Makrozoobenthos sebagai indikator kualitas lingkungan perairan

Struktur dan komposisi komunitas akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan musim maupun dengan berjalannya waktu. Adapun lima karakteristik struktur komunitas menurut Krebs 1978 dalam Odum 1993, yaitu keanekaragaman, dominansi, bentuk dan sruktur pertumbuhan, kelimpahan relatif serta struktur trofik. Odum 1993 menyatakan bahwa baik buruknya kondisi suatu ekosistem tidak dapat ditentukan hanya dari hubungan kenekaragaman dan kestabilan komunitasnya. Suatu ekosistem yang dikatakan stabil dapat saja memiliki keanekaragaman yang rendah atau tinggi, tergantung pada perubahan lingkungan daerah tersebut. Namun pada kenyataannya, ekosistem yang wajar dicirikan oleh keanekaragaman komunitas yang tinggi, tidak ada dominansi spesies serta jumlah individu tiap spesies terbagi secara merata. Keanekaragaman yang tinggi dari suatu ekosistem yang seimbang akan memberikan timbal balik atau peranan yang besar untuk menjaga keseimbangan terhadap kejadian yang merusak ekosistem. Oleh karena itu, setiap masukan yang berlebihan buangan sampah dan limbah yang tidak selalu hanya terdiri dari unsur hara tetapi terdapat pula senyawa beracun di dalamnya tetap akan berpengaruh buruk terhadap kehidupan organisme makrozoobenthos. Menurut Sinaga dkk 1986, pengaruh buruk tersebut berupa mengecilnya keanekaragaman organisme makrozoobenthos. Dengan kata lain, perubahan-perubahan kualitas air sangat mempengaruhi kehidupan makrozoobenthos, baik komposisi maupun besar populasinya Wilhm, 1975.

