Pemeliharaan kepompong Pemeliharaan kupu-kupu dewasa

5.4.2 Pengelolaan budidaya di Bali Butterfly Park

5.4.2.1 Pemeliharaan kepompong

Kepompong yang datang terlebih dahulu diperiksa kondisinya, dihitung, serta dikelompokkan menurut jenis kupu-kupunya, setelah itu kepompong di bawa ke kandang kepompong yang terletak di tengah taman. Kepompong digantung di lemari kepompong menggunakan jepitan kain dan disusun menurut jenis kupunya. Setiap hari lemari kepompong diperiksa dan diawasi oleh keeper kupu- kupu Apabila ada yang terserang penyakit dan ada yang tidak menetas maka segera dikeluarkan begitu pula kepompong-kepompong yang sudah kosong. Kepompong yang baik biasanya berwarna cerah, bereaksi ketika disentuh, dan kadang-kadang mengeluarkan suara mendesis.

5.4.2.2 Pemeliharaan kupu-kupu dewasa

Kupu-kupu yang berada di lemari kepompong biasanya menetas mulai pukul 04.00 hingga menjelang pukul 09.00 pagi. Kupu-kupu membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk keluar dari kepompong. Penataan kepompong dengan cara digantung dengan jepitan kain sangat membantu dalam proses kelahiran. Tahap awal kelahiran kupu-kupu ditandai dengan terbukanya penutup atas dari kepompong, bagian yang terbuka ini meliputi daerah kepala hingga dada. Antena merupakan bagian tubuh yang pertama kali keluar, diikuti bagian kaki depan, badan, sayap, dan perut. Kupu-kupu yang baru keluar dari kepompong masih dalam kondisi basah dengan sayap yang belum terentang, proses pengeringan sayap pada kupu-kupu membutuhkan waktu sekitar 3 jam hingga kupu-kupu dapat terbang, biasanya kupu-kupu akan bergantung pada bekas kepompongnya sendiri hingga sayapnya kering. Selama proses pengeringan ini kupu-kupu akan sering mengeluarkan air seni. Kupu-kupu yang tidak berhasil keluar dari kepompong dan kupu-kupu yang tidak dapat mengeringkan sayapnya kurang dari 3 jam umumnya cacat dan tidak dapat terbang, keeper akan memisahkan kupu-kupu dengan kondisi tersebut dari lemari kepompong. Kupu-kupu yang sudah kering sayapnya dan siap terbang biasanya dicirikan dengan kepakan sayap yang aktif. Kupu-kupu yang sudah bisa terbang akan dilepas ke taman pada sore hari, karena pada siang harinya kupu- kupu akan dijadikan display kepada wisatawan yang datang. Sama halnya di alam, kupu-kupu di dalam taman akan memulai aktivitasnya pada pagi hari sekitar pukul 07.00 disaat matahari mulai terbit. Sinar matahari pagi dimanfaatkan kupu-kupu untuk mengeringkan sayapnya yang lembab oleh embun pada malam hari. Beberapa aktivitas kupu-kupu yang teramati diantaranya mencari makan, mencari pasangan, kawin, dan istirahat. Aktivitas mencari makan dilakukan dengan cara mengunjungi kuntum- kuntum bunga dan menghisap nektar yang terdapat di dalamnya menggunakan alat penghisap pada mulut yang disebut proboscis. Selain menghisap nektar, kupu-kupu juga sering terlihat hinggap di bebatuan ataupun di tepi aliran air. Menurut Sihombing 1999 selain menghisap nektar, kupu-kupu juga mencari mineral-mineral lain yang dibutuhkan untuk proses reproduksi. Aktiftas mencari mineral ini lebih terlihat pada individu jantan. Kegiatan mencari pasangan pada kupu-kupu lebih dominan terlihat pada kupu jantan, seperti menari-nari dan berkeliling untuk menarik perhatian betina. Bila kehadiran jantan diterima oleh betina, maka kedua kupu-kupu akan menari dan terbang bersamaan sebelum melakukan perkawinan. Perkawinan pada kupu-kupu dilakukan dengan cara menggantungkan diri, bagian ujung abdomen jantan menjepit ujung abdomen betina dengan posisi betina berada diatas. Walaupun saling melekat pada saat kawin kupu-kupu masih dapat terbang, karena pada umumnya ukuran tubuh betina pada kupu-kupu lebih besar sehingga mampu membawa jantan terbang bersama. perkawinan pada kupu- kupu berlangsung sekitar 6-8 jam. Aktivitas kupu-kupu pada pukul 10.00 menjelang siang akan menurun dan meningkat kembali pukul 15.00 hingga menjelang sore. Pada siang hari saat suhu udara meningkat kupu-kupu jarang terlihat, Menurut Sihombing 1999 kupu- kupu termasuk hewan berdarah dingin, bila kupu-kupu terbang suhu tubuhnya dapat mencapai 10º C diatas suhu lingkungan hal tersebut dapat membahayakan kupu-kupu itu sendiri. Pada malam hari kupu-kupu akan beristirahat dengan cara menggantungkan diri di balik daun dengan bagian kepala ke bawah. Menurut pengelola Bali Butterfly Park, idealnya dibutuhkan sekitar 3.700 ekor kupu-kupu untuk memenuhi area taman seluas 3.700 m² atau 1 ekor per meter persegi. Namun pada kenyataanya hanya dapat dipenuhi sekitar 2.000 ekor. Hal ini karena kurangnya pasokan kepompong dari pihak penangkar dan harga kepompong yang cukup mahal. Pengelola mengatakan dengan minimal 2.000 ekor kupu-kupu yang ada sudah cukup untuk menjalankan aktivitas wisata. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut Bali Butterfly Park mendatangkan cukup sekitar 1.000 kepompong setiap minggunya dari PT Ikas Amboina, dengan asumsi semua kepompong lahir pada minggu pertama dan umur kupu-kupu dua minggu. Perbedaan pengelolaan penangkaran secara umum antara PT Ikas Amboina, Cilember, dan Kampus IPB Darmaga disajikan pada Lampiran 2.

5.4.2.3 Pemeliharaan kesehatan