BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Karbon tersimpan di atas permukaan tanah di areal reklamasi PT Bukit
Asam, Tanjung Enim, Sumatera Selatan adalah 21,79 tonha pada lahan
pasca terbakar dan 95,34 tonha pada lahan tidak terbakar.
2. Pendugaan karbon di areal reklamasi PT Bukit Asam, Tanjung Enim,
Sumatera Selatan, baik pada lahan pasca tebakar maupun tidak terbakar lebih baik menggunakan parameter diameter dibandingkan menggunakan
parameter tinggi. Karbon tersimpan dapat diduga dengan persamaan C = 4,31 - 3,023 DBH + 0,4118 DBH
2
. 3. Kebakaran
berpengaruh terhadap
kandungan karbon tersimpan pada atas permukaan tanah di lahan pasca terbakar. Penurunan karbon tersimpan
sebesar 77,14.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penyempurnaan mengenai penelitian ini adalah kebakaran hutan memiliki pengaruh terhadap potensi simpanan karbon
yaitu dapat mengurangi karbon tersimpan pada permukaan tanah, sehingga pentingnya dilakukan tindakan pengendalian kebakaran hutan.
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 2012. Wood density. [terhubung berkala]. www.worldagroforestry.org [14 September 2012].
[PTBA] Perseroan Terbatas Bukit Asam. 2004. ANDAL PTBA. Palembang: PT Bukit Asam
[PTBA] Perseroan Terbatas Bukit Asam. 2011. Profil PT Bukit Asam. [terhubung berkala]. www.ptba.co.id [16 September 2012].
[PTBA] Perseroan Terbatas Bukit Asam. 2011. Lokasi PT Bukit Asam. [terhubung berkala]. http:ptba.co.ididaboutlocation [16 September
2012]. [SNI] Standar Nasional Indonesia No 7724. 2011. Pengukuran dan penghitungan
cadangan karbon-Pengukuran lapangan untuk penaksiran cadangan karbon hutan ground based forest carbon accounting. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional.
Adinugroho WC, Syahbani I, Rengku MT, Arifin Z, Mukhaidil. 2006. Teknik Estimasi Kandungan Karbon Hutan Sekunder Bekas Kebakaran
19971998 di PT Inhutani I, Batu Ampat, KALTM. Samboja: Loka
Penelitian dan Pengembangan Satwa Primata. Arrijani, Setiadi D, Guhardja E, Qayim I. 2006. Analisis vegetasi hulu DAS
Cianjur Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Biodiversitas 72:147- 153.
Hairiah K, Rahayu S. 2007. Pengukuran ‘Karbon Tersimpan’ di Berbagai Macam Penggunaan Lahan.
Bogor: World Agroforestry Centre. Hairiah K, Ekadinata A, Sari RR, Rahayu S. 2011. Pengukuran Cadangan
Karbon dari Tingkat Lahan ke Bentang Lahan. Bogor: World
Agroforestry Centre. Hanafiah KA. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Hardjowigeno S. 1995. Ilmu Tanah Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Akademika.
Irawan DJ. 2009. Pendugaan kandungan karbon pada tegakan jati Tectona
grandis tidak terbakar dan pasca kebakaran permukaan di KPH Malang,
Perum Perhutani Unit II Jawa Timur [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Lubis RS. 2011. Pendugaan korelasi antara karakteristik tanah terhadap cadangan karbon carbon stock pada hutan sekunder [skripsi]. Bogor: Institut
Pertanian Bogor. Manuri S, Putra CAS, Saputra AD. 2011. Pengukuran dan Penghitungan Karbon
Hutan . Palembang: Merang REDD Pilot Project, German International
Cooperation-GIZ. Masripatin N, Ginoga K, Pari G, Dharmawan WS, Siregar CA, Wibowo A,
Puspasari D, Utomo AS, Sakuntaladewi N, Lugina M. 2011. Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tanaman di Indonesia
. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan
Kebijakan. Nilamsari D. 2000. Produktivitas, penghancuran, dan kandungan hara serasah
pada tegakan pinus Pinus merkusii, puspa Schima wallichii dan agathis Agathis loranthifolia di DAS Cipereu hutan pendidikan Gunung Walat,
Sukabumi [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Novita. 2010. Potensi karbon terikat di atas permukaan tanah pada hutan ambut bekas tebangan di Merang Sumatera Selatan [tesis]. Bogor: Institut
Pertanian Bogor. Nuryawan. 2008. Determinasi berat jenis zat kayu [skripsi]. Sumatera Utara:
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Pangaribuan HPO. 2003. Studi ekosistem api pada tegakan Pinus merkusii Jungh
et de Vriese di Aek Nauli, Sumatera Utara [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Putra EI, Mulyana D, Saharjo BH, Syaufina L, Purnama ES, Wardana, Sari S, Supriatna AH, Rifai IA, Willujeng CU. 2012. Penghitungan Biomassa
dalam Penyerapan CO
2
di Areal Reklamasi PT Bukit Asam Persero Tbk. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Sandika AMP. 2008. Suksesi vegetasi pada areal bekas tambang timah di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung [skripsi].
