Profil Sutradara GAMBARAN UMUM FILM
mengangkat kisahnya tersebut. Menurut Poppe, ia merubah dirinya menjadi seorang wanita untuk menegaskan dan membuat topik cerita lebih penting dan
mudah bagi penonton memahaminya. Penonton akan sulit melihat dan menerimanya hanya karena ia adalah seorang ibu yang memiliki pekerjaan berat
dan memiliki dua orang anak yang masih kecil.
2
Poppe mengatakan: “The female perspective in our story is all about how a woman photographer
in particular is better able to portray the totality of war. She is in the same place men are, and is covering the same situations, but in the Muslim world
she also had access to areas from which male journalists are excluded.
3
Artinya: “Perspektif perempuan dalam cerita kita semua tentang bagaimana fotografer perempuan secara khusus lebih mampu menggambarkan
keseluruhan perang. Dia berada di tempat yang sama dengan laki-laki, dan meliput keadaan yang sama, tetapi dalam dunia Muslim perempuan memiliki
akses ke daerah-daerah dimana laki-laki tidak diperbolehkan.” Jadi menurutnya jurnalis wanita memiliki akses lebih dalam peliputan di
daerah perang terutama dalam dunia Muslim dimana jurnalis laki-laki tidak diperkenankan untuk meliput.
Adapun penelitian dari penelitian ini ditemukan lima scene yang menunjukkan kepedulian terhadap konflik sosial yang diantaranya:
a. Memberitahu adanya ancaman bom b. Menolong para korban bom bunuh diri
c. Mengenang para korban konflik d. Perjuangan menerbitkan berita konflik di media
e. Memberikan bantuan keamanan di Kenya
2
Pape, “The HeyUGuys Interview: “It’s almost from my diary” – Erik Poppe on A Thousand Times Good Night”.
3
Risky, “Menjadi Fotografer Konflik”, artkel diakses pada 1 Agustus 2016 dari http:www.terlalurisky.com201501ketika-fotografer-konflik-menghadapi.html
Dari kelima scene yang ditemukan tersebut akan di analisis berdasarkan model analisis semiotikan Roland Barthes yang ditinjau dari denotasi, konotasi
dan mitos.