya yang kita miliki. 30 Sedangkan pengertian kepedulian adalah deskripsi kasih sayang seseorang yang muncul akibat adanya rasa ketidaktegaan melihat keadaan atau ketimpangan yang ada. Ada dorongan dalam diri untuk membantu orang 30 Hendrik Lim, Bridging The Gap of Perfomance: Meniti Perjalana Penuh Makna untuk Terobosan Bisnis, Karier, dan Hidup, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009, h. 55. lain yang sedang mengalami kesulitan. Kepedulian seseungguhnya merupakan ungkapan ketulusan atau pengorbanan tanpa pamrih. 31 Jadi dapat diartikan bahwa kepeduliann sosial adalah sikap yang memperhatikan kehidupan bersama. Adapun sikap kepedulian yang dimaksud yaitu yang meliputi: a. kepekaan terhadap keadaan orang lain b. partisipasi dalam melakukan perubahan yang positif c. menolong tanpa pamrih d. toleransi e. empati terhadap penderitaan orang lain. 32

2. Jenis-jenis Kepedulian Sosial

Kepedulian sosial dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Kepedulian yang berlangsung saat suka maupun duka. Kepedulian sosial merupakan keterlibatan pihak yang satu kepada pihak yang lain dalam turut merasakan apa yang sedang dirasakan atau dialami oleh orang lain. b. Kepedulian pribadi dan bersama. Kepedulian bersifat pribadi dapat dilakukan sendiri atau bersama keluarga. Kesempatan untuk aksi semacam ini ada banyak disekitar kita. Ada kalanya kepedulian social dilakukan dalam bentuk 31 Sumartono, Komunikasi Kasih Sayang, cet. ke-1, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004, h. 11. 32 Bambang Ruksmano, dkk. Pendidikan Budi Pekerti: Membangun Karakter dan Kepribadian Anak, cet. ke-1, Jaarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2008, h. 42. kepedulian bersama. Cara ini terutama penting apabila bantuan yang dibutuhkan cukup besar atau berlangsung secara berkelanjutan. c. Kepedulian yang sering lebih mendesak. Kepedulian akan kepentingan bersama merupakan hal yang sering mendesak untuk kita lakukan. Caranya dengan melakukan sesuatu atau justru menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu demi kepentingan bersama. 33

3. Sumber Kepedulian Sosial

Sumber kepedulian sosial berasal dari dua sumber, yakni:

a. Bersumber dari cinta

Kepedulian sosial muncul dari kepekaan hati untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah empati, yang dapat diartikan sebagai kesanggupan untuk memahami dan merasakan perasaan-perasaan orang lain seolah-olah itu perasaan diri sendiri.

b. Tidak karena macam-macam alasan

Ada beberapa alasan seseorang mengulurkan tangannya kepada orang lain. Ada alasan politik, demi meraih simpati orang, motif mendapatkan pengaruh, supaya dilihat dan dikagumi orang, dan sebagainya. Hal-hal itu bisa saja terjadi, dan tidak selalu buruk. Namun, Kepedulian sosial yang kita kembangkan adalah kepedulian 33 Antonius Atosokhi, Relasi Dengan Sesama, cet. ke-3, Jakarta: Gramedia, 2005, h. 267- 273. yang timbul dari hati yang terbuka mau berbagi untuk sesamanya tanpa didorong atau disertai oleh alasan-alasan tadi. 34 34 Atosokhi, Relasi Dengan Sesama, h. 273-277.