Komposisi dan Struktur Vegetasi Produktivitas dan Daya Dukung

b. Karakteristik Cover Data karakteristik cover diperoleh melalui pengamatan langsung pada plot analisis vegetasi yang diperkuat dengan adanya jejak kaki dan feses dari banteng. Selain itu dilakukan wawancara dengan masyarakat sekitar hutan dan petugas sebagai informasi tambahan. Selanjutnya dilakukan cek silang dari data sekunder berupa dokumen taman nasional. Cover dibedakan menurut fungsi dan bentuknya yaitu berupa tipe cover, fungsi cover, tipe habitat keberadaan cover, ketinggian, dan substrat dominan. c. Ketersediaan Air Data ketersediaan air yang diambil berupa parameter fisik yaitu lebar dan kedalaman sungai, lokasi sumber air, ketersediaan sumber air, intensitas penggunaannya oleh banteng, dan habitat keberadaan sumber air. Pada air sungai yang mengalir dilakukan penghitungan debit air. Debit air dihitung dengan menggunakan bola pingpong yang dialirkan mengikuti arus air sepanjang 2 meter kemudian dihitung waktunya. Pengulangan perhitungan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu di tepi kiri, di tengah, dan di tepi kanan.

3.5 Analisis Data

3.5.1 Komposisi dan Struktur Vegetasi

Data vegetasi hutan yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan dihitung nilai-nilai: indeks nilai penting dan indeks keanekaragaman spesies. Untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi, maka pada masing-masing petak ukur dilakukan analisis kerapatan, frekuensi dan dominansi untuk setiap jenis tumbuhan Soerianegara dan Indrawan 2002. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kerapatan suatu spesies K ha contoh petak Luas spesies suatu individu Jumlah = Kerapatan relatif suatu spesies KR 100 spesies seluruh Kerapatan spesies suatu Kerapatan × = Frekuensi suatu spesies F petak seluruh Jumlah spesies suatu ditemukan petak Jumlah = Frekuensi relatif suatu spesies FR 100 spesies seluruh Frekuensi spesies suatu Frekuensi × = Dominasi suatu spesies D Ha contoh petak Luas spesies suatu dasar bidang Luas = Dominasi relatif suatu spesies DR 100 × spesies seluruh Dominansi spesies suatu Dominansi = Indeks Nilai Penting INP Tingkat semai dan pancang : INP = KR + FR Tingkat pohon tiang : INP = KR + FR + DR Total Indeks Nilai Penting INP untuk setiap tingkat pohon, tiang, pancang, semai, dan tumbuhan bawah, dihitung untuk setiap tipe ekosistem. Nilai INP setiap tipe ekosistem menggambarkan kondisi vegetasi. Untuk menghitung keanekaragaman spesies digunakan Indeks Keanekaragaman Shannon H’ dengan persamaan sebagai berikut : H’ = - ∑ [ Pi. ln. Pi] Keterangan : H’ : Indeks Keanekaragaman Shannon Pi : Proporsi Nilai Penting Ln : Logaritma Natural ni : Jumlah INP suatu spesies N : Jumlah INP seluruh spesies

3.5.2 Produktivitas dan Daya Dukung

Untuk mengetahui produksi hijauan seluruh areal dipergunakan rumus Susetyo 1980. l p L P = = tas Produktivi Keterangan : P = Produksi Hijauan seluruh areal Kg L = Luas seluruh areal ha p = Produksi hijauan pada areal contoh kg N ni Pi = l = luas areal contoh ha Untuk mengetahui daya dukung padang penggembalaan digunakan rumus Susetyo 1980 sebagai berikut: C A p.u x x P dukung Daya = Keterangan : P = Produktivitas hijauan Kg m²hari p.u = Guna nyata 0.65 untuk daerah yang datar sampai bergelombang kemiringan 0º-5º A = Luas seluruh areal C = Kebutuhan Makan Banteng Kgekorhari

3.5.4 Palatabilitas