Karakteristik Cover lindungan Karakteristik Habitat .1 Ketersediaan Pakan

kemudian puka, kirinyuh, kinura dan lameta yang ketersediaannya tidak tetap. Alikodra 1978 menyatakan banteng sebagai satwa herbivora seperti juga hewan- hewan lainnya mempunyai suatu cara adaptasi yang khusus untuk memilih jenis- jenis makanannya. Pemilihan jenis makanan ini tergantung dari nilai gizi, daya cerna, ukuran, jumlah dan kemampuan makanan tersebut untuk memberikan kekuatan dan daya tahan tubuh dari serangan penyakit. Mcllroy 1977 menyatakan bahwa palatabilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu hewan itu sendiri, fase pertumbuhan, kondisi hijauan, kesempatan memilih makanan yang lain, dan tata laksana cara pemupukan hijauan. Pada kedua blok kondisi hijauan yang ada membuat banteng mendapat kesempatan untuk memilih makanannya yaitu paitan meskipun ada rumput teki pada Blok Banyuputih, sedangkan pada Blok Sikapal dengan kondisi hijauan yang ada membuat banteng memilih paitan dan krinyuh menjadi pakan yang disukai. Menurut Loepold 1933; Klein 1969; Siswanto 1982 dalam Gunawan 1987, pengelompokan makanan berdasarkan palatabilitas, ketersediaan makanan dan kadar gizi dapat digolongkan sebagai berikut : a disukai; b bahan makanan pokok; c makanan dalam keadaan darurat; d makanan pengisitambahan dan e tidak dimakan karena adanya rintangan. Oleh karena itu banteng memilih makanan yang disukai untuk dimakan.

