Keanekaragaman jenis tumbuhan Komposisi dan Struktur Vegetasi

padang rumput ini kurang memenuhi kriteria tersebut. Pada habitat Savana Sumbersari tidak terdapat ruang yang luas untuk banteng leluasa dalam mencari makan karena invasi dari telean Lantana camara dan plumpung Panicum respens. Lokasi yang jauh dari tempat mengasin dan kembalinya savana menjadi rumpun bambu mengakibatkan tak ada tempat bermain bagi banteng, sedangkan pada Savana Pringtali tidak terdapat sumber air sepanjang tahun terdekat dan invasi telean Lantana camara yang mulai menutupi pakan banteng. Padang rumput di TNMB tidak lagi diminati karena banteng lebih memilih areal perkebunan sebagai habitatnya. Hal ini dikarenakan selain menyediakan pakan, perkebunan memiliki sumber air yang merupakan faktor penting bagi kelangsungan hidup banteng. Selain itu, lokasinya yang dekat dengan hutan hujan tropis dataran rendah sehingga memudahkan untuk bersembunyi atau beristirahat. Perbaikan padang rumput diperlukan untuk mengembalikan banteng ke savana agar mengurangi intensitas aktifitasnya di dalam areal perkebunan. Upaya pembinaan habitat perlu dilakukan diantaranya, pembuatan sumber air seperti springkel yang di butuhkan untuk savana yang tidak memiliki sumber air sepanjang tahun, pemberantasan tanaman pengganggu, pemulihan spesies pakan banteng, pembuatan bak mengasin, pemantauan secara rutin dan evaluasi. Pada dasarnya padang rumput di TNMB cukup berpotensi karena letaknya yang berada dekat dengan hutan hujan tropis dataran rendah, sehingga memberikan rasa aman bagi banteng. Selain itu terdapat shelter yang berfungsi sebagai peneduh yaitu pohon walangan Pterospermum diversifolium, bungur Lagerstroemia speciosa dan bambu, serta memiliki lokasi untuk mengasin. Padang rumput yang ideal yaitu yang memiliki luasan 10-20 ha, tersebar pada beberapa lokasi, komposisinya terdiri dari hutan alam, padang rumput, sumber air, hutan pantaimangrove, dan air laut Alikodra 2010. Permasalahannya yaitu perawatan terhadap savana yang kurang efektif sehingga savana tidak terawat dan penyediaan air lokasi yang sulit air.

5.1.4 Keanekaragaman jenis tumbuhan

Berdasarkan perhitungan Indeks Shannon-Wiener pada berbagai tipe habitat yang dikaji dapat diketahui keanekaragaman jenis pada berbagai tingkat pertumbuhan. Jumlah lokasi yang digunakan untuk analisis Indeks Shanon- Wiener adalah sebanyak delapan lokasi Tabel 12. Tabel 12 Indeks keanekaragaman jenis tiap tingkat pertumbuhan Lokasi Indeks Keanekaragaman Jenis Tumb, Bawah Semai Pancang Tiang Pohon Blok Banyuputih 0,89 0,71 1,09 1,52 2,09 Blok Sikapal 1,21 1,82 1,88 1,74 2,24 Blok 90-an Coklat 0,63 0,47 0,33 Blok 90-an Karet 1,51 - - Blok Balsa 1,45 - 0 - 0 Blok Kedungwatu 1,26 - 0,54 - 0,69 Savana Sumbersari 2,15 - - - - Savana Pringtali 1,98 - - - - Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa untuk tingkat pohon keanekaragaman tertinggi terdapat pada tipe habitat hutan hujan tropis dataran rendah yaitu Blok Sikapal. Keanekaragaman pada hutan hujan tropis dataran rendah terlihat dari tersedianya tiap tingkat pertumbuhan antara lain pohon, tiang dan pancang yang mendominasi dari habitat lainnya. Vegetasi hutan hujan tropis primer dan sekunder dengan berbagai tingkat pertumbuhan ini menunjukan tingkat regenerasi tumbuhan yang lebih baik dibanding tipe habitat lainnya. Menurut Endarwin 2006 dalam Destriana 2008 hutan hujan tropis dataran rendah memiliki komposisi dan keanekaragaman baik tumbuhan maupun satwaliar yang cukup tinggi dibandingkan formasi hutan lainnya. Areal perkebunan memiliki jenis-jenis tanaman yang homogen yang ditunjukan dengan nilai 0, sehingga hanya terdapat jenis-jenis tingkat pertumbuhan tertentu. Pada Blok 90-an Coklat dan Karet didominasi oleh tumbuhan bawah, pada Blok Balsa dan Kedungwatu juga didominasi oleh tumbuhan bawah. Tumbuhan bawah mendominasi tipe vegetasi perkebunan, sehingga perkebunan menyediakan jenis-jenis tumbuhan pakan bagi banteng. Pada savana yang sebagian besar adalah tumbuhan bawah memiliki indeks keanekaragaman yang tinggi untuk tingkat tumbuhan bawah, namun jenis-jenis yang disukai banteng telah terinvasi sehingga banteng kesulitan memilih makanannya. Banteng makan pada tingkat tumbuhan bawah, semai dan beberapa pancang. Karena banteng tidak hanya grazer pemakan rumput tapi juga browser yang memakan pucuk-pucuk daun muda. Keanekaragaman vegetasi yang menyusun kawasan konservasi merupakan salah satu potensi yang mendukung keberadaan banteng dalam kelangsungan hidupnya. Keanekaragaman jenis berdasarkan Indeks Shannon-Wienner di TNMB termasuk dalam kategori sedang 2-3 yaitu untuk hutan hujan tropis dataran rendah Blok Banyuputih dan Sikapal serta Savana Sumbersari, sedangkan keanekaragaman jenis pada areal perkebunan termasuk jenis rendah 2. Hutan hujan tropis memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi karena keadaannya yang masih alami dan merupakan penutupan lahan terbesar di kawasan TNMB. 5.2 Karakteristik Habitat 5.2.1 Ketersediaan Pakan