5.2.3 Ketersediaan Air
Salah satu komponen penting habitat yaitu ketersediaan air bagi banteng. Di lokasi penelitian terdapat 4 sungai besar yang mengalir menuju muara sebagai
sumber air bagi banteng. Sungai-sungai tersebut ada yang mengalir sepanjang tahun dan ada yang musiman. Saat musim hujan air banyak tersedia di parit
sehingga banteng cukup memenuhi kebutuhan airnya di dalam hutan ataupun dari saluran air yang terdapat di areal perkebunan, sedangkan saat musim kemarau
banteng dapat memenuhi kebutuhan airnya dari sungai yang mengalir sepanjang tahun menuju muara Tabel 19.
Tabel 19 Hasil pengamatan parameter fisik sumber air yang digunakan banteng
Lokasi Sumber
Air Lebar
m Kedalaman
cm Ketersediaan Intensitas
penggunaan Tipe
habitat Debit
air ms
Blok 90-an Coklat dan
Karet Kubangan,
parit dan Muara
Sukamade ± 30
±150 Musiman dan
sepanjang tahun
Jarang Perkebunan 10,56
Blok Balsa dan
Kedung Watu
Sungai Cawang
tumpak dawung
± 21 ± 5,33
Sepanjang tahun
Sering Perkebunan
7,91
Blok Banyuputih
Sungai Banyuputih
tumpak dawung,
parit ± 6
± 10,33 Musiman Sering
Perkebunan dan hutan
hujan tropis dataran
rendah 8,86
Blok Sikapal
Sungai Kali Sanen
betiri ± 12
±19,33 Sepanjang
tahun Jarang
Hutan hujan tropis
dataran rendah
40,35
Savana Sumbersari
Sungai Sumbersari
betiri ± 20
± 23 Sepanjang
tahun Jarang
Savana 123,5
8
Savana Pringtali
Sungai Pringtali,
bak air ± 7
± 10 Musiman
Jarang Savana
-
Pada lokasi Savana Sumbersari ditemukan sungai yang mengalir sepanjang tahun, namun jarang digunakan banteng. Lokasi Sungai Sumbersari
bersebelahan dengan Savana Sumbersari yang sudah jarang digunakan oleh banteng sehingga banteng jarang minum dilokasi tersebut berdasarkan wawancara
masyarakat dan petugas. Pengelolaan habitat oleh pihak taman nasional yaitu dengan pengadaan bak untuk mengasin bagi banteng. Pada Savana Pringtali tidak
ditemukan sumber air terdekat terdapat bak air buatan namun tidak terisi air, hanya bila musim hujan bak terisi oleh air. Sungai Sumbersari memiliki debit air
sebesar 123,58 ms. Pada Blok 90an Coklat dan Karet sumber air bagi banteng yaitu pada air
yang menggenang di kubangan dan parit-parit areal perkebunan. Terdapat sungai yang mengalir menuju muara yang berjarak ± 700 m dari areal perkebunan dan
dapat digunakan banteng untuk minum dengan mengasin serta memiliki debit air sebesar 10,56 ms. Pada Blok Balsa dan Kedungwatu yang merupakan areal
perkebunan ditemukan Sungai Cawang yang mengalir sepanjang tahun dan sering digunakan sebagai tempat minum bagi banteng, hal ini dibuktikan setiap harinya
selalu ada jejak dan kotoran baru. Blok Balsa dan Kedungwatu merupakan lokasi yang digunakan banteng untuk makan sehingga sambil berjalan menuju sungai
banteng makan jenis-jenis tumbuhan bawah yang terdapat pada lokasi tersebut. Sungai Cawang yang digunakan banteng mengalir menuju muara laut Teluk
Bandealit dan memiliki debit air sebesar 7,91 ms Pada Blok Banyuputih ditemukan Sungai Banyuputih yang mengalir bila
musim hujan saja, namun sering didatangi banteng untuk minum. Blok Banyuputih merupakan areal perkebunan kelapa dan kopi dan merupakan blok
yang memiliki intensitas perjumpaan yang besar. Selain Sungai Banyuputih terdapat parit-parit air di dalam hutan yang menampung air saat musim hujan.
