secara biologis biodegradable maupun yang sukar didegradasi secara biologis non biodegradable yang dapat meningkatkan nilai COD. Nilai COD yang
terukur cukup normal di substasiun lainnya diduga akibat pengaruh masukan bahan-bahan organik ke perairan yang lebih bersifat biodegradable. Berdasarkan
Effendi 2003, batas kandungan COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mgl. Dengan demikian, kandungan COD Situ Rawa Besar selama
pengamatan tidak baik bagi kegiatan perikanan.
4.5. Analisis
hubungan parameter
fisika-kimia dan
kepadatan makrozoobenthos
Untuk mengetahui hubungan antara fisika-kimia dengan biologi perairan kepadatan makrozoobenthos di perairan digunakan Analisis Komponen Utama
AKU atau PCA Principal Component Analysis. Beberapa parameter fisika, kimia, dan biologi perairan yang diperhitungkan yaitu : suhu, kecerahan,
kedalaman air, kedalaman sedimen, kekeruhan, pH, DO, COD, lumpur, C- organik, dan kepadatan makrozoobenthos. Hasil perhitungan analisis PCA selama
pengamatan terdiri atas akar ciri eigenvalue, nilai kumulatif ragam, dan matriks korelasi yang diperoleh dengan menggunakan software Statistica 6.0.
Matriks korelasi menunjukkan hubungan antar variabel yang ada. Nilai positif yang mendekati satu menjelaskan hubungan yang berbanding lurus antar
variabel. Artinya banyaknya jumlah suatu variabel akan diikuti dengnan banyaknya jumlah variabel lain. Nilai negatif mendekati minus satu menjelaskan
hubungan yang berbanding terbalik antar variabel. Artinya, banyaknya jumlah suatu variabel akan diikuti dengan sedikitnya jumlah variabel lain. Nilai yang
mendekati nol menjelaskan bahwa antar variabel tidak dapat berpengaruh nyata. Grafik analisis komponen utama-PCA selama pengamatan dapat dilihat pada
Gambar 6.
Makrozoobenthos Suhu
Kecerahan Kedalaman Air
Kedalaman Sedimen Kekeruhan
pH DO
COD
C-organik Lumpur
Ukuran butir rata-rata sedimen
-1.0 -0.5
0.0 0.5
1.0 Factor 1 : 40.98
-1.0 -0.5
0.0 0.5
1.0
Fa c
to r
2 :
1 4
.9 5
a
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
12 13
14 15
16 17
18 19
20
21
-6 -4
-2 2
4 6
8 10
Factor 1: 40.98 -6
-5 -4
-3 -2
-1 1
2 3
4
F a
c to
r 2
: 1
4 .9
5
b Gambar 6. Grafik analisis komponen utama-PCA selama pengamatan
a Parameter lingkungan yang teramati ; b Sebaran stasiun berdasarkan parameter yang mempengaruhi
Analisis komponen utama selama pengamatan menghasilkan dua sumbu penyusun komponen utama dengan kontribusi total mencapai 55,93 Lampiran
8 yang berarti analisis komponen utama ini dapat menjelaskan data tersebut sampai dengan 55,93 . Sehingga interpretasi analisis komponen utama ini dapat
mewakili keadaan yang terjadi dengan tidak mengurangi informasi yang banyak dari data yang dianalisis. Matriks korelasi antar parameter selama pengamatan
dari data Lampiran 8, menunjukkan bahwa keberadaan makrozoobenthos
berkorelasi positif dengan suhu, kecerahan, kedalaman sedimen, kekeruhan, DO, dan C-Organik. Keenam variabel tersebut memiliki korelasi positif yang erat
dengan kepadatan makrozoobenthos. Keberadaan makrozoobenthos juga mempunyai hubungan korelasi yang negatif dengan kedalaman air, pH, COD, dan
lumpur. Hubungan kepadatan makrozoobenthos terhadap C-organik dilihat dari matriks korelasi Lampiran 8 memiliki nilai korelasi tertinggi yaitu sebesar
0,30, dibandingkan dengan nilai variabel lainnya. Korelasi positif ini berkaitan dengan kebutuhan C-organik bagi makrozoobenthos. C-organik adalah faktor
penentu pertumbuhan dalam substrat. Komunitas makrozoobenthos yang hidup dalam substrat tersebut akan merombak C-organik menjadi bahan makanan yang
digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhannya Wood, 1987 dalam Yurika, 2003. Hal ini sesuai dengan hasil selama
pengamatan, kepadatan makrozoobenthos yang didominasi oleh kelompok Oligochaeta yang memanfaatkan sebagian besar partikel organik dengan
mengekstrak bagian yang sangat kecil berisi bahan-bahan gizi di tempat tersebut Brinkhurst dkk, 2002. Korelasi nilai kekeruhan dan kedalaman sedimen
menunjukkan nilai sebesar 0,28 dan 0,23 Lampiran 8. Peningkatan kedalaman sedimen akan menyebabkan peningkatan pada nilai kekeruhan, lalu diikuti dengan
meningkatnya kepadatan makrozoobenthos jenis tertentu di perairan. Korelasi yang negatif antara kepadatan makrozoobenthos dengan
kedalaman air, pH, COD, lumpur, dan ukuran butiran rata-rata sedimen menggambarkan bahwa keempat variabel tersebut memberikan pengaruh terbalik
kepada kelimpahan fitoplankton. Semakin tinggi kepadatan makrozoobenthos akan diikuti dengan rendahnya nilai variabel yang terkait dan begitu pula
sebaliknya. Dilihat dari nilai korelasi keempat parameter tersebut yang mendekati
nilai minus satu yaitu kedalaman air dan COD, sedangkan untuk parameter pH, lumpur, dan ukuran butiran rata-rata sedimen tidak berpengaruh nyata kepada
kepadatan makrozoobenthos karena memiliki nilai korelasi yang rendah. Pengelompokkan stasiun selama pengamatan dapat dilihat pada Gambar
6.b Stasiun 1 dan 2 mencirikan parameter suhu dan DO Gambar 6.a. Stasiun 3 mencirikan parameter C-organik Gambar 6.a, sedangkan pada stasiun 10 dan
stasiun 13 masing-masing mencirikan parameter lumpur dan kedalaman air Gambar 6.a.
4.6. Makrozoobenthos sebagai indikator kualitas lingkungan perairan