Tabel 5 Lanjutan
7 Kebun
3 SLTP
8 Keamanan
1 SLTP
4.5 Iklim dan Curah Hujan
Kabupaten Tabanan termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin musim yang berganti setiap enam bulan sekali. Daerah Tabanan
memiliki dua musim yaitu musim kemarau antara bulan April hingga Oktober dan musim hujan antara bulan Oktober hingga April. Temperatur udara bervariasi
24ºC - 31ºC , curah hujan dalam lima tahun terakhir bervariasi antara 893,4 mm sampai 2.702,6 mm, dengan kelembaban udara 79ºC.
4.6 Demografi Penduduk
Tabanan merupakan satu dari kabupaten yang bercorak agraris dengan luas wilayah 89.333 km² atau 14,9 dari luas Pulau Bali. Secara administratif
Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 10 kecamatan, 10 kelurahan, 103 desa, 66 lingkungan, dan 663 dusun. Tahun 2000 penduduk Kabupaten Tabanan berjumlah
386.850 jiwa sehingga kepadatan penduduknya sekitar 453 jiwakm². Laju pertumbuhan penduduk sebesar 0.17. Sebagai daerah agraris maka mata
pencaharian utama penduduknya adalah sektor pertanian, yaitu sebesar 50.16, sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan rumah makan merupakan mata
pencaharian terbesar kedua dengan persentase 15.16, selebihnya bergerak di sektor industri rumah tangga dan pengolahan sebesar 11.27 dan sektor jasa
sebesar 10.93.
4.7 Manfaat Penangkaran dan Taman Kupu Bagi Masyarakat Sekitar
Adanya penangkaran dan taman kupu-kupu di Tabanan memiliki dampak baik bagi masyarakat Tabanan sendiri terutama dibidang perekonomian seperti
memberi lapangan pekerjaan. Masyarakat selain ada yang bekerja di penangkaran dan taman kupu ada pula yang membuka usaha rumah makan dan penginapan
disekitar tempat tersebut. Hal ini secara tidak langsung membuat Kabupaten Tabanan semakin maju dan berkembang dan dikenal sebagai daerah tujuan wisata.
4.8 Kondisi Biologi 4.8.1 Flora
Jenis-jenis tumbuhan yang ada di sekitar lokasi penangkaran dan taman kupu antara lain kelapa Coco nucifera, rambutan Nephelium lapaceum, pisang
Musa sp., coklat Cocoa sp., wanibinjai Mangifera futida, mangga Mangifera indica, bambu Bambusa sp., cempaka Michelia champaca,
nangka Artocarpus intergra, dan kopi Cofee arabica.
4.8.2 Fauna
Jenis fauna yang terdapat di sekitar lokasi penangkaran dan taman kupu diantaranya trenggiling Manis javanicus, ular phiton Phyton reticulatus,
landak Hystrix brachyura, dan burung raja udang Halycon sp..
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kupu-Kupu yang Ditangkarkan 5.1.1 Jenis kupu
Jenis kupu-kupu yang ada di Bali Butterfly Park pada tahun 2010 saat penelitian ini dilaksanakan sebanyak 15 jenis Tabel 6 terdiri dari dua famili
yakni Papilionidae dan Nymphalidae. Semua kupu-kupu ini berasal dari hasil penangkaran PT Ikas Amboina. Dua jenis diantara famili Papilionidae termasuk
kupu-kupu yang dilindungi yaitu Ornithoptera priamus dan Troides helena
. Tabel 6 Kupu-kupu yang ditangkarkan PT Ikas Amboina
No Jenis
Famili Panjang
Sayap
Status Perlindungan
PP No. 7 1999 CITES Appendix 2
1
Ornithoptera priamus
Papilionidae 70
√ √
2 Troides Helena
Papilionidae 70
√ √
3 Graphium agamemnon
Papilionidae 41
- -
4 Pachliopta aristolochiae
Papilionidae 45
- -
5
Papilio demolion
Papilionidae 51
- -
6 Papilio helenus
Papilionidae 55
- -
7 Papilio memnon
Papilionidae 55
- -
8 Papilio peranthus
Papilionidae 50
- -
9 Papilio polytes
Papilionidae 41
- -
10 Chetosia hypsea
Nymphalidae 44
- -
11 Doleschalia bisaltide
Nymphalidae 35
- -
12 Euploea phaenareta
Nymphalidae 60
- -
13 Euploea core
Nymphalidae 42
- -
14 Moduza procris
Nymphalidae 31
- -
15 Vindula dejone
Nymphalidae 38
- -
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis kupu-kupu yang akan ditangkarkan Departemen Kehutanan, 2003 antara lain :
5. Spesies kupu-kupu yang ditangkarkan memiliki potensi ekonomi yang tinggi
sehingga dapat menutup biaya teknis operasional penangkaran dan memberikan keuntungan bagi penangkar.
