Faktor-faktor Lingkungan Mangrove TINJAUAN PUSTAKA

d. Mangrove daratan, berada di zona perairan payau atau hampir tawar yaitu di belakang jalur hijau mangrove inti. Jenis yang umum ditemukan Ficus, Nypa, Xylocarpus,dan Lumnitzera. Faktor yang mengontrol zonasi, menurut Macnae 1968 dalam Saenger 1982, antara lain : 1. pasang surut, 2. tipe tanah, menentukan tingkat aerasi tanah, tinggi muka air dan drainase, 3. salinitas, berkaitan dengan toleransi spesies terhadap kadar garam, 4. intensitas cahaya, berpengaruh pada pertumbuhan anakan spesies intoleran seperti Rhizophora, Avicennia dan Sonneratia, 5. asupan air tawar. Zonasi mangrove tergantung pada keadaan tempat tumbuh spesifik yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain. Zonasi juga menggambarkan tahapan suksesi yang terjadi sejalan dengan perubahan tempat tumbuh. Daya adaptasi dari tiap spesies tumbuhan mangrove terhadap keadaan tempat tumbuh akan menentukan komposisi spesies yang menyusun suatu hutan mangrove. Setiap zonasi diidentifikasi berdasarkan individu spesies atau kelompok dan dinamakan sesuai dengan spesies yang dominan Macnae, 1968 dalam Saenger, 1982.

2.5. Karakteristik Vegetasi Mangrove

Vegetasi mangrove mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang memiliki salinitas tinggi. Tumbuhan mangrove menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun. Mekanisme ini dilakukan oleh Avicennia, Sonneratia, Aegiceras, Aegialitis, Acanthus, Laguncularia dan Rhizophora Jennings, 1968 dalam Saenger, 1982. Tumbuhan mangrove mampu menyerap air tetapi mencegah masuknya garam, melalui saringan ultra filter yang terdapat pada akar. Mekanisme ini dilakukan oleh Rhizophora, Ceriops, Sonneratia, Avicennia, Osbornia, Bruguiera, Excoecaria, Aegiceras, Aegalitis, dan Acrostichum Rains dan Eipstein, 1967 ; Scholander, 1968 dalam Saenger, 1982. Akumulasi garam salt accumulation dapat terjadi pada bagian kulit kayu, akar dan daun yang lebih tua. Daun penyimpan garam umumnya sekulen dan pengguguran daun sekulen ini diperkirakan merupakan mekanisme pengeluaran kelebihan garam yang dapat menghambat pertumbuhan dan pembentukan buah. Mekanisme adaptasi akumulasi garam ini terdapat pada Excoecaria, Lumnitzera, Avicennia, Osbornia, Rhizophora, Sonneratia, dan Xylocarpus Jennings, 1968 dalam Saenger, 1982. Tumbuhan mangrove beradaptasi terhadap habitat pasang surut, berlumpur dan selalu tergenang, dengan membentuk akar-akar khusus. Hal ini memiliki tujuan agar dapat tumbuh dengan kuat dan membantu mendapatkan oksigen. Bentuk perakaran mangrove dapat dilihat pada Gambar 3.