Sejarah Perkembangan Demokrasi TINJAUAN UMUM DEMOKRASI

kebijakan negara, karena kebijakan tersebut akan menentukan kehidupan rakyat. Dengan demikian negara yang menganut sistem demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari sudut organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada di tangan rakyat. 22

B. Sejarah Perkembangan Demokrasi

Demokrasi dalam sejarah, mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui proses-proses historis yang sangat panjang dan komplek. Ide demokrasi bukanlah ide yang mudah dipahami, sebab ia memiliki konotasi makna, variatif, evolutif dan dinamis. Untuk keperluan dan memudahkan proses penulisan skripsi ini. Penulis tidak menjabarkan secara mendetail dan menyeluruh, melainkan hanya membaginya dalam babakan-babakan yang berdasarkan periode. Pertama, pada masa Yunani Kuno, abad ke-6 sM sampai ke-4 M. Pada masa ini, demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi langsung direct demokracy , artinya rakyat membuat keputusan-keputusan politik dan dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara. Di mana warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama di depan hukum, merumuskan undang-undang, dan tidak diskriminasi dalam proses perumusan kebijakan negara. 23 Praktek 22 Tim ICCE, Pendidikan Kewarga Negaraan Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, h.111 23 Moh. Mahfud MD, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, cet.II, Jakarta: Univ. Atmaja, 2000, h.58. demokrasi langsung untuk pertama kalinya diterapkan di negara- kota city-state Athena, Yunani Kuno. Praktik demokrasi inilah yang menjadi salah satu faktor bagi munculnya gagasan, ide, dan lembaga demokrasi pasca kekalahan negara- kota Athena dari Sparta. Yaitu, negara kesejahteraan walfare state, yang digagas oleh filsuf Yunani Kuno, seperti Plato, Aristoteles 384-323 sM, M. Tullius Cicera 106-43 sM, dan lainnya. Kedua, abad pertengahan 600-1400 M. Masa ini ditandai oleh pola kehidupan negara yang bersifat feodalistik dan mengagung-agungkan bangsawan, gereja sebagai lembaga agama di bawah kepemimpinan Paus memainkan peran sangat besar, bahkan gereja membawahi negara. Pada masa ini pula, banyak terjadi perebutan kekuasaan untuk mempengaruhi raja yang dilakukan oleh para bangsawan, dan munculnya konsep demokrasi melalui Magna Charter Piagam Besar diakhir abad pertengahan sebagai tonggak perkembangan gagasan demokrasi. Piagam ini berintikan perjanjian antara kaum bangsawan dan raja John di Inggris, untuk mengakui dan menjamin hak-hak privileges rakyat sebagai imbalan bagi penyerahan dana bagi keperluan perang dan sebagainya. 24 Selain itu, piagam ini juga memuat dua prinsip yang sangat mendasar: pertama, adanya pembatasan kekuasaan raja; kedua, hak asasi manusia lebih penting dari kedaulatan negara. 25 24 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, cet.XXVII, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005, h.54. 25 Mahfud, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, h.65. Ketiga, abad renaisance 1350-1600 M dan reformasi 1500-1650 M. Renaisance adalah ajaran yang ingin menghidupkan kembali minat pada kesusastraan dan kebudayaan Yunani Kuno yang selama abad pertengahan disisihkan. Sedangkan reformasi adalah revolusi agama yang terjadi di Eropa Barat yang berkembang menjadi azaz-azaz protestanisme, seperti perjuangan menentang kekuasaan sewenang-wenang atas nama agama, desakralisasi kekuasaan gereja, memperjuangkan kebebasan beragama, kebebasan berfikir, kebebasan mengemukakan pendapat. Dan pemisahan secara tegas antara wilayah agama gereja dan negara. Dua kejadian ini telah mempersiapkan Eropa masuk kedalam Aufklarung abad pemikiran dan rasionalisme yang ditandai oleh merebaknya gagasan-gagasan demokrasi yang menjadi perhatian khusus banyak pemikir seperti Nicollo Machiavelli 1469-1527 M, Thomas Hobbes 1588-1679 M, John Locke 1632-1704 M, Montesquieu 1689-1755 M dan Jean Jacques Rousseau 1712-1778 M. 26 Mereka inilah para kampiun gagasan demokrasi Barat, dan telah mendorong bagi lahirnya Revolusi Amerika 1774-1783 M dan Revolusi Prancis 1786 M. Di abad modern, mulai pada abad ke-19, muncul pola pikir dan inspirasi baru bagi gerakan politik yaitu, demokrasi menjadi model yang diakui secara luas untuk pengorganisasian secara mandiri. Demokrasi muncul untuk mengatasi masalah-masalah terutama terkait dengan, bagaimana masyarakat dapat mencapai 26 Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat Jakarta: Gramedia, 2001, h.299-300 kesepakatan untuk mengatur tata tertib kehidupan bersama meski sistem nilai dan agamanya berbeda? Bagaimana cara menata kekuasaan politik agar selaras dengan kepentingan nilai dan aspirasi rakyat, serta bertindak atas nama mereka? Bagaimana menciptakan masyarakat yang menjunjung tinggi martabat manusia? Demokrasi akhirnya menemukan jati dirinya dalam kehidupan modern, yaitu membangun pemerintahan melalui proses pemilihan bebas, adanya pengawasan terhadap penguasa, serta pemisahan pusat-pusat kekuasaan. 27

C. Prinsip-Prinsip Demokrasi