Sedimen 1. Ukuran partikel sedimen
Tabel 9. Perbandingan kepadatan makrozoobenthos
Stasiun pada
pengamatan 2003
Stasiun pada
pengamatan 2008
Jenis makrozoobenthos,
kepadatan indm2 Jenis makrozoobenthos, kepadatan indm2
Hidup Mati
I I
Ophidonais sp., 82; Lumbricullus sp., 63;
Branchiura sp., 4; larva Limnophora, 130;
pupaDiptera,426; Melanoides sp., 56
Branchiura sp., 6; Melanoides sp., 148;
Brotia sp., 38; Bellamya sp., 8;
Salinator sp., 1; Gyraulus sp., 1;
Pomacea sp. 1 -
II -
- Melanoides sp., 2;
Pomacea sp., 1
II III
Ophidonais sp., 86; Lumbricullus sp., 700;
Branchiura sp., 4; larva Limnophora, 86;
pupa Diptera, 693; Melanoides sp., 82;
Gyraulus sp., 4; larva Insekta, 8
Branchiura sp., 3; Unidentified
Lumbriculidae 6 Melanoides sp., 1;
Bellamya sp. 1; Pomacea sp., 1
- IV
- Branchiura sp., 3
Bellamya sp., 1; Salinator sp., 1;
Pomacea sp., 1
III V
Ophidonais sp., 152; Lumbricullus sp., 385;
Branchiura sp., 8; larva Limnophora, 15;
pupa Diptera, 467; Melanoides sp., 41;
Gyraulus sp., 8; Brotia sp., 37
Pomacea sp., 1
IV VI
Lumbricullus sp., 4; Branchiura sp., 8;larva
Limnophora, 8; pupa Diptera, 5
Unidentified Lumbriculidae, 6
Pomacea sp., 1
V VII
Ophidonais sp., 5; Lumbricullus sp., 4;
larva Limnophora, 59; pupa Diptera, 49;
Melanoides sp., 4; larva Insekta, 4
Branchiura sp., 6 Melanoides sp., 4;
Bellamya sp., 1; Pomacea sp., 1
Keterangan : Retnowati, 2003
Penelitian ini
4.3. Sedimen 4.3.1. Ukuran partikel sedimen
Ukuran partikel sedimen grain size merupakan faktor utama yang secara langsung menentukan kondisi spasial dan struktural habitat makrozoobenthos.
Jenis sedimen perairan akan menentukan penyebaran jenis hewan benthos yang
hidup di perairan tersebut. Adanya perbedaan ukuran partikel sedimen grain size
menentukan tekstur sedimen tersebut. Kurva distribusi ukuran partikel sedimen grain size dapat dilihat pada Gambar 4.
Substasiun 1
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
-1 1
2 3
4 5
6 8
10
φ
C u
m u
la ti
v e
f ra
c ti
o n
Substasiun 2
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
-1 1
2 3
4 5
6 8
10
φ
C u
mu la
tiv e
f ra
c tio
n
Substasiun 3
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 4
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
mu la
tiv e
f ra
c tio
n
Substasiun 6
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 5
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 7
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 8
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 9
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Stasiun 10
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
Cu m
u la
tiv e
f ra
c tio
n
Substasiun 16
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 15
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ C
u m
u la
tiv e
f ra
c tio
n
Substasiun 14
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 13
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 12
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 11
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 18
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 17
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 19
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 20
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Substasiun 21
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
8 10
φ
C u
m u
la tiv
e f
ra c
tio n
Gambar 4. Kurva phi scale fraksi ukuran partikel sedimen pada perairan Situ Rawa Besar
Dari grafik pada Gambar 4, tidak terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara karakteristik jenis substrat di substasiun 1 dengan substasiun
lainnya. Pada substasiun 1, 2, dan 3 stasiun I menunjukkan nilai yang dimulai
dari –1 hingga 10, yang artinya sedimen penyusun substasiun tersebut adalah pasir sangat kasar hingga liat halus. Perbedaan sedimen penyusun substasiun 1, 2, dan 3
yang terlihat nyata diduga disebabkan oleh letak substasiun 1, 2, dan 3 yang merupakan stasiun yang mewakili daerah outlet, dimana kedalaman air relatif
dangkal, yaitu ≤ 1 m dengan kedalaman sedimen 1 cm. Akan tetapi, pada
substasiun 4 sampai substasiun 21 stasiun II hingga stasiun VII memiliki karakteristik jenis substrat yang hampir sama, dimana menunjukkan nilai
yang dimulai dari 0 hingga 10. Hal tersebut mengartikan bahwa sedimen penyusun
substasiun tersebut adalah pasir kasar sampai liat halus. Perbedaan tekstur sedimen pada dasar perairan situ diduga berkaitan dengan aktivitas yang ada di
dan sekitar perairan. Adapun perbedaan karakteristik sedimen dapat terlihat jelas pada Tabel 10.
Tabel 10. Indeks granulometrik
St. Substasiun
Granulometric Index Grahic Mean
Type I
1 0.97
Pasir kasar 2
0.9 Pasir kasar
3 6.1
Debu II
4 6.4
Debu 5
7.08 Debu
6 7.15
Debu III
7 7.67
Debu 8
7.63 Debu
9 7.27
Debu IV
10 7.28
Debu 11
7.5 Debu
12 7.63
Debu V
13 7.33
Debu 14
7.6 Debu
15 7.63
Debu VI
16 7.43
Debu 17
7.13 Debu
18 7.3
Debu VII
19 7.73
Debu 20
7.7 Debu
21 7.73
Debu
Dari hasil perhitungan indeks granulometrik pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa karakteristik sedimen pada stasiun I berupa pasir kasar, sedangkan pada
stasiun II hingga stasiun VII berupa debu yang hampir mendekati liat. Substrat lumpur debu+liat cenderung untuk mengakumulasi bahan organik yang
menunjukkan bahwa cukup banyak tersedia makanan yang potensial untuk organisme penghuni substrat berlumpur Nybakken, 1988.
Jenis substrat berlumpur merupakan habitat yang cocok bagi hewan peliang cacing dan kurang disukai oleh jenis gastropod Wood, 1987 dalam
Yurika, 2003. Nybakken 1988 menyatakan bahwa substrat berlumpur merupakan tempat berlimpahnya partikel organik halus yang mengendap di dasar
perairan, dimana dapat menghambat pernapasan organisme bentik. Brinkhurst dkk 2002 juga menegaskan bahwa jenis cacing khususnya
Oligochaeta memiliki alat adaptasi khusus agar dapat bertahan hidup pada kondisi
substrat tersebut. Pada hasil pengamatan dapat diketahui bahwa hanya jenis Branchiura sp. dan Unidentified Lumbriculidae yang ditemukan hidup di Situ
Rawa Besar.