III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Situ Rawa Besar yang terletak di Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.
Pengambilan contoh makroozoobenthos, sampel air dasar dan sedimen dilakukan selama 2 periode yaitu pada tanggal 19 April 2008 dan 20 April 2008. Pada
tanggal 19 April 2008 dilakukan pengambilan contoh makrozoobenthos, sampel air dasar, dan sedimen di stasiun I, stasiun II dan stasiun III bagian utara,
sedangkan pengambilan contoh makroozoobenthos, sampel air dasar dan sedimen di stasiun IV, stasiun V, stasiun VI, dan stasiun VII bagian selatan dilakukan
pada tanggal 20 April 2008. Peta lokasi dan stasiun pengambilan contoh di Perairan Situ Rawa Besar dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Peta lokasi dan stasiun pengambilan contoh di perairan Situ Rawa Besar Jakprom, 2004
3.2. Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan selama pengamatan yaitu Petersen Grab 20x20 cm, cool box, kantong plastik, spidol permanen, saringan halus dengan diameter
pori 500 µm, bak besar, ember, gayung, baki, pinset, botol film, botol plastik 250 ml, mikroskop stereo, kertas label, data sheet, buku identifikasi, Van Dorn Water
Sampler, secchi disk, tongkat berskala, termometer, pH stick, botol BOD, derigen, pipet, gelas ukur, erlenmeyer, oven, gelas piala, pengayak, pinggan alumunium,
penangas air, eksikator, stopwatch, labu ukur, dan kertas filter. Bahan yang digunakan diantaranya adalah larutan formalin 4, larutan
pewarna rose bengal, sulfamic acid, MnSO
4
, NaOH+KI, H
2
SO
4
, NaOH, Na- thiosulfat, amilum, H
2
O
3
hidrogen peroksida, larutan asam klorida HCl, kalium dikromat K
2
Cr
2
O
7
, dan larutan standar glukosa.
3.3. Penentuan stasiun pengambilan contoh
Stasiun pengamatan terdiri dari VII stasiun yang ditentukan berdasarkan perbedaan lingkungan sekitar situ mulai dari outlet bagian utara sampai ke inlet
bagian selatan, dimana tiap stasiun dibagi atas 3 substasiun pinggir-tengah- pinggir.
Stasiun I merupakan stasiun yang mewakili daerah outlet. Stasiun II merupakan stasiun yang mewakili daerah keramba jaring apung yang dekat
dengan outlet. Stasiun III merupakan stasiun yang mewakili daerah kosong yang dekat dengan sarana penyeberangan. Stasiun IV merupakan stasiun yang mewakili
daerah yang ditumbuhi oleh sebagian besar tumbuhan air gulma berupa eceng gondok dan kangkung. Stasiun V merupakan stasiun yang mewakili daerah
perairan kosong yang dekat dengan pembuangan limbah dari pabrik roti. Stasiun VI merupakan stasiun yang mewakili daerah keramba jaring apung yang dekat
dengan pembuangan limbah dari pabrik tahu. Stasiun VII merupakan stasiun yang mewakili daerah inlet.
3.4. Teknik pengambilan dan penanganan contoh