Bogor: Institut Pertanian Bogor. Setiyono D. 2004. Dampak kebakaran vegetasi terhadap sifat kimia tanah studi
kasus di areal hutan tanaman Gunung Salak, Parangkuda, Sukabumi, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Sitorus SRP, Haridjaja O, Brata KR. 1980. Penuntun Praktikum Fisika Tanah. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Sugirahayu L. 2011. Perbandingan simpanan karbon pada beberapa penutupan lahan di kabupaten paser, Kalimantan Timur berdasarkan sifat fisik dan
sifat kimia tanahnya [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sumanagara DA, Widjajanto H. 2010. Masalah dan solusi yang dihadapi BUMN
pertambangan di era otonomi daerah. Di dalam: Hardinsyah, Fuah AM, editor. Prosiding Seminar Sosialisasi Peranan dan Kedudukan BUMN
dalam Kerangka Otonomi Daerah ; Bogor, 25 Des 2005. Bogor: Institut
Pertanian Bogor. hlm 14-27. Sutaryo D. 2009. Perhitungan Biomassa. Bogor: Wetlands International Indonesia
Programme. Syaufina L. 2008. Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia. Bogor: Bayumedia
Publishing. Wasis B. 2006. Perbandingan kulaitas tempat tumbuh antara daur pertama
dengan daur kedua pada hutan tanaman Acacia mangium Willd [disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data persen C-organik yang digunakan dalam penelitian Putra et al.
2012
Jenis C-organik Acacia mangium
43,37 Acacia auriculiformis
44,90 Melaleuca cajuputi
39,51 Falcataria moluccana
39,66 Peronema canescens
39,75 Lagerstroemia speciosa
46,91 Bridelia ovata
40,59 Microcos tomentosa
37,58 Gmelina arborea
51,46
Lampiran 2 Persamaan regresi berdasarkan parameter diameter pada keseluruhan lokasi
2.1 Persamaan regresi C = -0,542 – 1,859 DBH + 0,3570 DBH
2
, dengan R-square sebesar 93,4. 2.2 Analisis ragam
Derajat bebasdb
Jumlah kuadrat JK
Kuadrat tengah KT
F-hitung Nilai p
Regresi 2
6777991 3388995
1537,54 0,000
Sisaan 217
478304 2204
Total 219 7256295
2.3 Uji t
Derajat bebasdb Jumlah kuadrat JK
F-hitung Nilai p
Linier 1 5998667 1039,82
0,000 kuadratik
1 779323
353,57 0,000
Jika nilai p 0,05 α = 5, maka berpengaruh nyata
Lampiran 3 Persamaan regresi berdasarkan parameter tinggi pada keseluruhan lokasi
3.1 Persamaan regresi C = 43,36 – 16,39 T + 1,493 T
2
, dengan R-square sebesar 60,5. 3.2 Analisis ragam
Derajat bebasdb
Jumlah kuadrat JK
Kuadrat tengah KT
F-hitung Nilai p
Regresi 2
4389797 2194899
166,16 0,000
Sisaan 217
2866497 13210
Total 219 7256295
3.3 Uji t
Derajat bebasdb Jumlah kuadrat JK
F-hitung Nilai p
Linier 1 3936574
258,51 0,000
kuadratik 1
453223 34,31
0,000 Jika nilai p 0,05
α = 5, maka berpengaruh nyata
Lampiran 4 Persamaan regresi berdasarkan parameter diameter di lahan pasca terbakar
4.1 Persamaan regresi C = -0,276 – 0,8035 DBH + 0,2360 DBH
2
, dengan R-square sebesar 95,3. 4.2 Analisis ragam
Derajat bebasdb
Jumlah kuadrat JK
Kuadrat tengah KT
F-hitung Nilai p
Regresi 2
874985 437493
1137,33 0,000
Sisaan 113
43467 385
Total 115 918452
4.3 Uji t