CITES menggolongkan seluruh jenis kupu-kupu yang diperdagangkan didunia kedalam kategori Appendix II, yakni golongan satwa-satwa yang tidak
terancam punah, namun apabila perdagangannya tidak diatur dengan ketat dapat menjadi punah. Jumlah spesies kupu-kupu dunia yang berada dalam daftar
Appendix II CITES sebanyak 26 spesies yang terdiri dari 15 spesies Troides, 10 spesies Ornithoptera, dan 1 spesies Trogonoptera. Daftar jenis kupu dilindungi
menurut CITES dapat dilihat pada Tabel 2. Dengan berlakunya CITES maka semua spesimen kupu-kupu yang keluar
masuk wilayah negara Indonesia baik untuk kepentingan komersil ataupun nonkomersil harus diikuti oleh dokumen yang diterbitkan oleh management
authority yang ditunjuk Departemen Kehutanan, 2003.
2.7 Pengelolaan Pasca Panen
Penanganan pasca panen merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap mutu hasil budidaya. Penanganan yang kurang baik menyebabkan
produk mengalami penurunan harga jual, tidak diminati, ataupun kalah bersaing dipasaran.
Menurut Sihombing 1999, kegiatan pasca panen budidaya kupu-kupu secara umum meliputi kegiatan penjualan kepompong dan spesimen kupu-kupu.
Kegiatan penjualan kepompong meliputi pengepakan, pengangkutan, dan pemasaran. Sedangkan kegiatan penjualan spesimen kupu-kupu diawali proses
pengolahan spesimen kupu-kupu terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan pengepakan, pengangkutan, dan pemasaran.
III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT Ikas Amboina dan Bali Butterfly Park di Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juni hingga Juli 2010.
Gambar 2 Lokasi penelitian A
sumber :
http:maps.google.commaps?um
=1hl= idq=peta+bali,
+skalaie=UTF-8sa=Ntab=il.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kupu-kupu sebagai satwa yang ditangkarkan, sedangkan alat yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah buku identifikasi kupu-kupu Butterfly of Borneo Otsuka, 1988, kamera, meteran, termometer dry-wet, dan alat tulis.
3.3 Jenis Data
3.3.1 Data primer
Data primer adalah data yang diambil atau diperoleh langsung dari lokasi penelitian. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3 Data primer penelitian
Jenis data Metode pengumpulan data
Lokasi pengamatan
Pengamatan pengukuran
Wawancara PT Ikas
BBP A.
Kupu-Kupu 1.
Morfologi kupu-kupu B.
Perkandangan 1.
Jenis kandang 2.
Kondisi fisik kandang 3.
Fasilitas kandang C.
Tanaman pakan dan pendukung 1.
Jenis tanaman 2.
Pengaturan tanaman D.
Budidaya 1.
Pengelolaan reproduksi 2.
Pemeliharaan kesehatan 3.
Pakan tambahan 4.
Tingkat keberhasilan E.
Pemanfaatan hasil 1.
Teknik pemanenan 2.
Teknik penyetingan 3.
Teknik pengeringan 4.
Pengemasan √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
- √
- -
- -
- -
√ -
- -
- -
√ -
√ √
√ √
√ √
- √
√ √
√ -
√ √
√ √
√ √
√ -
√ -
- -
- √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√
3.3.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian dan merupakan data yang sudah ada yang dikumpulkan oleh pihak lain
dengan berbagai metode. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi sejarah perkembangan penangkaran, dasar hukum, kondisi umum lokasi penangkaran,
topografi, jenis fauna lain dan jenis vegetasi yang terdapat di sekitar lokasi penangkaran, dan pustaka mengenai kupu-kupu.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara pengamatan, pengukuran, dan wawancara di lokasi penangkaran.
1. Pengamatan secara langsung dilakukan terhadap kupu-kupu, sistem
perkandangan, tanaman pakan dan pendukung, pengelolaan reproduksi, dan teknik pengolahan hasil penangkaran.
