Topografi Geologi dan Tanah

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Potensi Fisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Berdasarkan letak administrasi pemerintahan, kawasan TNMB terletak di dua wilayah Kabupaten Provinsi Jawa Timur. Bagian barat termasuk Kabupaten Jember dengan luas 37.626 ha dan bagian timur termasuk Kabupaten Banyuwangi dengan luas 20.374 ha. Kawasan TNMB secara geografis terletak antara 113º5848’’ - 113º5830’’ BT dan 8º2048’’ - 8º3348’’ LS.. Batas-batas wilayah kawasan Taman Nasional Meru Betiri berdasarkan TNMB 2009 meliputi: a. Sebelah utara, berbatasan dengan kawasan PT. Perkebunan Treblasala dan Perum Perhutani RPH Curahtakir. b. Sebelah timur, berbatasan dengan Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi dan kawasan PTPN XII Sumberjambe. c. Sebelah selatan, berbatasan dengan Samudera Indonesia d. Sebelah barat, berbatasan dengan Desa Curahnongko, Desa Andongrejo, Desa Sanenrejo Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember, kawasan PTPN XII Kalisanen PTPN XII Kota Blater dan Perum Perhutani RPH Sabrang.

4.1.2 Topografi

Secara umum kawasan Taman Nasional Meru Betiri berupa perbukitan yang berbatasan dengan kawasan pantai bagian selatan. Kawasan ini berada pada ketinggian antara 900-1.223 m dpl. Kondisi kelerangan tanah sangat beragam, mulai dari keadan datar, landai hingga memiliki kelerangan dengan tingkat yang curam. Kawasan Meru Betiri didominasi dengan bukit-bukit yang relatif tersebar secara merata. Gunung yang terdapat di Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II di Ambulu antara lain: G. Rika 535 m dpl, G. Guci 329 m dpl, G. Alit 534 m dpl, G. Gamping 538 m dpl, G. Sanen 437 m dpl, G. Butak 609 m dpl, G. Mandilis 844 m dpl, dan G. Meru 344 m dpl. Sedangkan gunung yang terdapat di seksi pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Sarongan adalah G. Betiri 1.223 m dpl yang merupakan gunung tertinggi, G. Gendong 840 m dpl, G. Sukamade 806 m dpl, G. Sumberpacet 706 m dpl, G. Permisan 568 m dpl, G. Sumberdadung 520 m dpl, dan G. Rajegwesi 160 m dpl. SPTN W III masih menjadi bagian wilayah SPTN W I dan SPTN W II, baru pada tahun 2008 dipisahkan menjadi wilayah tersendiri. Pada umumnya keadaan topografi di sepanjang pantai berbukit-bukit sampai bergunung-gunung dengan tebing yang curam. Sedangkan pantai datar yang berpasir hanya sebagian kecil, dari timur ke barat adalah Pantai Rajegwesi, Pantai Sukamade, Pantai Permisan, Pantai Meru dan Pantai Bandealit. Sungai- sungai yang berada di kawasan TNMB antara lain Sungai Sukamade, Sungai Permisan, Sungai Meru dan Sungai Sekar Pisang yang mengalir dan bermuara di Pantai Selatan Jawa TNMB 2009.

4.1.3 Geologi dan Tanah

Secara umum jenis tanah di kawasan TNMB merupakan asosiasi dari jenis aluvial, regosol dan latosol. Tanah alluvial umumnya terdapat di daerah lembah dan tempat rendah sampai pantai, sedangkan regosol dan latosol umumnya terdapat di lereng dan punggung gunung. Menurut Suganda et al. 1992 dalam Tim PKLP TNMB 2010 geologi kawasan TNMB terdiri atas: a. Aluvium meliputi kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. b. Formasi Sukamade meliputi batu gunung terumbu bersisipan batu lanau dan batu berpasir. c. Formasi Puger meliputi batu gunung terumbu bersisipan breksi batu gunung dan batu gamping hutan. d. Formasi batu ampar meliputi perselingan batu pasir dan batu lempung bersisipan tuf, breksi, dan konglomerat. e. Anggota batu gamping formasi Meru Betiri meliputi batu gamping, batu gamping tufan, dan napal. f. Formasi Meru Betiri meliputi perselingan breksi gunung api, lava dan tuf, terpropilitan g. Formasi Mandiku meliputi breksi gunung api dan tuf, breksi berkomponen andesit dan basal bersisipan tuf. h. Batuan terobosan meliputi granodiorit, diorit, dan dasit. Aluvium, Formasi Sukamade, Formasi Puger, Formasi Batu Ampar, dan anggota batu gamping Formasi Meru Betiri berasal dari batuan endapan permukaan, dan batuan sedimen. Formasi Meru Betiri dan Formasi Mandiku berasal dari batuan gunung api. Sedangkan batuan terobosan berasal dari batuan terobosan. Aluvium terbentuk pada zaman Holosen Kuartier, Formasi Batu Ampar terbentuk pada Zaman Oligosen, Formasi Mandiku, dan Formasi Puger terbentuk pada Zaman Akhir Miosen Tersier, Batuan terobosan terbentuk pada Zaman Tengah Miosen Tersier sedangkan Formasi Meru Betiri, Formasi Sukamade, anggota batu gamping Formasi Meru Betiri terbentuk pada Zaman Awal Miosen Tersier.

4.1.4 Iklim