Hubungan Kecerdasan Interpersonal dengan Interaksi Teman Sebaya

38 pada anak; 2 mengembangkan sikap prososial pada anak; 3 mengembangkan kesadaran diri anak; 4 mengajarkan pemahaman situasi sosial dan etika sosial pada anak; 5 mengajarkan pemecahan masalah efektif pada anak; 6 engajarkan berkomunikasi dengan santun pada anak; dan 7 mengajarkan cara mendengarkan efektif pada anak.

C. Hubungan Kecerdasan Interpersonal dengan Interaksi Teman Sebaya

Kecerdasan interpersonal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengamati atau mengerti maksud, motivasi, dan perasaan orang lain, serta mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Sedangkan, interaksi teman sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu hubungan sosial antar individu yang mempunyai tingkatatan usia yang hampir sama, serta di dalamnya terdapat keterbukaan, tujuan yang sama, kerjasama serta frekuensi hubungan dan individu yang bersangkutan akan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Menurut Gunawan 2007: 118 orang yang memiliki kecerdasan interpersonal mampu membentuk dan mempertahankan sebuah hubungan sosial. Pendapat lain juga disampaikan oleh Safaria 2005: 25 bahwa orang yang memiliki kecerdasan interpersonal mampu menciptakan dan mempertahankan relasi sosialnya secara efektif. Kecerdasan ini digunakan untuk melakukan interaksi sosial dengan orang lain termasuk dengan teman sebayanya. Teman sebaya adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya. Teman sebaya 39 merupakan salah satu dar agen sosialisasi. Agen sosialisasi agents of socialization menurut Henslin 2007 : 77 adalah orang atau kelompok yang mempengaruhi orientasi kita ke kehidupan, konsep diri, emosi, sikap, dan perilaku. Setelah masuk sekolah, anak mulai bergaul dengan teman sebayanya dan menjadi anggota dari kelompoknya. Yusuf 2009: 129 mengatakan bahwa pada saat inilah anak mulai mengalihkan perhatiannya untuk mengembangkan sifat- sifat atau perilaku yang cocok atau dikagumi oleh teman sebayanya. Disinilah anak membutuhkan kecerdasan interpersonal untuk membangun hubungan sosial terhadap temannya di sekolah. Membangun sebuah hubungan sosial dapat membuat anak memiliki banyak teman dan menghindarkan diri mereka dari kesendirian. Melalui interaksi dengan teman sebaya anak dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk bersosialisasi salah satunya keterampilan komunikasi. Hal ini didukung oleh pendapat Yusuf 2009: 122 yang mengatakan ketika dilahirkan anak belum memiliki kemampuan untuk berhubungan sosial dengan orang lain. Untuk itu mereka perlu belajar tentang cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini anak peroleh melalui interaksi dengan orang- orang disekitarnya, baik itu orang tua, saudara, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya. Mereka inilah yang disebut agen sosialisasi. Pendapat lain juga disampaikan oleh Rubin Desmita, 2016: 227 mengatakan bahwa kelompok teman sebaya memainkan peran penting dalam perkembangan psikosisial anak. Mereka memberi kesempatan kepada anak untuk 40 mempelajari keterampilan mengenai bagaimana berkomunikasi satu sama lain. Keterampilan ini menjadi bekal untuk mereka agar bisa diterima di lingkungan sosialnya. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan interaksi teman sebaya. Seorang anak yang mampu berkomunikasi kepada orang lain dengan baik maka ia dapat berinteraksi dengan baik kepada teman sebayanya. Anak dengan sendirinya akan diterima dalam kelompok, disegani oleh temannya, dan memiliki banyak teman. Sama halnya apabila seorang anak mampu berinteraksi dengan baik kepada teman sebanyanya, maka disana ia juga belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik kepada orang lain.

D. Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas V