12 Kadar 20-60
Substitusi minyak tanah 1 liter untuk digunakan 3 jam
Masyarakat dan rumah tangga
Kadar 70-80 •
Sterilisasi di rumah sakit dan balai
• Reparasi elektro
• Bahan baku obat
• Para medis
• Pabrik obat
farmasi dan jamu Kadar 90 keatas
• Perdagangan umum di
toko-toko kimia •
Perdagangan ekspor •
Masyarakat luas •
Luar negri Kadar 99 keatas
Campuran bensin E-10 Transportasi dan
masyarakat umum
2.4 PROSES PEMBUATAN ETANOL DARI LIGNOSELULOSA
Dengan tujuan untuk memproduksi etanol dari bahan lignoselulosa, kita harus amembuka ikatan lignoselulosa untuk mengakses rantai polimer selulosa dan hemiselulosa
dengan proses pendahuluan, bmenghidrolisis polimer untuk mencapai monomer larutan gula, cfermentasi gula menjadi larutan etanol bubur dengan mikroorganisme, dan
dmemurnikan etanol dengan distilasi [44].
2.4.1 Proses Pendahuluan Pretreatment
Serat-serat selulosa melekat diantara campuran dari hemiselulosa dan lignin, maka dari itu untuk mengurai lignoselulosa diperlukan suatu teknologi pretreatment [50]. Tanpa
adanya metode pendahuluan, konversi selulosa menjadi gula sangatlah lambat, karena selulosa dilindungi dengan baik oleh matriks lignin dan hemiselulosa dalam makrofibril [44].
Proses pendahuluan lignoselulosa bertujuan untuk mengacaukan struktur kristalin dari makro dan mikrofibril, untuk membebaskan rantai polimer selulosa dan hemiselulosa,
danatau memodifikasi pori di material untuk memudahkan enzim masuk kedalam serat untuk membuatnya dapat menerima reaksi hidrolisis enzimatik Gambar 2.5 [44]. Biomassa
lignoselulotik tidak mudah diserang enzim [4]. Metode pendahuluan yang tepat dapat meningkatkan konsentrasi gula yang terfermentasi setelah sakarifikasi enzimatik, dengan
demikian meningkatkan efisiensi keseluruhan proses [40].
13 Gambar 2.4 Efek Pretreatment Bahan Lignoselulosa [7]
Idealnya, metode pendahuluan biomassa lignoselulosa harus 1meningkatkan akses area permukaan dan dekristalisasi selulosa, 2depolimerisasi parsial selulosa, 3melarutkan
hemiselulosa danatau lignin, 4memodifikasi struktur lignin, 5memaksimalkan pencernaan enzimatik bahan pendahuluan, 6minimalisasi kehilangan gula, 7minimalisasi modal dan
biaya operasi [10]. Perlakuan pendahuluan dapat dilakukan secara fisika, fisiko-kimia, kimia, biologis,
maupun kombinasi dari cara –cara tersebut : 1.
Perlakuan pendahuluan secara fisika antara lain berupa pencacahan secara mekanik, penggilingan, dan penepungan untuk memperkecil ukuran bahan dan mengurangi
kristalinitas selulosa 2.
Perlakuan pendahuluan secara fisikokimia antara lain steam explosion, ammonia fiber explosion
AFEX, dan CO
2
explosion. Pada metode ini, partikel biomassa dipaparkan pada suhu dan tekanan tinggi, kemudian tekanannya diturunkan secara cepat sehingga
bahan mengalami dekompresi eksplosif 3.
Perlakuan pendahuluan secara kimia,diantaranya ozonolisis, hidrolisis asam, hidrolsis alkali, delignifikasi oksidatif, proses organosolv.
4. Perlakuan secara biologis. Pada metode ini, digunakaan mikroorganisme jamur
pelapuk coklat, jamur pelapuk putih, dan jamur pelunak untuk mendegradasi lignin dan hemiselulosa yang berada dalam bahan lignoselulosa. Diantara ketiga jamur