6. Spesies kupu-kupu yang ditangkarkan memiliki populasi di alam yang
cenderung menurun sehingga dibutuhkan upaya pelestarian. Kupu-kupu dari famili Papilionidae merupakan jenis kupu-kupu yang
paling banyak ditangkarkan, karena kupu-kupu dari famili ini umumnya memiliki ukuran sayap yang besar dan bentuk yang menarik. Beberapa ciri dari famili ini
diantaranya memiliki tiga pasang kaki dengan kaki depan memiliki taji, sering terdapat perpanjangan ekor tail, larva memiliki Osmeterium tanduk yang
memiliki aroma, dan kepompong terikat pada bagian pinggang dan ekor dengan benang sutera.
Berdasarkan kriteria pemilihan jenis oleh Departemen Kehutanan 2003, 9 jenis kupu-kupu dari famili Papilionidae yang ditangkarkan merupakan pilihan
yang baik, karena keindahan bentuk dan corak yang dimilikinya merupakan daya tarik bagi kelompok kupu-kupu ini. Kupu-kupu yang indah akan banyak disukai
oleh masyarakat, sehingga permintaan pasar dan wisata dapat dipertahankan. Selain itu terdapat dua jenis kupu-kupu dilindungi yang ditangkarkan sebagai
upaya membantu pelestarian. Berbeda dengan famili Papilionidae, famili Nymphalidae berukuran lebih
kecil dan tidak memiliki perpanjangan ekor. Ciri umum dari famili ini diantaranya kaki depan yang mereduksi sehingga terlihat hanya memiliki dua pasang kaki, dan
kepompong bergantung dengan kepala ke bawah. Terdapat 6 jenis dari famili ini yang ditangkarkan, meskipun tidak tergolong kupu-kupu yang dilindungi,
kelompok kupu-kupu ini ditangkarkan sebagai pelengkap dari famili Papilionidae, karena teknik budidyanya telah diketahui dan tidak sulit. Bila dilihat dari jumlah
kupu dan luas beberapa taman kupu lainnya di Indonesia, Bali Butterfly Park masih berpotensi untuk menambah jumlah kupu yang ditangkarkan. Perbandingan
jumlah kupu-kupu di beberapa lokasi taman kupu di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Taman kupu-kupu dan jenis yang ditangkarkan
No Nama
Lokasi Luas m²
Jumlah Kupu yang Ditangkarkan
1
Bali Butterfly Park
Tabanan Bali 3.700
15 2
Cilember Cilember Jawa Barat
500 4
3 Taman Mini Indonesia Indah Jakarta
500 5
4 Kampus IPB Darmaga
Darmaga Bogor 133
1
5.1.2 Morfologi kupu Deskripsi singkat dari setiap jenis kupu-kupu yang ditangkarkan PT Ikas
Amboina berdasarkan pengukuran panjang sayap dan pengenalan venasi sel sayap Otsuka, 1988, sebagai berikut:
1. Ornithoptera priamus Panjang sayap 70 mm, kupu jantan berwarna hijau. Terdapat warna hitam
dengan bentuk hampir lonjong pada bagian discal sayap depan yang dikelilingi oleh warna hijau pada bagian depan dan belakangnya. Terdapat pola warna hitam
di sepanjang tepi sayap. Sayap belakang berwarna hijau dengan tepi sayap berwarna hitam. Betina berwarna hitam dengan garis putih pada sayap depan dan
pola warna putih pada sayap bagian belakang. Pada masing-masing sayap belakang terdapat empat titik hitam.
a b
Gambar 5 Ornithoptera priamus a jantan b betina 2. Troides helena
Panjang sayap 70 mm, sayap depan berwarna colat tua kehitaman, terdapat sisik-sisik halus berwarna kuning yang tersusun membentuk garis. Pada jantan
bagian apical sayap bewarna hitam dan di bagian tornus terdapat titik hitam yang terpisah. Sayap belakang berwarna kuning emas dengan vena berwarna hitam.
Pada betina bagian tornus sayap atas berwarna hitam, terdapat titik yang berbaris pada bagian submarginal.
a b
Gambar 6 Troides helena a jantan b betina
3. Graphium agamemnon Panjang sayap 41 mm, mudah dibedakan dengan adanya banyak titik hijau
dengan dasar berwarna hitam pada sayap, corak sayap atas dan bawah tidak berbeda. Di daerah costal terdapat dua bintik berwarna putih dan di daerah dorsal
terdapat rambut-rambut halus berwarna hitam. Bagian ventral sayap depan berwarna coklat keunguan dengan bercak hijau yang sama dengan bagian dorsal.
Baik pada jantan maupun betina terdapat perpanjangan ekor pada bagian tornus, namun pada betina lebih panjang.
a b Gambar 7 Graphium agamemnon a jantan b betina
4. Pachliopta aristolochiae Panjang sayap 45 mm, berwarna coklat tua kehitaman. Pada jantan dan
betina bagian tornus di sepanjang garis luar marginal sayap bawah terdapat titik merah yang mencolok. Ruang antar vena pada sayap depan daerah discal hingga
apex berwarna lebih terang. di bagian marginal sayap belakang terdapat bintik merah dan terdapat perpanjangan ekor pada vena keempat sayap belakang.
