Perkebunan Komposisi dan Struktur Vegetasi

yang lebat di dalam hutan untuk berlindung dari berbagai macam gangguan dan juga sebagai tempat istirahat Gambar 5. Banteng memilih rumpun bambu sebagai tempat berteduh selain tajuk pohon dan terdapat hamparan pakan yang dijadikan sebagai bahan makanan tambahan, karena banteng ketika beristirahat juga sambil memamah biak Alikodra 1983. Jika banteng bertemu dengan manusia maka akan berlari masuk hutan dengan tegakan bambu yang rapat sehingga sangat sulit untuk menemukannya. Banteng memilih hutan hujan tropis dataran rendah sebagai lokasi berlindung karena jarang terdapat aktivitas manusia. Alikodra 1983 mengemukakan hutan hujan tropis dataran rendah dijadikan sebagai tempat bersembunyi dari berbagai macam gangguan dan dijadikan sebagai tempat berlindung dari kondisi cuaca yang tidak menentu. Pada kawasan Taman Nasional Alas Purwo bambu mendominasi 40 dari luasan hutan hujan tropis dataran rendah Delfiandi 2006. Pada kawasan TNMB bambu mendominasi di daerah tepi antara areal perkebunan dan hutan hujan tropis dataran rendah. Gambar 5 Habitat hutan hujan tropis dataran rendah.

