5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi dan Ruang Lingkup Mangrove
Mangrove berasal dari kata mangue Portugis yang berarti bakau dan kata grove Inggris yang berarti belukar Macnae, 1968 dalam Noor dkk., 1999. Kata
mangrove berasal juga dari bahasa Melayu kuno yaitu “mangi-mangi” yang
digunakan untuk menerangkan marga Avicennia dan masih digunakan sampai saat ini di Indonesia bagian timur Mastaller 1997 dalam Noor dkk., 1999. Mangrove
adalah komunitas tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut Tomlinson, 1986 dalam Noor, 1995. Mangrove juga didefinisikan sebagai formasi tumbuhan
daerah litoral yang khas di pantai daerah tropis dan subtropis yang terlindung Saenger dkk., 1983 dalam Noor dkk., 1999.
Ekosistem mangrove, menurut Saenger dkk. 1981 dalam Anwar dkk. 1984, harus mencakup hal-hal berikut :
a. Satu atau lebih jenis pohon mangrove yang khas mangrove sejati.
b. Setiap jenis yang tidak khas mangrove ikutan tumbuh bersama jenis yang
khas. c.
Biota yang hidup di dalamnya seperti hewan darat atau laut, lumut kerak, cendawan, ganggang, bakteri dan lainnya, baik yang menetap, sementara,
sesekali, biasa, kebetulan atau khusus hidup di daerah tersebut. d.
Daerah terbuka atau berlumpur yang terletak di antara hutan sebenarnya dan laut.
2.2. Faktor-faktor Lingkungan Mangrove
Mangrove merupakan tumbuhan yang sangat tergantung dengan kondisi lingkungan. Salah satu parameter yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove
diantaranya topografi pantai, iklim, salinitas, dan lokasi yang terproteksi. Topografi pantai merupakan faktor penting yang mempengaruhi
karakteristik struktur mangrove, khususnya komposisi spesies, distribusi spesies, ukuran serta luas hutan mangrove. Karakteristik pantai berhubungan dengan
penggenangan pasang tidal inundation, sedimentasi, dan karakteristik sedimen. Semakin datar pantai dan besar pasang surut, maka semakin lebar hutan mangrove
yang tumbuh Chapman, 1976. Iklim di sebagian besar daerah pantai Indonesia dicirikan dengan
kelembapan, angin musim, curah hujan dan temperatur yang tinggi. Hal ini menyebabkan pencegahan akumulasi garam-garam tanah, sehingga hutan
mangrove tumbuh subur dan berkembang dengan baik. Mangrove umumnya tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan rata-rata 1500-3000 mmtahun.
Salinitas air dan salinitas tanah rembesan merupakan faktor penting dalam pertumbuhan, daya tahan, dan zonasi spesies mangrove. Mangrove tumbuh subur
pada daerah estuaria dengan salinitas 10-30 ppt. Mangrove merupakan vegetasi bersifat salt-tolerant bukan salt-demanding, sehingga dapat tumbuh secara baik di
habitat air tawar Chapman, 1976. Tanah berlumpur merupakan lokasi yang biasanya ditumbuhi oleh
mangrove, namun berbagai spesies mangrove dapat tumbuh pula di tanah berpasir, koral, tanah berkerikil, bahkan tanah gambut. Pada umumnya tanah di