Terdapat rambut merah di sisi bawah abdomen. Pada betina bagian apical sayap depan lebih membulat dan berwarna pucat.
Gambar 8 Pachliopta aristolochiae
5. Papilio demolion Panjang sayap 51 mm, berwarna hitam, mudah dibedakan dengan adanya
bulatan-bulatan hijau pucat membentuk pita bersambung dari ujung sayap hingga pertemuan sayap belakang. Terdapat beberapa bintik hijau pucat pada
tepi sayap belakang; pada bagian tornus terdapat bulatan hitam dengan cincin oranye dan mempunyai perpanjangan ekor pada vena keempat sayap belakang.
Jantan dan betina memiliki corak yang sama.
Gambar 9 Papilio demolion 6. Papilio helenus
Panjang sayap 55 mm, berwarna hitam, jantan dan betina memiliki bercak putih di bagian tornus dan titik merah pada bagian submarginal. Permukaan
bawah sayap depan mempunyai sisik-sisik halus yang membentuk garis berwarna putih kekuningan. Memiliki perpanjangan ekor.
Gambar 10 Papilio helenus 7. Papilio memnon
Panjang sayap 55 mm. Sayap jantan berwarna hitam dan tidak terdapat perpanjangan ekor. Di daerah submarginal, subapical, hingga ke marginal dan
apical terdapat sisik halus berbentuk garis berwarna kebiruan. Di bagian basal sayap bawah terdapat warna merah. Bagian discal hingga marginal dan apical
sayap depan mempunyai sisik-sisik halus membentuk garis berwarna abu-abu. Di
bagian marginal hingga submarginal sayap belakang berwarna abu-abu dengan bintik-bintik berwarna hitam. Pada betina corak sayap berbeda, sayap belakang
berwarna hitam dengan bercak putih, dan di bagian atas sayap depan terpdapat titik merah.
a b Gambar 11 Papilio memnon a jantan b betina
8. Papilio peranthus Panjang sayap 50 mm, berwarna hitam dengan pita biru kehijauan pada
bagian sayap atas. Betina berukuran lebih besar. Apabila terkena cahaya pita sayap terlihat berwarna hijau kebiruan.
Gambar 12 Papilio peranthus 9. Papilio polytes
Panjang sayap 41 mm, berwarna coklat kehitaman, pada jantan terdapat baris kuning keputihan yang mencolok dari bagian costa hingga bagian tengah
dorsum. Daerah marginal sayap atas dan daerah discal sayap belakang mempunyai sederetan bintik kuning. Di daerah submarginal permukaan sayap belakang
terdapat bintik berwarna merah. Terdapat perpanjangan ekor pada vena keempat sayap belakang. Betina menyerupai jantan, dengan warna dasar sayap yang lebih
pucat dengan garis kuning yang lebih tajam.
Gambar 13 Papilio polytes 10. Chetosia hypsea
Panjang sayap 44 mm, warna dasar sayap oranye dengan warna hitam pekat Di bagian tepi sayap dan apex. Terdapat pita putih mencolok di separuh
daerah sayap depan. Di bagian termen sayap depan dan belakang terdapat pola zigzag. Sayap belakang bagian bawah tidak memiliki pita putih. Bagian tepi sayap
berbentuk gerigi.
Gambar 14 Chetosia hypsea 11. Doleschalia bisaltide
Panjang sayap 35 mm, berwrna oranye kecoklatan. Di bagian sayap atas, pada bagian apex sayap depan berwarna gelap dengan bercak-bercak berwarna
putih. Sayap bagian bawah berwarna coklat gelap. Bagian sisi bawah sayap berwarna menyerupai serasah.
Gambar 15 Doleschalia bisaltide
12. Euploea phaenareta Panjang sayap 60 mm, berwarna coklat gelap dengan titik-titik putih di
bagian apex yang menyebar dari vene ke vena. Titik-titik putih tersebut berukuran lebih besar pada jantan.
Gambar 16 Euploea phaenareta 13. Euploea core
Panjang sayap 42 mm, berwarna coklat gelap dengan pola putih krem berbaris pada sayap belakang. Sayap depan memiliki bercak putih menyebar pada
bagian apical.
Gambar 17 Euploea core 14. Moduza procris
Panjang sayap 31 mm. Betina berukuran lebih besar dengan panjang sayap mencapai 36 mm. Jantan dan betina memiliki warna dasar coklat kemerahan, pada
bagian tengah sayap depan dan belakang terdapat pita putih melintang yang lebar. Jantan dan betina memiliki corak yang hampir sama.
Gambar 18 Moduza procris 15. Vindula dejone
Panjang sayap 38 mm, namun betina mencapai 45 mm. Sayap bagian atas dipenuhi warna oranye. Pada sayap belakang betina terdapat pita putih dengan
warna dasar coklat kehijauan di kedua sisi pita.
Gambar 19 Vindula dejone
5.2 Perkandangan 5.2.1 Kandang PT Ikas Amboina