2. Pengukuran secara langsung dilakukan terhadap morfologi kupu-kupu,
fisik kandang, suhu kandang, dan tingkat keberhasilan penangkaran. -
Pengukuran morfologi kupu-kupu dan identifikasi dilakukan untuk mencari tahu nama spesies dan mengetahui perbedaan diantara setiap
spesies. Pengukuran panjang sayap dan identifikasi venasi sel sayap, pola warna dan warna sayap pada kupu-kupu dilakukan dengan
mengacu pada metode Otsuka 1988. Peubah peubah yang diukur dan diidentifikasi dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. panjang sayap dan venasi sel sayap kupu-kupu. L: panjang sayap, A: basal, B: discalcentral, C: submarginal, D: marginal, E: costal, F: apical, G:
subapical, H: tornus, dan I: dorsal. -
Pengukuran suhu kandang dilakukan dengan menggunakan termometer dry-wet. Pengukuran suhu dilakukan pada pagi pukul
08.00, siang pukul 12.00, dan sore pukul 17.00 selama satu bulan dengan cara menggantungkan termometer di dalam kandang.
3. Wawancara dilakukan dengan metode in-depth interview, yaitu wawancara
secara mendalam dan berulang untuk memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan secara luwes, terbuka, tidak baku dan informal. wawancara
dilakukan kepada pimpinan PT Ikas Amboina, pimpinan Bali Butterfly Park
, dan karyawan khususnya animal keeper 4 orang. Hal-hal yang ditanyakan meliputi semua aspek teknis pengelolaan dan pemanfaatan
penangkaran.
3.4.2 Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari sumber-sumber pustaka. Data sekunder merupakan data awal yang dikumpulkan sebelum kegiatan penelitian
dilaksanakan, yang berguna untuk menunjang keabsahan dan pendalaman dalam menganalisis data yang akan dilakukan.
3.5 Analisis Data
Perolehan data berupa catatan-catatan dari hasil pengukuran, pengamatan langsung observasi di lapangan, wawancara mendalam, dan studi pustaka atau
literatur dianalisis berdasarkan tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan dengan
menyederhanakan data yang diperoleh dari lapangan dengan meringkas dan menggolongkannya.
Kegiatan ini
dilakukan untuk
menajamkan dan
mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga didapat data utama yang menjadi pokok penelitian serta mendapatkan kesimpulan akhir. Penyajian data dilakukan
secara naratif deskriptif serta ditunjang dengan bentuk-bentuk bagan, Tabel, dan Gambar untuk mempermudah pemahaman mengenai hasil analisis data yang
diperoleh secara lebih terpadu. Terakhir, penarikan kesimpulan dilakukan dengan memverifikasi data yaitu melakukan pengumpulan data, analisa, dan melakukan
perbandingan dengan data penelitian lain untuk menarik kesimpulan yang kokoh dan tepat.
Kesimpulan tentang keberhasilan penangkaran dikatagorikan pada dua kriteria kualitatif, yakni:
a. Berhasil, apabila telah dapat menghasilkan turunan dari kupu-kupu yang
ditangkarkan. b.
Tidak berhasil, apabila belum dapat menghasilkan turunan dari kupu-kupu yang ditangkarkan.
Sedangkan kesimpulan tentang keberhasilan pemanfaatan penangkaran dikatagorikan pada dua kriteria kualitatif, yakni:
a. Berhasil, apabila ada terdapat bentuk-bentuk pemanfaatan dari hasil
penangkaran baik secara langsung ataupun tidak langsung, ekonomi ataupun nonekonomi.
b. Tidak berhasil, apabila tidak ada terdapat bentuk-bentuk pemanfatan dari
hasil penangkaran baik secara langsung ataupun tidak langsung, ekonomi ataupun nonekonomi.
IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah 4.1.1 Sejarah PT Ikas Amboina