5.1.2 Perkebunan

Di kawasan TNMB terdapat areal perkebunan milik swasta yang menjadi habitat banteng. Perkebunan tersebut masih berproduksi secara rutin meskipun sudah banyak yang rusak. Terdapat empat blok perkebunan yang diamati, yaitu: Blok 90-an Coklat, Blok 90-an Karet, Blok Balsa, dan Blok Kedungwatu. Pada habitat perkebunan ditemukan sebanyak 16 jenis tumbuhan dari 12 famili Tabel 8 Tabel 8 Hasil analisis vegetasi di areal perkebunan untuk jenis dominan Areal Tingkat Nama lokal Nama ilmiah KR FR DR INP Blok 90-an Coklat Tumb. Bawah Lagetan Spilanthes acmelia 82,75 50 - 132,75 Semai Coklat Theobrroma cacao 100 100 - 200 Pancang Coklat Theobrroma cacao 100 100 100 300 Tiang Coklat Theobrroma cacao 89,47 60 97,23 246,70 Pohon Kelapa Cocos nucifera 50 50 57,89 157,89 Blok 90-an Karet Tumb. Bawah Lagetan Spilanthes acmelia, 61,11 25 - 86,11 Semai - - - - - - Pancang Karet Hevea brasiliensis 100 100 - 200 Tiang Karet Hevea brasiliensis 100 100 100 300 Pohon - - - - - - Blok Balsa Tumb. Bawah Babadotan Ageratum conyzoides 47,19 25 - 72,19 Semai - - - - - - Pancang Mindi Garcinia dulcis 100 100 - 200 Tiang - - - - - - Pohon Balsa Ochroma lagopus 100 100 100 300 Blok Kedungwatu Tumb. Bawah Babadotan Ageratum conyzoides 40,88 30 - 70,88 Semai - - - - - - Pancang Waru Hibiscus tiliaceus 78,57 75 - 153,57 Tiang - - - - - - Pohon Waru Hibiscus tiliaceus 50 50 50,44 150,44 Pada Blok 90-an Coklat dan Karet, tumbuhan bawah tumbuh di lantai- lantai hutan karet sehingga banteng mudah mendapat pakan. Topografinya relatif datar dengan kondisi tanah basah sampai kering Gambar 6. Terdapat parit-parit air di dalam areal perkebunan sebagai tempat minum banteng serta muara Sukamade sebagai lokasi untuk mengasin. Blok ini memiliki suhu 28°C dan kelembaban yaitu 85 serta berada pada ketinggian ± 10 m dpl. Lokasi perkebunan Blok Balsa dan Kedungwatu dekat dengan sumber air yaitu Sungai Cawang sehingga banteng menggunakan areal perkebunan sebagai lintasan, tempat mencari makan, dan berteduh. Kondisi tanah yang kering, dengan topografi yang bergelombang dan memiliki suhu 27 dan kelembaban 70, serta berada pada ketinggian ±20 m dpl. Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, terdapat empat jenis tumbuhan yang berfungsi sebagai cover dan delapan jenis yang berfungsi sebagai tumbuhan pakan Tabel 9. Tabel 9 Jenis-jenis vegetasi yang berfungsi sebagai cover dan pakan di habitat perkebunan Areal perkebunan merupakan habitat yang disukai oleh banteng di kawasan TNMB, karena selain tersedianya pakan banteng yang berlimpah juga tersedia air dan tempat istirahat di sekitarnya. Menurut Alikodra 2002 satwaliar juga banyak yang menggunakan tanaman perkebunan sebagai habitatnya, sehingga untuk beberapa hal sering menjadi hama tanaman. Beberapa satwa yang sering menggunakan habitat perkebunan antara lain, gajah, rusa, babi hutan, banteng dan kera ekor panjang. Aktivitas banteng di TNMB lebih banyak ditemui di areal perkebunan Wirawan 2011. Pada perkebunan sangat banyak dijumpai banteng baik secara langsung maupun tidak langsung. Gambar 6 Habitat perkebunan. Areal Jenis vegetasi Fungsi Pakan Fungsi Cover Nama lokal Nama ilmiah Nama lokal Nama ilmiah Blok 90an Coklat Lagetan Spilanthes acmelia Coklat Theobroma cacao Coklat Theobrroma cacao Sintru Clitoria ternatea Blok 90an Karet Lagetan Spilanthes acmelia Karet Hevea brasiliensis Kirinyuh Chromolaena odorata Sintru Clitoria ternatea Babadotan Ageratum conyzoides Blok Balsa Rambusa Passiflora foetida Balsa Ochroma lagopus Babadotan Ageratum conyzoides Sintru Clitoria ternatea Kirinyuh Chromolaena odorata Blok Kedungwatu Babadotan Ageratum conyzoides Waru Hibiscus tiliaceus Sintru Clitoria ternatea Krayutan Mikania micrantha Kirinyuh Chromolaena odorata Waru Hibiscus tiliaceus L. Gondang legi Ficus variegata Bl. Pengelolaan areal perkebunan di TNMB masih cukup baik, sehingga tumbuhan bawah dapat tumbuh dengan subur karena adanya perawatan, seperti pemupukan. Meskipun banyak lokasi perkebunan yang telah rusak, lokasi yang masih produktif tetap dirawat. Menurut Setiawati 1986 kondisi rumput yang tumbuh di bawah tegakan kelapa milik perkebunan jauh lebih baik dibanding rumput yang tumbuh di padang penggembalaan. Keadaan ini menguntungkan bagi banteng sehingga selalu tersedia pakan yang segar meskipun tiap blok perkebunan dijaga oleh manusia. Banteng dapat mencari kesempatan untuk mendapatkan makanan di areal perkebunan. Ketika melihat manusia banteng akan pergi ke hutan di sekitarnya dan kembali ketika keadaan telah aman Alikodra 1983. Habitat perkebunan disukai banteng karena topografinya yang sebagian besar datar sehingga memudahkan banteng untuk mengetahui kemungkinan adanya gangguan Alikodra 2010. Pemanfaatan areal perkebunan sebagai salah satu habitat sering menimbulkan permasalahan bagi pihak perkebunan. Masuknya banteng ke dalam areal perkebunan yang baru ditanami mengakibatkan tanaman perkebunan milik warga menjadi rusak. Oleh karena itu, pihak perkebunan melakukan pengamanan terhadap banteng melalui patroli yang dilakukan oleh pekerja perkebunan untuk menghalau banteng agar tidak masuk ke areal perkebunan. Penghalauan hanya dilakukan pada lokasi perkebunan yang sedang ditanami tanaman pertanian karena rentan akan injakan dan potensi dimakan oleh banteng. Tingkat kerawanan populasi banteng pada perkebunan dipengaruhi oleh kegiatan manusia saat mengambil hasil perkebunan dan mencari kayu atau bambu. Tingkat perburuan terhadap banteng juga sudah sangat jarang Tim TNMB 2009. Keberadaan satwa pemangsa predator tidak ditemukan di habitat tersebut karena keberadaannnya yang telah punah yaitu harimau jawa Panthera tigris sondaica.

5.1.3 Padang Rumput