Perilaku Populasi dan Penyebaran

Slijper 1984 dalam Alikodra 1983 menyatakan bahwa kerabat dekat banteng yaitu gaur Bos gaurus dan kerbau air Bubalus bubalis yang sudah dikenal sejak zaman Alluvium. Banteng merupakan spesies ketiga yang termasuk dalam genus Bos di Asia Tenggara, dua spesies lainnya yaitu gaur atau seladang Bos gaurus dan kouprey Bos sauveli Lekagul McNeely 1977; Medway 1977. Selain itu, terdapat spesies banteng yang telah mengalami domestikasi yaitu sapi bali Bos sondaicus Anonim 1979 dalam Alikodra 1983.

2.3 Perilaku

Banteng termasuk jenis satwaliar yang hidup berkelompok, sehingga bergerak dalam kelompok yang terdiri dari individu jantan, betina, dan anak- anaknya yang dipimpin oleh banteng betina dewasa yang lebih tua. Pengelompokkan yang dilakukan merupakan strategi dasar untuk mempertahankan kelestarian hidupnya dan pemanfaatan pakan yang optimal, perkawinan, mengasuh dan membesarkan anaknya, serta mempertahankan diri dari pemangsa Alikodra 1983. Banteng yang sudah tua dan mendekati waktu kematian akan memisahkan diri dan menjadi banteng soliter sehingga rawan untuk menjadi mangsa satwa predator Hoorgerwerf 1970.

2.4 Populasi dan Penyebaran

Penyebaran banteng meliputi Burma, Thailand, Indo China, dan Indonesia Lekagul McNeely 1977. Banteng juga pernah ditemukan di Semenanjung Malaysia Medway 1977. Alikodra 1979 menemukan juga jejak- jejak banteng di Suaka Margasatwa Bali Barat. Banteng merupakan satwaliar yang menyukai daerah hutan yang terbuka dan bervegetasi rumput, oleh karena itu diduga bahwa pola penyebaran banteng di pulau Jawa dan Kalimantan mengikuti pola penyebaran hutan yang terbuka. Penyebaran banteng meliputi wilayah yang cukup luas yaitu dari daerah pantai pada ketinggian 0 meter dari permukaan laut sampai dengan daerah pegunungan dengan ketinggian 2.132 m dpl Hoogerwerf 1970. Sebelum tahun 1940, banteng dapat ditemukan pada semua dataran rendah di Pulau Jawa, tetapi sejak tahun 1983 banteng hanya dapat diketemukan dalam suaka margasatwa dan cagar alam yang ada di Pulau Jawa. Menurut Alikodra 1983, di Pulau Jawa banteng hanya dapat ditemukan di kawasan pelestarian alam seperti Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Meru Betiri. Di Kalimantan banteng hidup di sepanjang Sungai Mahakam dan di Kalimantan Barat bagian tengah Lekagul McNeely 1977, sedangkan di Bali banteng berada di Taman Nasional Bali Barat Gambar 2. Gambar 2 Peta penyebaran banteng di Jawa dan Kalimantan. Hoorgerwerf 1970, menduga bahwa sekitar tahun 1940 populasi banteng di Jawa tidak lebih dari 2.000 ekor, sebagian besar terdapat dalam kawasan perlindungan dan di dataran rendah sebelah selatan Jawa. Populasi tersebut menurun terus menerus dari tahun ke tahun, hingga tahun 1978 populasi banteng yang ada di Pulau Jawa diperkirakan tidak lebih dari 1.500 ekor. Berdasarkan pengamatan Tim Taman Nasional Meru Betiri 2002 dan 2009 di SPTN II Ambulu populasi banteng di Taman Nasional Meru Betiri mengalami peningkatan yakni pada tahun 2002 sebanyak 93 ekor100 ha dan tahun 2009 menjadi sekitar 102 ekor100 ha.

2.5 Reproduksi