Sungai Banyuputih memiliki debit air sebesar 8,86 ms. Pada Blok Sikapal ditemukan Sungai Kali Sanen yang mengalir sepanjang tahun dengan debit air
sebesar 40,35 ms, namun jarang digunakan oleh banteng. Faktor penyebabnya yaitu dekatnya sungai dengan aktivitas manusia yang berbatasan dengan areal
perkebunan dan arusnya yang cukup deras dengan topografi yang curam. Kondisi sumber-sumber air bagi banteng dapat dilihat pada Gambar 14.
Sumber-sumber air selain dari mata air pegunungan juga berasal dari air hujan yang tertampung dalam parit-parit di dalam areal perkebunan dan hutan.
Sungai-sungai dan sumber air tersebut tersebar dalam tipe habitat yaitu hutan hujan tropis dataran rendah, perkebunan dan savana. Sungai-sungai tersebut
memiliki air yang jernih karena banteng membutuhkan air yang bersih. Alikodra 1983 menyatakan ketersediaan air pada suatu habitat secara langsung
dipengaruhi oleh iklim lokal dan air memegang peranan penting bagi kehidupan banteng sebagai sumber air minum, sehingga air harus tersedia di dalam wilayah
jelajah home range banteng dalam keadaan bersih. Sumber-sumber air di Taman Nasional Alas Purwo yaitu dari gua yang mengalir sepanjang tahun, aliran sungai
dan kubangan air hujan. Delfiandi 2006.
a b
c d
e f Gambar 14 Sumber-sumber air sungai di TNMB, a Sungai Sikapal; b Sungai
Sumbersari; c Sungai Banyuputih; d Sungai Cawang; e Parit perkebunan; f Muara Sukamade.
Debit air tidak berpengaruh nyata terhadap banteng dari hasil pengamatan di sumber-sumber air di TNMB sungai yang memiliki debit air yang lebih tinggi
banteng jarang minum, sedangkan pada sungai yang debit airnya lebih rendah banteng lebih sering minum. Pemilihan lokasi minum lebih didasarkan pada lokasi
yang memiliki air tawar yang relatif jernih dan biasanya lokasi minum dekat dengan tempat mencari makan Nugroho 2001.
Kedalaman tempat minum, topografi dan tipe vegetasi diduga tidak berpengaruh bagi banteng, begitu pula dengan lokasi minum yang tersembunyi.
Banteng cenderung mencari tempat-tempat yang agak terbuka dan ternaungi. Hal tersebut dimungkinkan agar banteng dapat mengawasi keadaan sekitar. Sumber
air yang digunakan untuk mengasin banteng berasal dari air payau. Jarak sungai yang digunakan banteng ± 1 km dari pantai, untuk sungai pada ketinggian 600 m
dpl banteng mendapat mineral dari batu-batu. Pada savana yang seharusnya menjadi habitat banteng ketersediaan akan
air justru kurang tersedia. Oleh karena itu, dibutuhkan pengadaan air agar kebutuhan akan air tercukupi. Meskipun dibuat bak air dan tempat mengasin,
namun apabila bak tidak terisi air maka banteng tidak dapat memenuhi kebutuhan akan airnya. Air merupakan salah satu komponen habitat dan kebutuhan satwa
yang paling utama. Air dibutuhkan banteng untuk minum setiap harinya. Hal ini dikarenakan banteng memerlukan air untuk memperlancar proses pencernaannya.
Air yang digunakan banteng adalah air tawar. Tempat-tempat minum banteng biasanya dekat dengan tempat mencari makan Nugroho 2001.
5.3 Ancaman dan implikasi pengelolaan habitat banteng