Pengelolaan areal perkebunan di TNMB masih cukup baik, sehingga tumbuhan bawah dapat tumbuh dengan subur karena adanya perawatan, seperti
pemupukan. Meskipun banyak lokasi perkebunan yang telah rusak, lokasi yang masih produktif tetap dirawat. Menurut Setiawati 1986 kondisi rumput yang
tumbuh di bawah tegakan kelapa milik perkebunan jauh lebih baik dibanding rumput yang tumbuh di padang penggembalaan. Keadaan ini menguntungkan bagi
banteng sehingga selalu tersedia pakan yang segar meskipun tiap blok perkebunan dijaga oleh manusia. Banteng dapat mencari kesempatan untuk mendapatkan
makanan di areal perkebunan. Ketika melihat manusia banteng akan pergi ke hutan di sekitarnya dan kembali ketika keadaan telah aman Alikodra 1983.
Habitat perkebunan disukai banteng karena topografinya yang sebagian besar datar sehingga memudahkan banteng untuk mengetahui kemungkinan adanya
gangguan Alikodra 2010. Pemanfaatan areal perkebunan sebagai salah satu habitat sering
menimbulkan permasalahan bagi pihak perkebunan. Masuknya banteng ke dalam areal perkebunan yang baru ditanami mengakibatkan tanaman perkebunan milik
warga menjadi rusak. Oleh karena itu, pihak perkebunan melakukan pengamanan terhadap banteng melalui patroli yang dilakukan oleh pekerja perkebunan untuk
menghalau banteng agar tidak masuk ke areal perkebunan. Penghalauan hanya dilakukan pada lokasi perkebunan yang sedang ditanami tanaman pertanian
karena rentan akan injakan dan potensi dimakan oleh banteng. Tingkat kerawanan populasi banteng pada perkebunan dipengaruhi oleh kegiatan manusia saat
mengambil hasil perkebunan dan mencari kayu atau bambu. Tingkat perburuan terhadap banteng juga sudah sangat jarang Tim TNMB 2009. Keberadaan satwa
pemangsa predator tidak ditemukan di habitat tersebut karena keberadaannnya yang telah punah yaitu harimau jawa Panthera tigris sondaica.
5.1.3 Padang Rumput
TNMB memiliki savana-savana buatan sebagai habitat banteng. Savana tersebut antara lain Savana Sumbersari dan Savana Pringtali yang merupakan
padang penggembalaan feeding ground buatan bagi banteng. Kondisi kedua savana sudah tidak terawat dan tidak nyaman bagi banteng untuk hidup di
dalamnya, disebakan kedua savana tersebut terancam oleh adanya invasi telean
Lantana camara dan bambu jajang Giganthochloa apus. Feeding ground buatan tersebut sudah sangat jarang digunakan oleh banteng. Hal ini dibuktikan
dengan sulitnya ditemukan jejak keberadaan bateng tersebut. Berdasarkan analisis vegetasi yang dilakukan di Savana Sumbersari, ditemukan 12 jenis tumbuhan
yang didominasi oleh famili Verbenaceae dan Poaceae Tabel 10. Tabel 10 Hasil analisis vegetasi tumbuhan bawah di Savana Sumbersari
No Nama lokal
Nama Ilmiah
Famili KR
FR INP
1 Telekan Lantana camara
Verbenaceae 30,48 15,15
45,64 2 Plumpung
Panicum respens Poaceae 28,22
15,15 43,37
3 Sintru Clitoria ternatea
Leguminosae 10,84 15,15
25,99 4 Kerayutan
Mikania micrantha Asteraceae 8,83
12,12 20,95
5 Paitan Paspalum
conjugatum Poaceae 6,82
9,09 15,91
6 Rumput gambir -
- 5,62 9,09
14,71 7 Lagetan
Spilanthes acmelia Asteraceae 3,21 6,06 9,27
8 Rumput kawat Cynodon dactylon
Poaceae 2,00 6,06 8,06
9 Kacang2an Desmodium
puchellum Fabaceae 1,20
3,03 4,23 10 Rumput
teki Cyperus rotundus
Cyperaceae 1,20 3,03 4,23 11 Kemukus
Piper cubeba Piperaceae 0,80 3,03 3,83
12 Putri malu
Mimosa pudica Fabaceae 0,80
3,03 3,83
Hasil pengukuran vegetasi ditemukan 12 jenis tumbuhan pada Savana Sumbersari. Jenis tumbuhan yang mendominasi dilihat dari INP terbesar yaitu
telean Lantana camara dan plumpung Panicum respens yang merupakan jenis yang tidak disukai banteng. Jenis-jenis tumbuhan seperti sintru Clitoria ternatea,
