Aturan perlindungan Perdagangan Kupu-kupu .1 Jenis perdagangan

seperti penelitian taksonomi ataupun koleksi museum. Perdangan spesialis umumnya dilakukan dalam bentuk spesimen mati, tidak hanya berupa kupu-kupu namun dapat pula berwujud pupa, larva, ataupun telur. 3. Perdagangan hidup Perdagangan jenis ini memperjualbelikan kupu-kupu dalam kondisi hidup dapat berupa telur, larva, pupa, maupun kupu-kupu. Tujuannya agar pembeli dapat memelihara jenis kupu-kupu yang diinginkannya, selain itu juga memenuhi tantangan dan kesenangan akan jenis-jenis eksotik.

2.6.2 Aturan perlindungan

Meningkatnya permintaan pasar terhadap kupu-kupu indah dan unik mengakibatkan beberapa jenis kupu-kupu memiliki harga jual tinggi sebanding dengan tingkat kelangkaannya di alam. Untuk mencegah terjadinya kepunahan akibat perburuan dan perdagangan diberlakukan serangkaian kebijakan perundang-undangaan yang tegas. Beberapa kebijakan yang mengatur perdagangan kupu-kupu di Indonesia, khususnya jenis kupu-kupu dilindungi diantaranya: 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Jenis-jenis satwa tertentu karena faktor biologis, ekologis, geografis, maupun faktor-faktor yang disebabkan oleh tindakan manusia dapat mengalami keadaan dimana keberlangsungan hidupannya terancam atau dapat punah dalam waktu dekat Penjelasan pasal 2 PP No.7 Tahun 1999. Berdasarkan PP No.7 Tahun 1999 telah ditetapkan jenis-jenis kupu-kupu yang dikategorikan satwa dilindungi di Indonesia, yakni meliputi 12 spesies Troides, 6 spesies Ornithoptera , 1 spesies trogon Trogonoptera brookiana, dan 1 spesies kupu bidadari Cethosia myrina. Daftar jenis kupu dilindungi menurut PP No.7 Tahun 1999 dapat dilihat pada Tabel 2. Dengan diberlakukannya status dilindungi terhadap kupu-kupu tersebut maka pemanfaatan jenisnya selalu dalam pengawasan negara Departemen Kehutanan, 2003. Tabel 2 Jenis kupu-kupu dilindungi 2. Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora CITES CITES merupakan perjanjian internasional mengenai perdagangan jenis- jenis satwa dan tumbuhan yang terancam punah dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kepunahan spesies satwa dan tumbuhan di seluruh dunia sebagai akibat kegiatan perdagangan Departemen Kehutanan, 2003. Nama Jenis PP No.7 tahun1999 CITES Appendix II Cethosia myrina √ - Ornithoptera akakeae - √ Ornithoptera aesacus - √ Ornithoptera croesus - √ Ornithoptera chimaera √ √ Ornithoptera goliath √ √ Ornithoptera meridionalis - √ Ornithoptera paradisea √ √ Ornithoptera priamus √ √ Ornithoptera rotschldi √ √ Ornithoptera tithonus √ √ Trogonotera brookiana √ √ Troides aesacus - √ Troides amphrysus √ √ Troides andromanche √ √ Troides criton √ √ Troides cunifer - √ Troides doherty - √ Troides haliphron √ √ Troides helena √ √ Troides hypolitus √ √ Troides meoris √ - Troides miranda √ √ Troides oblongomaculatus - √ Troides plato √ √ Troides prattorum - √ Troides rhadamantus √ - Troides riedeli √ √ Troides vandepolli √ √ CITES menggolongkan seluruh jenis kupu-kupu yang diperdagangkan didunia kedalam kategori Appendix II, yakni golongan satwa-satwa yang tidak terancam punah, namun apabila perdagangannya tidak diatur dengan ketat dapat menjadi punah. Jumlah spesies kupu-kupu dunia yang berada dalam daftar Appendix II CITES sebanyak 26 spesies yang terdiri dari 15 spesies Troides, 10 spesies Ornithoptera, dan 1 spesies Trogonoptera. Daftar jenis kupu dilindungi menurut CITES dapat dilihat pada Tabel 2. Dengan berlakunya CITES maka semua spesimen kupu-kupu yang keluar masuk wilayah negara Indonesia baik untuk kepentingan komersil ataupun nonkomersil harus diikuti oleh dokumen yang diterbitkan oleh management authority yang ditunjuk Departemen Kehutanan, 2003.

2.7 Pengelolaan Pasca Panen