Sejarah dan cadangan batubara .1 Sejarah PTBA
kelengkeng Nephelium longanum dan lain-lain. Jenis-jenis tanaman yang dikembangkan di persemaian PTBA Gambar 2a antara lain johar, sengon, kayu
putih, merbau Intsia bijuga, karet Hevea brasiliensis, gmelina Gmelina arborea
, angsana Pterocarpus indicus, tembesu Fragraea fragrans, beringin Ficus benjamina, glodokan Polyalthea longifolia, dan sengon buto
Enterolobium cyclocarpum. Perbanyakan tanaman beringin, glodokan, dan tembesu dilakukan dengan teknik stek pucuk, sedangkan untuk teknik
perbanyakan jenis johar, angsana,sengon, sengon buto, merbau, gmelina, dan kayu putih dilakukan secara generatif biji.
Media yang digunakan di bedeng tabur adalah campuran pasir dan arang sekam dengan perbandingan 2:1. Media yang digunakan di dalam polibag adalah
campuran tanah top soil, kompos, dan pasir dengan perbandingan 3:1:1. Selain melalui stek, biji, dan pembelian dari supplier, pengadaan bibit di PTBA juga
dilakukan dengan cara kultur jaringan Gambar 2b. Kultur jaringan perusahaan ini mulai dikembangkan tahun 2010. Pengadaan bibit melalui kultur jaringan
dikhususkan untuk jenis-jenis tertentu yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti jati Tectona grandis, manggis Garcinia mangostana dan gaharu Aquilaria
malaccensis PTBA 2004.
Gambar 2 a Jenis-jenis tanaman yang dikembangkan di persemaian PTBA dan b proses pengadaan bibit dengan cara kultur jaringan
3.5 Sejarah dan cadangan batubara 3.5.1 Sejarah PTBA
Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka
a b
open pit mining di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya Gambar 3a. Pada tahun 1923 mulai beroperasi dengan metode penambangan
bawah tanah underground mining hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian
mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam PN TABA. Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan
Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam Persero, yang selanjutnya disebut Perseroan. Pada tahun 1990, Pemerintah menetapkan
penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan, dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batubara di Indonesia. Pada 23 Desember
2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”. Kantor PTBA dapat dilihat pada Gambar 3b.
Gambar 3 a Penambangan terbuka di Tambang Air Laya dan b kantor PTBA 3.5.2 Cadangan batubara
Perseroan memegang hak Izin Usaha Pertambangan IUP Operasi Produksi
sebagai berikut: Tambang batubara Tanjung Enim seluas 66.414 ha yang meliputi Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Selain itu,
Perseroan juga memegang hak IUP di lokasi Peranap, Indragiri Hulu Riau dengan nomor keputusan 09IUP545-02 IV2010, 27 Apr 2010 seluas 18.230 ha dan di
lokasi kecamatan Palaran, kota madya Samarinda melalui anak perusahaan PT International Prima Coal dengan nomor keputusan 454375HK-KSVII2010, 19
Jul 2010 seluas 3.238 ha. Pada bulan Desember 2008, total sumber daya batubara resources Perseroan mencapai 7,3 miliar ton yang tersebar di seluruh kegiatan
pertambangan KP tersebut di atas PTBA 2011.
a b