Menurut pengelola Bali Butterfly Park, idealnya dibutuhkan sekitar 3.700 ekor kupu-kupu untuk memenuhi area taman seluas 3.700 m² atau 1 ekor per
meter persegi. Namun pada kenyataanya hanya dapat dipenuhi sekitar 2.000 ekor. Hal ini karena kurangnya pasokan kepompong dari pihak penangkar dan harga
kepompong yang cukup mahal. Pengelola mengatakan dengan minimal 2.000 ekor kupu-kupu yang ada sudah cukup untuk menjalankan aktivitas wisata. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut Bali Butterfly Park mendatangkan cukup sekitar 1.000 kepompong setiap minggunya dari PT Ikas Amboina, dengan asumsi semua
kepompong lahir pada minggu pertama dan umur kupu-kupu dua minggu. Perbedaan pengelolaan penangkaran secara umum antara PT Ikas Amboina,
Cilember, dan Kampus IPB Darmaga disajikan pada Lampiran 2.
5.4.2.3 Pemeliharaan kesehatan
Penyakit, parasit, dan predator merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan penangkaran. Penyakit yang umum dijumpai
pada fase kehidupan kupu-kupu adalah infeksi jamur dan virus. Jamur dan virus sering menyerang pada fase larva dan kepompong. Jamur dan virus akan
menyebabkan larva dan kepompong menghitam dan membusuk. Menurut Parsons 1999 dalam Matsuka 2001 80-100 telur yang terserang parasit akan mati dan
juga menurut Suzuki 2000 dalam Matsuka 2001 100 pupa akan mati bila terserang virus. Dalam mengatasi hal ini yang harus dilakukan adalah selalu
menerapkan pola kebersihan dan kesterilan pada peralatan dan lingkungan, seperti kebersihan toples, kuas, dan lemari kepompong.
Parasit merupakan hewan yang bersifat menumpang dan merugikan bagi kupu-kupu. Fase yang sering diserang parasit adalah fase telur dan kepompong.
Pada fase telur dan kepompong, parasit seperti tawon dan lalat sering menyuntikkan larvanya sehingga telur atau kepompong menjadi mati dan ketika
menetas adalah larva dari tawon atau lalat tersebut. Langkah antisipasi yang dilakukan adalah mencegah masuknya pembawa parasit tersebut kedalam
kandang. Toples telur ditutupi dengan kasa, kandang larva ditutupi dengan jaring, sedangkan lemari kepompong berada diruang tertutup.
Selain penyakit dan parasit, predator juga harus dihindari. Predator merupakan hewan yang menjadi pemangsa bagi kupu-kupu. Setiap fase kehidupan
kupu-kupu memiliki pemangsa yang berbeda, pada fase telur pemangsa yang umum dijumpai adalah semut. Pada fase larva seperti kumbang, penyengat,
belalang, dan kadal. Pada fase kepompong adalah kadal dan tikus, sedangkan pada fase kupu dewasa pemangsa yang sering ditemui seperti belalang dan laba-laba.
Langkah pencegahan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan pencegahan parasit, yaitu menjaga masuknya hewan pemangsa ke dalam kandang.
5.4.2.4 Pakan tambahan kupu-kupu