2.4. Makrozoobenthos sebagai indikator kualitas lingkungan perairan

Dalam mengkaji kondisi perairan, selain ikan, penggunaan struktur komunitas avertebrata seperti makrozoobenthos untuk menggambarkan kondisi ekosistem akuatik yang terintegrasi sudah mulai berkembang. Untuk dapat menduga kualitas perairan secara tepat melalui penggunaan komunitas biota perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Keberadaan atau ketiadaan organisme harus lebih merupakan fungsi kualitas air daripada faktor ekologis. 2. Metode yang digunakan harus diyakini dapat menduga kualitas air sehingga dapat diperbandingkan. 3. Pendugaan harus terkait dengan kualitas air untuk jangka waktu yang cukup lama, bukan hanya pada saat sampling. 4. Perlu diperhatikan bahwa pendugaan harus lebih dikaitkan dengan tujuan sampling. 5. Sampling, penyortiran, identifikasi dan pengolahan data harus dilakukan secara baik dan benar. Tim Peneliti Dosen Muda 1991 menyatakan bahwa peran makrozoobenthos dalam kesinambungan dinamis ekosistem perairan sangat penting karena merupakan salah satu mata rantai makanan. Selain itu, keberadaan makrozoobenthos juga menunjukkan keadaan lingkungan dimana komunitas tersebut berada yang selanjutnya dapat digunakan sebagai indikator pencemaran suatu lingkungan perairan. Adapun beberapa pertimbangan penting yang perlu diperhatikan dalam membicarakan indikator-indikator ekologi, yaitu Odum, 1993 : a. Pada umumnya jenis ‘steno’ merupakan indikator yang lebih baik daripada jenis ‘eury’. b. Jenis besar biasanya merupakan indikator yang lebih baik daripada jenis kecil karena biomassa atau standing crop yang lebih besar dan lebih mantap dapat ditunjang dengan arus energi tertentu. c. Sebelum meyakini satu jenis tunggal atau golongan jenis sebagai indikator, diperlukan banyak bukti lapangan dimana bukti-bukti tersebut adalah faktor yang bersangkutan dan membatasi. d. Banyak hubungan diantara jenis, populasi dan seluruh komunitas sering kali memberikan indikator yang lebih dapat dipercaya daripada satu jenis tunggal karena integrasi keadaan yang lebih baik dicerminkan oleh keseluruhan daripada sebagian. Brinkhurst dkk 2002 mengelompokkan tiga pendekatan yang berkembang dalam pendugaan kualitas perairan , yaitu : Sistem yang dikenal dengan sebutan ‘eutrofik ‘ kaya akan unsur hara dan ‘oligotrofik’ miskin akan unsur hara yang dicetuskan oleh Naumann, dimana menggambarkan kuantitas dari keberadaan unsur hara di perairan. Akan tetapi sistem tersebut tidak sesuai dengan hewan benthos karena ketersediaan unsur hara ini terutama nitrogen, fosfor, dan kalsium erat kaitannya dengan kuantitas produksi fitoplankton di suatu perairan. 1. Sistem saprobik yang dicetuskan oleh Kolkwitz dan Morson. Sistem ini didasarkan pada perbedaan zona perairan yang mengalami peningkatan bahan organik yang masing-masing dicirikan oleh kemunculan tumbuhan atau hewan yang spesifik. Banyak ilmuwan yang melengkapi sistem saprobik ini dengan versi modern melalui pengamatan terhadap keberadaan avertebrata berukuran makro yang tinggal di dasar perairan makrozoobenthos. 2. Studi mengenai susunan lanjutan danau dan banyak ilmuwan menggunakan sistem penamaan ‘standar trofik’ untuk menggambarkan zonasi danau berdasarkan kemiringannya. Studi ini berkembang untuk mengetahui hewan benthos dengan asumsi ada atau tidaknya organisme benthos dikaitkan dengan kondisi fisika-kimia perairan dan produksi alga di zona fotik. 3. Indikator biologis dapat mencakup berbagai kelompok organisme mikro bakteri, jamur, mikroalga, protozoa ataupun organisme makro makrofita, serangga, moluska, cacing, ikan. Beberapa alasan makrozoobenthos sering digunakan sebagai bioindikator pencemaran di suatu lingkungan perairan sebagai berikut Mason, 1981: a. Prosedur samplingnya relatif sudah berkembang dimana telah tersedia kunci identifikasi untuk sebagian besar kelompok biota. b. Hidup menetap sesil dan mobilitasnya rendah sehingga dapat digunakan untuk menduga kualitas suatu perairan dimana komunitas organisme tersebut berada. c. Organisme ini mudah ditangkap dan dianalisis. Pada dasarnya, jika limbah organik dibuang ke suatu badan perairan, maka akan timbul serangkaian peristiwa seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini menciptakan kondisi lingkungan yang berbeda dan menghasilkan komunitas akuatik yang berubah secara suksesif di perairan tersebut. Struktur komunitas makrozoobenthos dalam kondisi perairan tertentu disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Struktur komunitas makrozoobenthos dalam kondisi perairan tertentu Wilhm, 1975 Kondisi Perairan Penjelasan Tidak tercemar Komunitas makrozoobenthos yang seimbang dengan beberapa spesies intoleran hidup dengan diselingi populasi fakultatif, tidak ada 1 spesies yang mendominasi. Tercemar sedang Penghilangan sejumlah jenis intoleran dan beberapa fakultatif, serta 1 atau 2 spesies toleran mulai mendominasi. Tercemar Komunitas makrozoobenthos dengan jumlah yang terbatas yang diikuti oleh penghilangan dari kelompok intoleran dan fakultatif. Kelompok toleran mulai berlimpah merupakan tanda perairan tercemar bahan organik. Tercemar berat Penghilangan hampir seluruh hewan makroinvertebrata, kemudian diganti oleh cacing Oligochaeta dan organisme yang mampu bernapas ke udara.

2.5. Parameter fisika dan kimia yang mempengaruhi keberadaan