Langkah-langkah terapi musik Kajian Terapi Musik
                                                                                24
a.  Mana  diantara  keterampilan  berikut  yang  memiliki  pengaruh terbesar pada target perilaku dan rencana terapi musik?
-  Komunikasi: kemampuan verbal dan ekspresi nonverbal, apakah klien  mudah  mengerti  dan  reseptif,  serta  bagaimana  ekspresi
bahasanya, -  Aspek kognitif: berpikir, pemrosesan, dan gaya belajar,
-  Aspek fisik:  kesehatan fisik  secara umum,  kemampuan sensorik motoric  dan  keterampilan  persepsi  motoric  termasuk  fungsi
pendengaran,  pengelihatan,  perabaan,  penciuman,  pengecapan maupun gerak-geraknya,
-  Aspek  musikal:  ketertarikan  ada  musik,  respons,  preferensi, kemampuan  vocal  dan  instrumental,  pembedaan  pitch,  persepsi
ritmis, kreativitas, -  Aspek  psikososial:  perhatian,  kesadaran  diri,  konsep  diri,  harga
diri,  partisipasi,  kerja  sama,  hubungan  dengan  terapis, keterampilan interpersonal, dan interaksi dengan orang lain,
-  Aspek emosional: bagaimana afeksi dan perasaannya, -  Area  relevan  lainnya:  kebutuhan  psikologis,  pendidikan,
aktivitas  dan  kehidupan  sehari-hari,  penyesuaian  diri,  pola pengisian waktu luang, kebutuhan-kebutuhan khusus, kebutuhan
spiritual, dan sebagainya.
b.  Informasi evaluasi apa yang telah dimiliki? -  Dari sejahwat rekan professional lainnya.
-  Dari sesi pertama. c.  Bagaimana masing-masing keterampilan diukur secara efisien
-  Melalui pengamatan terhadap perilaku -  Dengan  sumber  asesmen  yang  telah  dirancang  untuk  menguji
tingkat keterampilan. -  Dengan peralatan asesmen yang orisinil.
d.  Pengalaman  musik  apa  yang  digunakan  untuk  melengkapi pengamatan  atau  untuk  mencari  padanan  tipe  keterampilan  yang
dibutuhkan dalam asesmen? e.  Kondisi apa lagi yang digunakan untuk tujuan asesmen?
-  Bagaimana pengukuran setiap keterampilan? -  Di mana dan dalam konteks apa pengujian dilakukan?
4.  Asesmen komprehensif Asesmen  komprehensif  diberikan  bila  klien  belum  dirujuk  untuk
menjalani  terapi  musik  dan  masih  bertanya-tanya  tentang  manfaat  yang diperoleh dari terapi musik. Tipe asesmen seperti ini secara khusus berguna
bila  terapis  musik  diminta  untuk  menjadi  anggota  dalam  tim  yang
25
menangani  proses  diagnostik  dan  asesmen  secara  menyeluruh  Djohan, 2006: 96. Laporan komprehensif asesmen sesama dengan garis besar pada
asesmen  awal  tetapi  lebih  mendalam.  Informasi  latar  belakang  dan rekomendasi biasanya terintegrasi dalam laporannya.
5.  Target perilaku Target  perilaku  penting  untuk  mengetahui  perubahan  klien  melalui
sebuah pengukuran. Salah satu  keuntungan terapi musik  yang nyata adalah berkembangnya  keterampilan  non  musikal  dan  keterampilan  akademik
sejalan  dengan  pembelajaran  dan  perlakuan  yang  diberikan  melalui rancangan terapi Djohan, 2006: 101. Deskriptif perilaku yang lengkap atau
definisi respon harus meliputi: a.  Descriptor: deskripsi singkat mengenai target perilaku.
b.  Baasan  perilaku:  penjelasan  rinci  mengenai  di  mana,  kapan,  dan respon apa yang diharapkan dan harus terjadi.
c.  Informasi  observasional:  apakah  perilaku  memiliki  ciri-ciri tersendiri.  Hal  ini  dilihat  dari  lamanya  respons  terekam,  apakah
sesekali, atau terus menerus sepanjang waktu. d.  Respon  terbatas:  perilaku  yang  menyerupai  target  perilaku  tetapi
tidak harus dipertimbangkan. 6.  Strategi terapi
Dalam  strategi  terapi,  musik  digunakan  untuk  mencapai  dua  tujuan, yaitu menguatkan perilaku yang diinginkan, atau meniadakan perilaku yang
tidak  diinginkan.  Karena  itu,  sesuai  teori  belajar  sejumlah  literature menggunakan  istilah  reward  atau  reinforcement  untuk  musik  sebagai
penguat,  atau  sebagai  punishment  untuk  musik  atau  perlakuan  khusus melalui aktivitas musik yang dimaksud untuk meniadakan atau mengurangi
perilaku Djohan, 2006: 106.
26
a.  Musik sebagai penguat reinforcement Teori  belajar  mengatakan  bahwa  ketika  suatu  perilaku  dihasilkan
melalui  kondisi  yang  menyenangkan,  maka  perilaku  ini  akan diulangi,  menetap,  berkesinambungan  dan  meningkat.  Bila  terapis
musik menawarkan musik sebagai pilihan untuk suatu perilaku yang diinginkan,  diasumsikan  akan  ditemukan  efek  yang  sama.  Bila
perilaku  yang  diharapkan  meningkat,  maka  yang  terjadi  adalah penguatan yang bersifat positif Djohan, 2006: 107.
b.  Musik sebagai ganjaran negatif punishment Respons  terhadap  stimulasi  musik  sering  digunakan  untuk
meningkatkan  perilaku,  tetapi  juga  dapat  digunakan  untuk  tujuan sebaliknya.  Bila musik dapat  mengurangi  atau meniadakan perilaku
secara  efektif,  maka  musik  disebut  sebagai  ganjaran  negatif  atau punishment.  “Ganjaran”  didefinisakn  sebagai  hasil  dari  adanya
pengurangan  perilaku,  sementara  “negatif”  menunjukkan  pada penarikan kembali stimulus Djohan, 2006: 108.