Kabupaten Kepulauan Talaud TINJAUAN PUSTAKA

sekitar. Kep. Sangihe didapatkan tiga stasiun pengamatan yaitu Talengen, Kaluwatu dan Binebas dan di Kep. Talaud didapatkan satu stasiun pengamatan yaitu Tarohan. Berikut deskripsi lokasi setiap Stasiun Pengamatan: a. Stasiun Talengen memiliki luas mangrove 16,58 ha, merupakan kawasan teluk dengan daerah muara bagi beberapa sungai kecil dan tergolong ke dalam zona mangrove tengah Noor, dkk., 2006. Mangrove di kawasan ini memiliki substrat berupa lumpur halus dengan sedikit ditumbuhi karang masif. Lumpur berwarna abu-abu kecoklatan sampai kehitaman yang merupakan campuran endapan material organik, tanah aluvium dan pecahan karang. b. Stasiun Kaluwatu memiliki luas mangrove 82 ha, merupakan kawasan teluk dan tergolong zona mangrove tengah Noor, dkk., 2006. Substrat di stasiun ini berupa lumpur aluvium berwarna kecoklatan. Stasiun ini merupakan muara bagi beberapa sungai kecil yang debit airnya sangat dipengaruhi oleh cuaca. Kawasan ini dekat dengan pertambangan emas yang dilakukan secara tradisional oleh masyarakat sekitar. c. Stasiun Binebas memiliki luas mangrove 179,42 ha, merupakan kawasan teluk dan tergolong ke dalam zona mangrove tengah Noor, dkk., 2006. Substrat pertumbuhan mangrove di lokasi pengamatan yaitu lumpur berwarna coklat sampai kehitaman. Terdapat juga pemukiman masyarakat di kawasan mangrove ini. A B C d. Stasiun Tarohan memiliki luas mangrove 9 ha, terletak di sebelah barat Pulau Karakelang dan tergolong zona mangrove terbuka Noor, dkk., 2006. Substrat pertumbuhan berupa pantai berkarang dan terdapat beberapa titik sumber mata air tawar dan menjadi muara bagi sungai Tarohan.

3.3.2 Penentuan Transek dan Plot Pengamatan

Pada setiap stasiun pengamatan dibuat transek garis dari laut ke darat di daerah intertidal Gambar 7. Panjang transek yang digunakan mengikuti panjang stasiun pengamatan Bengen, 2002. Gambar 7. Transek pengamatan Sumber: Bengen, 2002 dan Onrizal, 2008. Keterangan: A. pohon 10x10 m, B. pancang 5x5 m dan C. semai 2x2 m. Setiap petak pengamatan dibagi menjadi tiga plot dengan kriteria, plot pohon berukuran 10x10 m, plot pancang berukuran 5x5 m, dan plot semai berukuran 2x2 m Onrizal, 2008. Transek di Stasiun Talengen, Binebas dan Kaluwatu dibuat sebanyak 8 –10 petak pengamatan karena panjang zonasi mangrove di lokasi ini berkisar 30 –250 m. Transek di Stasiun Tarohan dibuat 3 petak pengamatan, dikarenakan panjang zonasi mangrove hanya berkisar ±30 m.

3.4. Analisis Data

3.4.1 Struktur Vegetasi Mangrove

Strukutur vegetasi mangrove pada setiap stasiun pengamatan dianalisa secara deskriptif yang meliputi komposisi, kerapatan relatif, frekuensi relatif, dominansi relatif, Indeks Nilai Penting INP, dan indeks keanekaragaman.: a. Komposisi Komposisi merupakan persentase jumlah individu suatu jenis mangrove di semua lokasi pengamatan berdasarkan total seluruh individu. Komposisi tumbuhan dapat diartikan sebagai variasi jenis flora yang menyusun suatu komunitas Dachlan, 2013. Perhitungan nilai komposisi ini berdasarkan rumus: b. Frekuensi Frekuensi menunjukkan kehadiran atau keberadaan suatu jenis dalam titik sampling. Nilai ini menyatakan penyebaran suatu jenis dalam suatu komunitas. Frekuensi dihitung dengan menggunakan rumus Muller-Dombois dan Ellenberg, 1974 :