f.  Zona  tropogenik  :  kolom  air  dari  permukaan  yang  memiliki  aktivitas
fotosintesis  intensif  hingga  kedalaman  dimana  aktivitas  fotosintesis  sangat sedikit. Pada zona ini, kadar oksigen terlarut cukup tinggi. Zona tropogenik
biasanya berada pada lapisan epilimnion.
g.  Zona tropolitik : wilayah yang berada di bawah zona tropogenik. Pada zona
ini,  aktivitas  respirasi  dan  dekomposisi  dominan,  sedangkan  aktivitas fotosintesis sudah tidak ada. Zona ini memiliki kadar oksigen terlarut sangat
rendah  atau  bahkan  tidak  ada  sama  sekal,  namun  kadar  karbondioksida tinggi. Zona tropolitik seringkali sama dengan lapisan hipolimnion.
h.  Zona  kompensasi  :  zona  antara  tropogenik  dan  tropolitik,  dicirikan  oleh
aktivitas fotosintesis yang sama dengan respirasi. Adapun  pembagian  zona  ekosistem  perairan  tergenang  secara  vertikal
menurut Odum 1993 terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Pembagian zona ekosistem perairan tergenang secara vertikal Odum, 1993
Keterangan :
1. Zona litoral : daerah perairan yang dangkal dengan penetrasi cahaya sampai ke
dasar, biasanya di danau alami ditumbuhi oleh tanaman.
2.  Zona  limnetik  :  daerah  air  terbuka  sampai  kedalaman  penetrasi  cahaya  yang
efektif  , biasanya  disebut  tingkat  kompensasi  yaitu daerah  dimana  fotosintesa seimbang dengan respirasi. Pada umumnya, tingkat ini berada pada kedalaman
dimana  intensitas  cahaya  kira-kira  1    dari  intensitas  cahaya  penuh.  Zona litoral + zona limnetik = zona eufotik
3. Zona Profundal : bagian dasar dan daerah air yang dalam  yang tidak tercapai
oleh penetrasi cahaya efektif. Zona profundal = zona afotik. Menurut  Effendi  2003,  berdasarkan  perbedaan  panas  pada  setiap
kedalaman dalam bentuk perbedaan suhu, stratifikasi vertikal kolom air thermal stratification pada perairan tergenang lentik dibagi menjadi tiga, yaitu :
a.  Epilimnion : lapisan bagian atas perairan. Lapisan ini merupakan bagian  yang hangat, dengan suhu relatif konstan atau perubahan suhu secara vertikal sangat
kecil. Seluruh massa air pada lapisan ini tercampur dengan baik karena adanya angin dan gelombang.
b.  Termoklin  atau  metalimnion  :  lapisan  di  bawah  lapisan  epilimnion.  Pada lapisan  ini,  perubahan  suhu  dan  panas  secara  vertikal  relatif  besar,  setiap
penambahan  kedalaman  1  m  terjadi  penurunan  suhu  air  sekurang-kurangnya 1
o
C. c.  Hipolimnion  :  lapisan  di  bawah  lapisan  metalimnion.  Lapisan  ini  merupakan
lapisan  yang  lebih dingin, ditandai oleh perbedaan  suhu secara  vertikal relatif kecil.  Massa  air  pada  lapisan  ini  bersifat  stagnan,  tidak  mengalami
percampuran  dan  memiliki  densitas  yang  lebih  besar.  Di  wilayah  tropis, perbedaan suhu air permukaan dengan suhu air bagian dasar hanya sekitar 2
o
C- 3
o
C.
2.2. Makrozoobenthos
Benthos adalah organisme yang hidup di dasar perairan epifauna atau di dalam substrat dasar perairan infauna Odum, 1993. Menurut Nybakken 1988,
organisme  infauna  dibagi  menjadi  tiga  golongan,  yaitu  makrozoobenthos berukuran lebih besar dari 1 mm, meiozoobenthos berukuran antara 0,1-1 mm,
dan mikrozoobenthos berukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Selanjutnya  Odum  1993  membedakan  hewan  benthos  berdasarkan  cara
makannya,  yaitu  pemakan  penyaring  filter  feeder,  contohnya  kerang  dan pemakan deposit deposit feeder, contohnya siput. Di samping itu, benthos dapat
juga  dibedakan  berdasarkan  pergerakannya,  yaitu  hewan  bentik  yang  hidupnya menetap sesil dan hewan bentik yang hidupnya relatif berpindah motil.
Menurut  Wilhm  1975,  pengelompokan  benthos  berdasarkan  kepekaan terhadap pencemaran  yang disebabkan oleh bahan organik, antara lain kelompok
intoleran,  fakultatif,  dan  toleran.  Organisme  intoleran  adalah  organisme  yang jarang  dijumpai  pada  perairan  yang  kaya  akan  bahan  organik.  Selain  itu
organisme  ini  tidak  dapat beradaptasi bila  kualitas perairan  menurun,  contohnya adalah  kelompok  Ephemeroptera,  Trichoptera,  dan  Plecoptera.  Organisme
fakultatif  adalah  organisme  yang  dapat  bertahan  hidup  pada  lingkungan  yang relatif    mengandung  bahan  organik,  contohnya  kelompok  Odonata,  Gastropoda
dan  Crustacea.  Organisme  toleran  adalah  organisme  yang  sering  dijumpai  pada kondisi lingkungan yang berkualitas buruk, contohnya jenis Tubificidae.
2.3. Struktur komunitas makrozoobenthos