krayutan Mikania micrantha, dan paitan Paspalum conjugatum yang merupakan pakan banteng juga terdapat pada savana dengan jumlah banyak
terlihat dari INP tumbuhan tersebut. Walaupun jenis tersebut terdapat pada savana, namun keberadaan telean Lantana camara dan plumpung Panicum
respens lebih dominan sehingga menutupi keberadaan jenis pakan lain. Savana Sumbersari memiliki luas 10 ha sebagian besar tertutup dengan
bambu jajang yaitu jenis vegetasi awal yang terdapat di Savana Sumbersari, karena perawatan yang kurang sehingga savana yang tadinya terbuka, kembali ke
kondisi awalnya yang dipenuhi oleh rumpun bambu. Savana Sumbersari berada jauh dari lokasi aktivitas manusia dan dekat dengan aliran sungai yang mengalir
sepanjang tahun yaitu Sungai Sumbersari serta untuk mengasin banteng harus berjalan menuju Teluk Meru. Pada Savana Sumbersari tahun 2010 dilakukan
pengelolaan habitat dengan mengetahui luasan efektif dari savana tersebut kemudian dilakukan pembersihan dan pembuatan bak untuk mengasin bagi
banteng. Savana ini memiliki suhu 33°C dengan kelembaban 61 dan berada pada ketinggian ± 20 m dpl. Kondisi Savana Sumbersari dapat dilihat pada
Gambar 7.
Gambar 7 Habitat Savana Sumbersari. Pada pengukuran vegetasi ditemukan 9 jenis tumbuhan di Savana
Pringtali. Pada INP terbesar diperoleh telean Lantana camara yang mendominasi dan merupakan jenis yang tidak disukai banteng. Jenis lain yang
merupakan pakan banteng dan memiliki INP yang besar yaitu paitan Paspalum conjugatum, sintru Mikania micrantha, kirinyuh Chromolaena odorata, dan
kawatan Cynodon dactylon. Jenis-jenis pakan banteng tersebut terinvasi oleh telean sehingga banteng sulit menemukan makanannya. Hasil analisis vegetasi
dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil analisis vegetasi tumbuhan bawah di Savana Pringtali
No Nama lokal
Nama Ilmiah
Famili KR
FR INP
1 Telean Lantana camara Verbenaceae
32,40 14,89
47,29 2 Paitan
Paspalum conjugatum Poaceae 25,75 14,89 40,64
3 Sintru Clitoria ternatea Leguminoceae
15,91 14,89
30,80 4 Kerinyu
Chromolaena odorata Asteraceae 6,48
14,89 21,37
5 Kawatan Cynodon dactylon
Poaceae 8,44 12,76
21,21 6 Krayutankariya
Mikania micrantha Asteraceae 2,55
10,63 13,19
7 Sidagori Sida glabra
Malvaceae 1,96 8,51
10,47 8 Babadotan
Ageratum conyzoides Compositae 2,16
4,25 6,41
9 Pulutan Urena lobata
Malvaceae 0,78 4,25
5,04
Savana Pringtali merupakan salah satu habitat banteng buatan, namun karena kurangnya perawatan savana ini tertutup dengan semak telean Lantana
camara sehingga jenis-jenis pakan yang disukai oleh banteng tertutup oleh adanya telean. Savana ini memiliki bak untuk mengasin bagi banteng, namun
untuk kebutuhan mengasin, banteng biasanya mengunjungi pantai karena jarak antara savana dengan pantai ± 1 km. Terdapat sungai yang hanya mengalir pada
musim hujan. Lokasi savana ini kurang strategis yaitu berada diantara areal perkebunan yang menjadi lintasan banteng ketika turun dari hutan hujan tropis
dataran rendah sehingga banteng lebih memilih berada di areal perkebunan sekitarnya. Jenis pohon yang terdapat pada savana yaitu timo Kleinhovia
hospita, apak Ficus benjamina, gintongan Bischofia javanica, bungur Lagerstroemia speciosa, dan gondang Ficus variegata. Pada tahun 2010
dilakukan pembinaan habitat Savana Pringtali dengan membersihkan tanaman pengganggu yaitu Lantana camara sampai ke akarnya sehingga jenis-jenis pakan
banteng dapat tumbuh. Dari hasil pengamatan tumbuhan yang tumbuh selama 30 hari di Savana Pringtali diperoleh jenis-jenis pakan yang disukai banteng. Suhu di
Savana Pringtali sebesar 30°C dengan kelembaban 72 dan berada pada ketinggian ± 15 m dpl. Kondisi habitat Savana Printali dapat dilihat pada Gambar
8.