5.2.2 Karakteristik Cover lindungan

Cover lindungan banteng di TNMB tersebar di lokasi-lokasi habitat banteng. Beberapa tipe cover yang digunakan oleh banteng seperti tajuk pohon dan rumpun bambu. Pendugaan ini berdasarkan adanya bekas-bekas jejak dan kotoran banteng di lokasi cover, serta berdasarkan literatur aktivitas istirahat banteng dan hasil wawancara dengan petugas. Data hasil pengamatan bentuk dan fungsi cover disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 Hasil pengamatan bentuk dan fungsi cover Lokasi Tipe Cover Fungsi Cover Tipe Habitat Tinggi mdpl Substrat Dominan Blok 90-an Coklat dan Karet Tajuk pohon Makan, berlindung, Lintasan Perkebunan 0-10 Coklat Blok Balsa dan Kedungwatu Tajuk pohon Makan, berteduh, lintasan Perkebunan 0-20 Balsa Pada Blok 90an Coklat dan Karet, tajuk pohon digunakan untuk melindungi diri dari panas saat mencari makan di lokasi tersebut. Bentuk tajuk tanaman coklat sangat rapat, tajuk yang lebar dengan kondisi pohon coklat yang rendah sehingga menjadi rapat. Pada pohon karet tajuk cenderung terbuka karena pohon karet yang tinggi dan daun yang lebat hanya di bagian atas pohon. Di lantai hutan pohon karet terdapat lebih banyak tumbuhan bawah dibanding di bawah pohon coklat. Cover pohon coklat biasanya digunakan banteng untuk menghindari musuh ketika berkelahi karena dari hasil wawancara banteng yang berkelahi salah satu lari masuk ke dalam areal perkebunan coklat. Pada Blok Balsa dan Kedungwatu, tajuk pohon digunakan untuk melindungi diri dari terik sinar matahari saat menuju ke sumber air. Tajuk pohon yang digunakan yaitu balsa Ochroma lagopus dan waru Hibiscus tiliaceus. Kondisi perkebunan yang terbuka, membuat di lantai hutan tersedia jenis-jenis pakan banteng. Ketika melintasi blok tersebut banteng juga makan di lantai hutan untuk kemudian melanjutkan berjalan menuju ke sumber air. Pada Blok Banyuputih dan Blok Sikapal yang merupakan hutan hujan tropis dataran rendah memiliki tajuk pohon yang lebar dan rapat sehingga menaungi lantai hutan dari panas matahari. Terdapat ruang-ruang terbuka yang digunakan banteng untuk mencari makan dan juga istirahat. Kondisi tanah yang datar dan kering digunakan banteng untuk istirahat, hal ini dibuktikan dengan Lokasi Tipe Cover Fungsi Cover Tipe Habitat Tinggi mdpl Substrat Dominan Blok Banyuputih Tajuk pohon dan Rumpun Bambu Berlindung, istirahat, makan Hutan hujan tropis datarn rendah dan Perkebunan 0-20 Bambu wuluh, Walangan Blok Sikapal Tajuk pohon dan Rumpun bambu Berlindung, istirahat, makan Hutan hujan tropis dataran rendah 600 Apak, bambu Savana Sumbersari Rumpun bambu Istirahat, makan Savana 0-20 Bambu jajang Savana Pringtali Rumpun bambu dan Tajuk pohon Istirahat, makan Savana 0-15 Bambu wuluh, gintongan, bungur, timo Tabel 18 lanjutan. adanya jejak dan kotoran serta terdapatnya tumbuhan pakan tambahan bagi banteng. Pohon yang mendominasi yaitu walangan Pterospermum diforsifolium dan apak Ficus benjamina yang memiliki tajuk yang lebar dan rapat. Rumpun bambu juga terdapat pada hutan hujan tropis dataran rendah yang merupakan vegetasi awal ketika memasuki hutan hujan tropis dataran rendah yang digunakan banteng untuk berlindung ketika mendapat gangguan dan juga untuk makan. Banteng biasanya beristirahat dibawah naungan bambu, karena kondisi tanah yang kering dan topografi yang datar. Pada Savana Sumbersari lindungan yang digunakan yaitu rumpun bambu dengan lantai hutan yang kering dan topografi yang datar serta terdapatnya pakan banteng. Keadaan savana yang sebagian besar tertutup bambu membuat banteng sangat jarang menggunakan savana sebagai habitatnya karena geraknya yang terbatas. Rumpun bambu yang lebat mengakibatkan banteng sulit untuk megawasi sekitar untuk menghindari gangguan. Pada Savana Pringtali terdapat beberapa jenis pohon yang dijadikan lindungan dari terik sinar matahari yaitu timo Kleinhovia hospita, gintongan Bischofia javanica, apak Ficus benjamina, dan gondang Ficus variegata. Selain itu, terdapat bambu di sekitar savana yang dapat dijadikan tempat berteduh dan juga sebagai tempat bersembunyi ketika mendapat gangguan. Bambu tersebut merupakan tumbuhan yang terdapat di perbatasan antara savana dan hutan hujan tropis dataran rendah. Cover bagi banteng dapat dilihat pada Gambar 13. Dilihat dari segi lokasinya, tiap cover dimiliki oleh tipe habitat yang sama yaitu tajuk pohon dan rumpun bambu untuk hutan hujan tropis dataran rendah dan tajuk pohon untuk areal perkebunan. Tajuk pohon merupakan tipe cover yang digunakan oleh banteng untuk berteduh dari teriknya sinar matahari. Hutan hujan tropis dataran rendah dijadikan sebagai tempat bersembunyi dari berbagai macam gangguan dan dijadikan sebagai tempat berlindung dari kondisi cuaca yang tidak menentu Alikodra 1983. Tajuk pohon yang sering digunakan yaitu karet Hevea brasiliensis, coklat Theobrroma cacao, balsa Ochroma lagopus, waru Hibiscus tiliaceus, walangan Pterospermum diversifolium, dan apak Ficus benjamina. Rumpun bambu biasanya memiliki lantai hutan yang bersih karena bambu bersifat alelopati, biasanya rumpun bambu ini digunakan sebagai tempat beristirahat dan sebagai tempat bersembunyi dari gangguan manusia dan musuh. Rumpun bambu merupakan salah satu cover yang paling diminati oleh banteng karena bambu juga merupakan salah satu pakan banteng. Banteng memanfaatkan hutan hujan tropis sebagai tempat istirahat di bawah tegakan bambu yang datar dan tersedia makanan tambahan Delfiandi 2006. a b c d e f Gambar 13 Bentuk-bentuk cover banteng di TNMB, a Blok Sikapal; b Blok Banyuputih; c Blok Balsa dan Kedungwatu; d Savana Pringtali; e Savana Sumbersari; f Blok 90an Karet dan Coklat.

5.2.3 Ketersediaan Air