37
4.4.2 Viskositas
Analisa viskositas menunjukkan tingkat kepekatan sampel. Gambar 4.8 menampilkan grafik hubungan kadar etanol terhadap viskositas yang diperoleh dari
hasil penelitian.
Gambar 4.8 Grafik Pengaruh Jenis Ragi dan Waktu Terhadap Viskositas Bioetanol pada pH 4,5
Dari gambar 4.8 menunjukkan grafik yang mengalami fluktuasi selama waktu fermentasi 10 hari. Viskositas bioetanol tertinggi diperoleh sebesar 0,874 cP dimana
viskositas tersebut lebih rendah dari viskositas etanol pada suhu 30
o
C yaitu sebesar 0,93 cP [6]. Hal ini menunjukkan bahwa etanol yang dihasilkan masih sedikit.
Sesuai pendapat ChoKyun 1999, bahwa viskositas larutan tergantung pada viskositas zat terlarut dan pelarut serta konsentrasi zat terlarut. Semakin tinggi
konsentrasi dan viskositas zat terlarut maka viskositas larutan semakin tinggi [62].
5 10
15 20
25 30
0,814 0,859
0,833 0,873
0,816
K ad
ar E
tan ol
Viskositas cP
Ragi Roti Ragi Tape
38
4.4.3 Nilai Kalor Bioetanol
Gambar 4.9 menampilkan hubungan antara waktu terhadap nilai kalor etanol.
Gambar 4.9 Grafik Pengaruh Nilai Kalor Terhadap Waktu pada pH 4,5
Berdasarkan gambar 4.9 nilai kalor bioetanol berkisar antara 86,98- 161,59 kkalkg. Nilai kalor yang diperoleh pada bioetanol yang dihasilkan dari ampas tebu
dengan proses hidrolisis termal masih sangat kecil dibandingkan dari bioetanol dari bahan baku berbeda, diantaranya nilai kalor dari sampah organik berkisar antara
10.000 – 11.000 kkalkg. Nilai kalor yang lebih besar akan menyebabkan lebih mudah terbakar sehingga kualitasnya lebih baik [62]. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas bioetanol yang dihasilkan pada penelitian ini masih sangat rendah.
20 40
60 80
100 120
140 160
2 4
6 8
10
N ilai
K al
or k
k al
k g
Waktu Hari
Ragi Roti Ragi Tape
39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Jumlah bioetanol terbaik yang diperoleh pada penelitian ini menggunakan
ragi roti dengan pH 5 dengan waktu fermentasi 4 hari, sebesar 23 ml dengan densitas 0,95 grml. Kadar bioetanol yang diperoleh sebesar 28,55 dengan
nilai kalor optimum sebesar 161,59 kkalkg
2. pH fermentasi yang menghasilkan kadar bioetanol tertinggi terdapat pada pH
5 dengan waktu fermentasi 4 hari
3.
Waktu fermentasi terbaik untuk proses pembuatan bioetanol selama 4 hari
4. Untuk waktu fermentasi yang cepat menggunakan ragi roti lebih optimal
dibandingkan ragi tape
5. Pemanfaatan sisa distilasi untuk di daur ulang kurang mneguntungkan karena
kadar etanol hasil daur ulang sangat rendah
5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan adalah: 1.
Sebaiknya selama proses hidrolisis dilakukan pengadukan secara konstan 2.
Sebaiknya ditentukan acuan volume substrat yang akan difermentasi sehingga setelah proses hidrolisis dapat dilakukan penambahan air.
3. Sebaiknya dilakukan variasi penambahan nutrisi sehingga dapat dianalisis
perubahan kadar bioetanol selama waktu fermentasi 4.
Sebaiknya digunakan ragi tape bermerek sebagai pembanding 5.
Disarankan variabel terikatnya berdasarkan hasil selulosa sisa atau glukosa sisa fermentasi karena etanol masih besar tahap analisanya sehingga masih
belum dapat dipastikan. 6.
Sebaiknya toples fermentasi diisolasi sempurna sehingga meminimalisasi kemungkinan tumbuhnya Acetobacter aceti yang dapat mengkonversi alkohol
menjadi asetat