Gambar 8 Habitat Savana Pringtali. Padang rumput seharusnya menjadi habitat yang ideal bagi banteng,
namun dengan kondisi yang terinvasi telean Lantana camara dan tertutup rumpun bambu tidak memungkinkan untuk banteng tinggal di padang rumput
tersebut. Menurut Alikodra 1990 habitat merupakan tempat yang dapat memenuhi kebutuhan satwaliar baik untuk mencari makan, minum, berlindung,
bermain, berkembangbiak, shelter dan cover. Namun, pada keanyataannya dua
padang rumput ini kurang memenuhi kriteria tersebut. Pada habitat Savana Sumbersari tidak terdapat ruang yang luas untuk banteng leluasa dalam mencari
makan karena invasi dari telean Lantana camara dan plumpung Panicum respens. Lokasi yang jauh dari tempat mengasin dan kembalinya savana menjadi
rumpun bambu mengakibatkan tak ada tempat bermain bagi banteng, sedangkan pada Savana Pringtali tidak terdapat sumber air sepanjang tahun terdekat dan
invasi telean Lantana camara yang mulai menutupi pakan banteng. Padang rumput di TNMB tidak lagi diminati karena banteng lebih memilih
areal perkebunan sebagai habitatnya. Hal ini dikarenakan selain menyediakan pakan, perkebunan memiliki sumber air yang merupakan faktor penting bagi
kelangsungan hidup banteng. Selain itu, lokasinya yang dekat dengan hutan hujan tropis dataran rendah sehingga memudahkan untuk bersembunyi atau beristirahat.
Perbaikan padang rumput diperlukan untuk mengembalikan banteng ke savana agar mengurangi intensitas aktifitasnya di dalam areal perkebunan. Upaya
pembinaan habitat perlu dilakukan diantaranya, pembuatan sumber air seperti springkel yang di butuhkan untuk savana yang tidak memiliki sumber air
sepanjang tahun, pemberantasan tanaman pengganggu, pemulihan spesies pakan banteng, pembuatan bak mengasin, pemantauan secara rutin dan evaluasi. Pada
dasarnya padang rumput di TNMB cukup berpotensi karena letaknya yang berada dekat dengan hutan hujan tropis dataran rendah, sehingga memberikan rasa aman
bagi banteng. Selain itu terdapat shelter yang berfungsi sebagai peneduh yaitu pohon walangan Pterospermum diversifolium, bungur Lagerstroemia speciosa
dan bambu, serta memiliki lokasi untuk mengasin. Padang rumput yang ideal yaitu yang memiliki luasan 10-20 ha, tersebar pada beberapa lokasi, komposisinya
terdiri dari hutan alam, padang rumput, sumber air, hutan pantaimangrove, dan air laut Alikodra 2010. Permasalahannya yaitu perawatan terhadap savana yang
kurang efektif sehingga savana tidak terawat dan penyediaan air lokasi yang sulit air.
5.1.4 Keanekaragaman jenis tumbuhan