R-square menunjukkan keragaman Y yang dapat dijelaskan oleh peubah X. Pada persamaan regresi ini, peubah X menunjukkan DBH dan peubah Y
menunjukkan kandungan karbonnya. Hal ini menunjukkan bahwa 96,60 dari kandungan karbon tersimpan pada suatu pohon dapat dijelaskan oleh DBH dari
pohon tersebut.
5.2.2 Karbon tersimpan pada serasah
Menurut Hairiah
et al. 2011, serasah meliputi bagian tanaman yang telah
gugur berupa daun dan ranting-ranting yang terletak di permukaan tanah. Biomassa serasah memberikan sumbangan yang relatif kecil dibandingkan dengan
pohon. Hal ini disebabkan ukuran bentuk dan berat serasah jauh lebih kecil dibandingkan dengan pohon. Karbon tersimpan pada serasah dapat dilihat pada
Tabel 7. Tabel 7 Karbon tersimpan pada serasah
Plot Bagian tanama
n Berat kering
daun kg C tersimpan
pada daun kg Berat kering
ranting kg C tersimpan pada
ranting kg a. Lahan pasca terbakar
1 Serasah 0,08
0,02 0,05 0,02
2 Serasah 0,28
0,08 0,14 0,04
3 Serasah 0,11
0,03 0,09 0,03
4 Serasah 0,02
0,01 0,13 0,04
5 Serasah 0,10
0,03 0,14 0,04
Total kg 0,60
0,18 0,54 0,16
Total tonha 0,30
0,09 0,27 0,08
b. Lahan tidak terbakar 1 Serasah
0,32 0,09
0,52 0,16 2 Serasah
0,28 0,08
0,17 0,05 3 Serasah
0,18 0,05
0,04 0,01 4 Serasah
0,21 0,06
0,17 0,05 5 Serasah
0,38 0,11
0,21 0,06 Total kg
1,36 0,41
1,11 0,33 Total tonha
0,68 0,20
0,56 0,17
Tabel 7 menunjukkan bahwa kandungan karbon serasah daun lebih tinggi dibandingkan dengan serasah ranting baik pada lahan pasca terbakar maupun pada
lahan tidak terbakar. Hal ini disebabkan berat kering pada serasah daun lebih tinggi dibandingkan dengan berat kering pada serasah ranting, sehingga
mempengaruhi besarnya biomassa dan kandungan karbon tersimpan baik pada daun maupun ranting. Menurut Nilamsari 2000, serasah daun lebih sering gugur
dibandingkan dengan serasah lain karena bentuk daun yang lebar dan tipis sehingga mudah digugurkan.
Berdasarkan lokasi, kandungan karbon baik pada serasah daun maupun serasah ranting pada lahan tidak terbakar lebih tinggi dibandingkan dengan lahan
pasca terbakar. Menurut Tresnawan 2002 dalam Novita 2010, adanya variasi produksi serasah dipengaruhi oleh faktor kompetisi cahaya dan kerapatan tajuk.
Adanya celah yang disebabkan oleh kebakaran akan mempercepat cahaya matahari ke lantai hutan yang merangsang kegiatan metabolisme dekomposer
untuk mempercepat perombakan bahan organik menjadi CO
2
, sehingga menyebabkan kandungan serasah pada lahan pasca terbakar lebih sedikit
dibandingakan dengan lahan tidak terbakar. Hal ini akan mempengaruhi besarnya biomassa dan kandungan karbon tersimpan pada kedua lokasi tersebut.
5.2.3 Karbon tersimpan pada vegetasi tingkat tumbuhan bawah