Hipotesis Penelitian KAJIAN PUSTAKA

37

C. Definisi Operasional

1. Terapi Musik Instrumental

Terapi musik instrumental merupakan terapi dengan menggunakan media musik instrumental dimana dalam pembelajaran untuk menyembuhakn dan mengurangi suatu perilaku dimana siswa diajak untuk fokus terhadap pembelajaran dengan waktu yang telah disepakati oleh guru dan anak. Lalu, jika anak mampu memfokuskan diri dalam pembelajaran tersebut anak dapat disuguhi lantunan musik instrumental bertema instrumental dibawah pengawasan guru yang bertujuan untuk refreshing dan mengurangi perilaku inatensi anak ADHD terutama meninggalkan tempat duduk.

2. Perilaku inatensi

Perilaku inatensi adalah perilaku anak meninggalkan tempat duduk ketika pembelajaran sedang berlangsung. Jenis dari perilaku meninggalkan tempat duduk ketika pembelajaran sedang berlangsung antara lain: berdiri karena marah, meggoda teman, memperhatikan atau mengambil barang di kelas tanpa seizing guru. 3. Siswa ADHD Siswa dengan gangguan ADHD merupakan siswa yang mengalami hambatan gangguan khusus pada perkembangan otak yang menyebabkan perilaku dimana siswa sulit untuk memusatkan perhatiannya memperhatikan sesuatu terhadap satu kegiatan, sehingga berpengaruh pada pembelajaran kelas. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian 38 adalah siswa kelas dasar III SDN Gejayan, yang memiliki suatu gangguan ADHD yang sulit untuk fokus terutama dalam satu kegiatan dan selalu meninggalkan tempat duduk dengan berbagai alasan, selalu tidur di dalam kelas, berpindah tempat duduk, dan mengganggu teman kelas ketika pembelajaran berlangsung.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah menggunakan rancangan A - B – A. Menurut Nana Syaodih 2013: 212, desain ini hampir sama dengan desain A - B, tetapi setelah pelaksanaan perlakuan B, dilanjutkan dengan mengamati kemampuan anak dalam kondisi tanpa perlakuan seperti pada kondisi awal A1. Garis dasar kedua ini ditujukan untuk mengetahui kondisi variabel yang diteliti, kembali pada kegiatan awal atau masih terus seperti keadaan dalam perlakuan. Menurut Juang Sunanto 2006: 44 Pada desain A - B – A’ setelah pengukuran pada kondisi intervensi B pengukuran pada kondisi baseline kedua A2 diberikan. Penambahan kondisi baseline yang kedua A2 ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk fase intrvensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Juang Sunanto 2006: 45, Untuk mendapatkan validitas penelitian yang baik, pada saat melakukan eksperimen dengan desain A - B – A’, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini.