Fungsi dan Manfaat Mangrove Kabupaten Kepulauan Sangihe

16

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret-Juni 2013. Lokasi penelitian bertempat di Kep. Sangihe dengan stasiun pengamatan yaitu di Desa Talengen A, Kaluwatu B, Binebas C Gambar 5. dan Kep. Talaud dengan lokasi stasiunnya di Desa Tarohan D Gambar 6.. Gambar 5. Lokasi penelitian di Kep. Sangihe Gambar 6. Lokasi penelitian di Kep. Talaud

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri buku panduan pengenalan mangrove Noor, dkk., 2006, Global Position System GPS, gunting dahan, jam tangan digital, kamera digital, kertas koran, kompas, kantong plastik ukuran: 40x60 cm, label gantung, phi-band, dan rol meter. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah alkohol 70 dan tumbuhan mangrove.

3.3. Metode Pengambilan Data

3.3.1 Penentuan Stasiun Pengamatan

Stasiun pengamatan ditentukan dengan mencari kawasan yang memiliki rawa pesisir atau vegetasi mangrove yang cukup luas berdasarkan peta topografi Kep. Sangihe dan Talaud Dittopad, 2013 serta wawancara dengan masyarakat sekitar. Kep. Sangihe didapatkan tiga stasiun pengamatan yaitu Talengen, Kaluwatu dan Binebas dan di Kep. Talaud didapatkan satu stasiun pengamatan yaitu Tarohan. Berikut deskripsi lokasi setiap Stasiun Pengamatan: a. Stasiun Talengen memiliki luas mangrove 16,58 ha, merupakan kawasan teluk dengan daerah muara bagi beberapa sungai kecil dan tergolong ke dalam zona mangrove tengah Noor, dkk., 2006. Mangrove di kawasan ini memiliki substrat berupa lumpur halus dengan sedikit ditumbuhi karang masif. Lumpur berwarna abu-abu kecoklatan sampai kehitaman yang merupakan campuran endapan material organik, tanah aluvium dan pecahan karang. b. Stasiun Kaluwatu memiliki luas mangrove 82 ha, merupakan kawasan teluk dan tergolong zona mangrove tengah Noor, dkk., 2006. Substrat di stasiun ini berupa lumpur aluvium berwarna kecoklatan. Stasiun ini merupakan muara bagi beberapa sungai kecil yang debit airnya sangat dipengaruhi oleh cuaca. Kawasan ini dekat dengan pertambangan emas yang dilakukan secara tradisional oleh masyarakat sekitar. c. Stasiun Binebas memiliki luas mangrove 179,42 ha, merupakan kawasan teluk dan tergolong ke dalam zona mangrove tengah Noor, dkk., 2006. Substrat pertumbuhan mangrove di lokasi pengamatan yaitu lumpur berwarna coklat sampai kehitaman. Terdapat juga pemukiman masyarakat di kawasan mangrove ini.