Tujuan Manfaat Biologi Kupu-kupu

Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa yaitu Troides helena SK. Mentan No. 576KptsUm81980, dan Ornithoptera priamus SK. Mentan No. 716KptsUm1101980. Kupu-kupu hasil penangkaran dimanfaatkan untuk kegiatan wisata dan penjualan sovenir. Dengan adanya penangkaran kupu-kupu di PT Ikas Amboina dan taman kupu Bali Butterfly Park diharapkan dapat menjadi salah satu sarana percontohan Trendsetter bagi usaha pelestarian kupu-kupu di Indonesia. Untuk mengetahui pengelolaan penangkaran dan pemanfaatan kupu-kupu secara terperinci, diperlukan adanya penelitian secara lengkap dan tertata mengenai pengelolaan penangkaran dan pemanfaatan jenis kupu-kupu yang ada di PT Ikas Amboina dan Bali Butterfly Park.

1.2 Tujuan

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: 1. Mengetahui pengelolaan penangkaran kupu-kupu di PT Ikas Amboina dan Bali Butterfly Park. 2. Menganalisa tingkat keberhasilan penangkaran.

2.3 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bahan masukan bagi PT Ikas Amboina dan Bali Butterfly Park sehingga dapat mengembangkan teknik budidaya serta pemanfaatan kupu-kupu lebih baik lagi. 2. Sebagai pedoman untuk pengelolaan dan atau pengembangan penangkaran kupu-kupu lain di Indonesia. II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Kupu-kupu

Kupu-kupu merupakan jenis serangga yang memiliki ciri utama permukaan sayap yang ditutupi oleh sisik. Kupu-kupu di dalam taksonomi digolongkan pada bangsa Lepidoptera lepis berarti sisik, pteron berarti sayap. Sisik yang tersusun pada sayap kupu-kupu memiliki pigmen yang mamberikan warna dan corak menarik sekaligus menjadi pembeda bagi setiap jenisnya. Sisik merupakan bulu berbentuk segitiga atau memanjang yang masing-masing melekat pada pangkal yang mirip batang pada sayap secara tumpang tindih Pallister, 1986. Menurut Smart 1975 tubuh kupu-kupu terdiri dari tiga bagian yaitu kepala caput, dada thorax, dan perut abdomen. Kepala kupu-kupu berbentuk bulat kecil, terdapat sepasang antena, mata majemuk, dan alat penghisap nektar haustellate dalam bentuk probosis yang dapat digulung pada saat tidak digunakan. Bagian dada merupakan tempat melekatnya kepala yang dihubungkan oleh selaput tipis yang merupakan leher, bagian ini terdiri dari tiga segmen, terdapat sepasang kaki pada setiap segmennya dan sepasang sayap pada segmen kedua dan ketiga. Sayap merupakan organ terpenting bagi pergerakan kupu-kupu, organ ini berupa selaput tipis dan dilengkapi dengan vena-vena sehingga memperkuat melekatnya sayap pada toraks. Bentuk atau percabangan dan susunan venasi sayap merupakan salah satu ciri untuk mengenal jenis kupu-kupu. Pada bagian perut terdapat alat kelamin dan anus, alat kelamin jantan dilengkapi dengan bagian berbentuk penjepit, sedangkan pada betina berbentuk ovipositor atau alat untuk meletakkan telur Smart, 1975. Anatomi tubuh kupu-kupu dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Anatomi tubuh kupu-kupu. sumber : Sihombing, 1999. Kupu-kupu termasuk satwa yang mengalami metamorfosis sempurna holometabola, karena semasa hidupnya kupu-kupu melalui empat fase perubahan yaitu: telur, ulat larva, kepompong pupa, dan kupu dewasa imago. Setiap fase memiliki periode waktu tertentu, lama setiap periode dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Fase perkembangan kupu-kupu Fase perkembangan Waktu Perkawinan 6-8 jam Masa persiapan telur 3-5 hari Telur 10-16 hari Larva 14-21 hari Pupa 21-28 hari Kupu-kupu 21-28 hari Sumber : Sihombing 1999 Lebih lanjut Pallister 1986 menjelaskan keempat fase metamorfosis kupu-kupu adalah: 1. Telur Telur kupu-kupu berukuran kecil, berbentuk bulat, bulat telur, atau agak panjang. Warna telur beraneka ragam tergantung pada jenisnya, cangkang telur dapat berpola pahatan ataupun halus. Bagian bawah selalu rata, pada bagian atas telur terdapat lubang kecil disebut mikropile yang berfungsi sebagai tempat masuknya spermatozoid ke dalam telur. Kupu-kupu betina biasa meletakkan telur- telurnya diatas atau berada dekat dengan tumbuhan pakan dari serangga mudanya. 2. Larva Makhluk yang menetas dari telur kupu-kupu merupakan ulat, yang secara ilmiah dikenal sebagai larva. Larva kebanyakan kupu-kupu merupakan pemakan tumbuhan, beberapa jenis lainnya memakan daging, seperti pemakan kutu daun dan kutu perisai. Fase larva merupakan satu-satunya fase metamorfosis yang mengalami proses pertumbuhan. Larva memakan tumbuhan dengan sangat rakus, apabila kulit dari tubuhnya mengetat maka kulit ini akan berganti mengikuti pertumbuhan tubuhnya. Rata-rata larva berganti kulit sebanyak 5 atau 6 kali, walaupun beberapa jenis dapat bertukar kulit hingga 20 kali. Ulat memiliki 3 pasang kaki sejati pada setiap segmen toraksnya dan 1-5 pasang kaki pengganti pada bagian abdomen. Matanya sederhana dan tersusun dalam pasangan, terdapat 2-6 pasang pada setiap sisi kepala. 3. Pupa Fase pupa atau kepompong merupakan suatu periode tidak bergerak, fase ini terjadi setelah larva mengalami sejumlah pergantian kulit. Tahapan ini dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan atau lebih tergantung jenisnya. Kebanyakan pupa kupu-kupu didapati terpaut pada suatu benda tetap yang sedikit jauh dari tanah. Beberapa jenis menggantungkan kepalanya kearah bawah melalui selapis sutera yang dipintal oleh ulat itu pada suatu benda yang terlindung sebelum berganti kulit. 4. Imago Fase imago atau kupu-kupu dewasa dimulai bersamaan dengan pertukaran kulit terakhir. kupu-kupu keluar melalui selubung belakang dari pupanya yang terbelah, Transformasi kupu-kupu yang terakhir ini biasanya terjadi pada malam hari. Pada awal fase ini kupu-kupu masih sangat lemah dan memerlukan beberapa waktu untuk merentangkan sayapnya. Setelah beberapa saat semua anggota badannya berfungsi dan tubuhnya mencapai ukuran normal. Kupu-kupu segera dapat terbang bebas mencari makan dan melakukan perkawinan.

2.2 Klasifikasi Kupu-kupu