c. COD Chemical Oxygen Demand Sampel air dasar yang masih terdapat pada Van Dorn Water Sampler
dimasukkan ke dalam botol plastik bervolume 250 ml. Kemudian diberi pengawet dengan 3 tetes H
2
SO
4
, lalu botol ditutup rapat. Untuk selanjutnya pengukuran COD dilakukan di laboratorium. Adapun pengukuran parameter fisika-kimia
beserta alat dan metode yang digunakan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Parameter fisika-kimia beserta alat dan metode yang digunakan
Parameter Satuan
Alat Metode Keterangan
Fisika
1.Suhu 2.Kekeruhan
3.Kecerahan 4.Kedalaman
Kimia
3.pH 4.DO
5.COD
Sedimen 7.Ukuran butir
sedimen 8.C-organik
o
C NTU
cm m
- mgl
mgl
- Termometer
Turbidimeter Secchi disk
Tongkat berskala pH stick
Metode modifikasi Winkler
Metode bikromatoksidator
K
2
Cr
2
O
7
Metode penyaringan dan
metode pipet Metode pipet
in situ Lab
in situ in situ
in situ in situ
Lab
Lab Lab
3.5. Analisis sampel 3.5.1. Analisis ukuran butir sedimen
Penentuan ukuran butir sedimen berdasarkan persentase dilakukan hingga 10 fraksi, yaitu pasir kasar sekali, pasir kasar, pasir sedang, pasir halus,
pasir sangat halus, debu kasar, debu sedang, debu halus, liat kasar, dan liat halus, yang kemudian ditentukan diameter phi atau phi scale dari fraksi 1 hingga 10
sesuai dengan ukuran saringan mm atau m, setelah itu hasil analisis dari
masing-masing fraksi dikumulatifkan dan selanjutnya diplotkan menjadi kurva distribusi phi scale dalam bentuk sigmoid Lampiran 1. Analisis ukuran butir
sedimen 10 fraksi yang dilakukan mengacu pada Sudjadi 1971 yang tahap- tahapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.5.2. Analisis C-organik sedimen
Penentuan C-organik berdasarkan persentase yang dilakukan mengacu pada Sudjadi 1971, dimana tahap-tahapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
3.5.3. Analisis DO
Penentuan O
2
dilakukan secara titrimetri menurut metode standar Winkler yang menggunakan botol BOD. Tahap-tahap dan perhitungannya dapat dilihat
pada Lampiran 3.
3.5.4. Analisis COD
Penentuan COD dilakukan menurut metode bikromatoksidator K
2
Cr
2
O
7.,
metode iodometri, dan dititrasi dengan larutan Na
2
S
2
O
3
dalam suasana asam.
Tahap- tahap dan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 4. 3.6. Analisis data
3.6.1. Analisis kepadatan makrozoobenthos
Kepadatan makrozoobenthos didefinisikan sebagai jumlah individu per satuan luas m
2
. Contoh makrozoobenthos yang telah didentifikasi dihitung kepadatannya dengan menggunakan rumus Odum, 1993 :
b xa
K 10000
Keterangan :
K = Kepadatan makrozoobenthos indm
2
a = Jumlah makrozoobenthos yang dihitung ind
b = Luas bukaan Petersen Grab cm
2
nilai 10.000 adalah konversi dari cm
2
ke m
2
3.6.2. Analisis deskriptif parameter fisika-kimia perairan
Data parameter fisika-kimia perairan menggunakan data primer melalui analisa yang dilakukan di Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Parameter fisika- kimia perairan yang terukur dianalisa secara deskriptif yaitu dengan
membandingkan parameter fisika-kimia yang diukur dengan baku mutu air menurut PP. RI. No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air Kelas III yaitu air yang diperuntukkan bagi kegiatan perikanan dan literatur yang mendukungnya. Data yang telah diperoleh
kemudian disajikan dalam bentuk grafik dan tabel. Berikut tahapan analisis data yang digunakan :
1. Mencari rata-rata dari masing-masing parameter pada setiap stasiun selama pengamatan.
2. Menyajikan data dalam bentuk bentuk grafik untuk distribusi secara spasial. 3. Membandingkan data dengan baku mutu dari literatur yang ada untuk melihat
kualitas perairan.
3.6.3. Analisis sedimen
Sampel sedimen yang telah dianalisa hingga 10 fraksi kemudian dianalisa dengan phi scale. Berikur prosedur penyajian data dengan phi scale :
1. Nilai diameter phi atau phi scale ditentukan dari fraksi 1 hingga 10 yang sesuai dengan ukuran saringan mm atau µm berdasarkan Wenthworth Grade
Classification Lampiran 1. 2. Kemudian hasil analisis dari masing-masing fraksi dikumulatifkan dan
diplotkan menjadi kurva distribusi phi scale dalam bentuk sigmoid 3. Lampiran 1.Setelah itu ditentukan
5 , 16 , 25 , 50 , 75 , 84 , 95 dari kurva distribusi phi scale tersebut dengan cara estimasi.
4. Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan Granulometric Index yang terdiri dari Graphic Mean GM dengan menggunakan rumus berikut ini Buchanan,
1984 :
Graphic Mean GM =
3 84
50 16
Keterangan berdasarkan kriteria :
- sampai -1 : batuan
-1 sampai 0 : pasir kasar sekali
0 sampai +1 : pasir kasar +1 sampai +2 : pasir sedang
+2 sampai +3 : pasir halus +3 sampai +4 : pasir halus sekali
+4 sampai +8 : debu +8 sampai +
: liat
3.6.4. Analisis komponen utama Principal Component Analysis, PCA
Untuk mengetahui keterkaitan antara kepadatan makrozoobenthos dengan parameter kualitas air dan sedimen di Situ Rawa Besar dilakukan dengan
menggunakan Analisis Komponen Utama Principal Component Analysis, PCA. Struktur
komunitas makrozoobenthos
dilihat berdasarkan
kepadatan makrozoobenthos dihubungkan dengan suhu, kekeruhan, kecerahan, kedalaman
air, kedalaman sedimen, pH, DO, COD, lumpur, dan C-organik. Bengen 2000 menyatakan tujuan utama penggunaan Analisa Komponen
Utama antara lain : 1. Mempelajari suatu matriks data dari sudut pandang kemiripan antara individu
waktu pengamatan, stasiun, kedalaman dan lain-lain atau hubungan antar variabel parameter fisika, kimia, dan biologi perairan.
2. Mengekstraksi informasi esensial yang terdapat dalam suatu tabelmatriks data yang benar.
3. Menghasilkan suatu representasi grafik yang memudahkan interpretasi. Bentuk data yang umumnya dianalisa dengan menggunakan analisa komponen
utama adalah matriks yang terdiri dari n individu baris dan p variabel kolom. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Statistika
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN