70 uji coba tersebut kemudian dilakukan uji kualitas butir empiris dengan cara
mencari daya bedanya. Peneliti menggunkan bantuan SPSS versi 23 for windows untuk menghitung daya bedanya. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan
harga kritik validitas butir instrumen sebesar 0,3. Butir dikatan valid jika lebih besar atau sama dengan 0,3
. Hasilnya 32 butir soal dari variabel kecerdasan interpersonal terdapat 20 butir valid dan 12 butir soal yang tidak valid.
Sedangakan untuk variabel interaksi teman sebaya, dari 33 butir soal terdapat 21 butir valid dan 12 butir yang tidak valid. Kemudian butir-butir soal yang valid
disebar ke siswa sebagai instrumen penelitian.
A. Deskripsi Data
Data penelitian diperoleh dari siswa kelas V SDNegeri se- Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Skor yang diperoleh dari masing-masing butir
pernyataan kemudian dilakukan uji prasyarat analisis dan uji hipotesis yaang telah dijelaskan pada bab III.
1. Variabel Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan Interpersonal X diungkap menggunakan skala dengan total
pernyataan 20 item, dengan sebaran skor untuk masing-masing item adalah 1-4. Setelah dilakukan pengambilan data variabel kecerdasan interpersonal, maka
dapat disajikan deskripsi data ukuran kecenderungan memusat yaitu mean M, medianMe,
mode Mo,
serta ukuran
keragamanvariabilitas yaitu
variance,standar deviation serta skor minimal dan maksimal dalam tabel 13.
71 Tabel 13. Deskripsi Data Ukuran Kecenderungan Memusat serta
Ukuran Keragaman Variabilitas Kecerdasan Interpersonal
Mean Median
Mode Std.
Deviation Variance
Minimal Maksimal
63,57 64,00
66 6,620
43,823 47
79
Berdasarkan tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa nilai rata-rata dari skor variabel kecerdasan interpersonal adalah 63,57. Hal ini berati skor variabel
kecerdasan interpersonal yang diperoleh siswa tidak jauh dari 63,57. Median atau nilai tengah dari data setelah diurutkan dari yang yang terkecil sampai yang
terbesar adalah 64,00. Sedangkan nilai yang sering muncul dari data tersebut yaitu 66. Skor minimal dan maksimal dari data tersebut adalah 47 dan 79. Simpangan
baku atau rata-rata penyimpangan data terhadap rata-rata hitung mean sebesar 6,620. Artinya nilai mean merupakan representasi dari keseluruhan data karena
nilai simpangan baku jauh lebih kecil dibandingkan nilai mean. Varians dari data tersebut adalah 43,823. Artinya tingkat keragaman data tersebut sebesar 43,823.
Kecenderungan rata-rata skor variabel kecerdasan interpersonal diketahui dengan cara mengkategorikan skor rerata ideal yang seharusnya diperoleh. Jumlah
butir yang dipakai untuk variabel ini yaitu 20 dengan sebaran skor 1-4, sehingga diperoleh skor maksimal 79 dan skor dari data tersebut adalah 54,768 minimal
47. Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang masih berupa data acak
kemudian dibuat kelompok. Data tersebut disusun ke dalam kelas-kelas. Daftar yang memuat data berkelompok disebut distribusi frekuensi atau tabel frekuensi.
Distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas interval atau kategori
72 tertentu dalam sebuah daftar. Jumlah kelas interval dari perhitungan yang telah
dilakukan, hasilnya adalah 8,82 dibulatkan menjadi 9 kelas dengan panjang interval 3. Adapun distribusi frekuensi kecerdasan interpersonal siswa dapat
dilihat pada tabel 14 berikut ini: Tabel 14. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Interpersonal
No. Interval
Frekuensi Frekuensi
1. 47-50
5 2,10
2. 51-54
19 8
3. 55-58
32 13,50
4. 59-62
43 18,14
5. 63-66
62 26,16
6. 67-70
37 15,61
7. 71-74
30 12,66
8. 75-78
8 3,40
9. 79-82
1 0,42
Jumlah 237
100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat digambarkan histogtram sebagai berikut:
Gambar 2. Histogram Kecerdasan Interpersonal
10 20
30 40
50 60
70
47-50 51-54 55-58 59-62 63-66 67-70 71-74 75-78 79-82 2,10
Frekuensi
Interval
Kecerdasan Interpersonal
8 13,50
18,14 26,16
3,40 15,61
12,66
0,42 5
19 32
43 62
37 30
8 1
73 Berdasarkan histogram diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi
yang paling banyak berada pada interval skor 63-66 dengan jumlah frekuensi 62. Hal ini berarti terdapat 62 siswa yang memperoleh skor pada interval 63-66.
Sedangkan distribusi frekuensi yang paling sedikit berada pada interval skor 79- 82 dengan jumlah frekuensi 1. Hal ini berati hanya ada 1 siswa yang memperoleh
skor pada interval 79-82. Setelah melakukan analisis deskripsi, kemudian data variabel kecerdasan
interpersonal dikategorikan ke dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun rusum pengkategorian di atas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini. Tabel 15. Rumus Kategori Kecerdasan Interpersonal
No. Kategori
Interval 1
Sangat Tinggi X Mean+1,5 SD
2 Tinggi
Mean+0,5 SD X≤ Mean+1,5 SD 3
Sedang Mean-
0,5 SD X≤ Mean+0,5 SD 4
Rendah Mean-
1,5 SD X≤ Mean-0,5 SD 5
Sangat Rendah X ≤ Mean-1,5 SD
Sumber: Azwar 2006: 108 Keterangan
Mean ideal =
Skor maksimum + skor minimum SD ideal
= Skor maksimum - skor minimum
Dari hasil perhitungan di atas didapat hasil kecenderungan variabel kecerdasan interpersonal sebagai berikut:
74 Tabel 16. Kategori Variabel Kecerdasan Interpersonal
No. Kategori
Interval Frekuensi
Rentang Skor
1 Sangat Tinggi
X 65 96
40,51 2
Tinggi 55 X ≤ 65
113 47,68
3 Sedang
45 X ≤ 55 28
11,81 4
Rendah 35 X ≤ 45
5 Sangat rendah
X ≤ 35 Jumlah
237 100
Berdasarkan data tabel di atas, data interaksi teman sebaya dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Gambar 3. Histogram Kategori Variabel Kecerdasan Interpersonal Berdasarkan histogram di atas, siswa yang memiliki kecerdasan
interpersonal dengan kategori sangat tinggi berjumlah 96 siswa 40, kategori tinggi berjumlah 113 siswa 48, siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal
dengan kategori sedang berjumlah 28 siswa 12, sedangkan untuk kategori rendah dan sangat rendah memiliki frekuensi 0. Nilai rata-rata mean sebesar
63,57 berada pada kategori Tinggi. 40
48 12
Kecerdasan Interpersonal
Sangat Tinggi X 65 Tinggi 55 X ≤ 65
Sedang 45 X ≤ 55 Rendah 35 X ≤ 45
Sangat rendah X ≤ 35
75 Berdasarkan hasil di atasdapat diketahui bahwa tingkat kecerdasan
interpersonal siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo tergolong dalam kategori tinggi dengan jumlah responden sebanyak 113
siswa 48. Kecerdasan interpersonal yang sedang ditandai ketika siswa memiliki kemampuan yang baik dalam setiap indikator kecerdasan interpersonal.
Indikator tersebut meliputi sikap empati, sikap prososial, kesadaran diri, memahami situasi sosial dan etika sosial, kemampuan memecahkan masalah, serta
komunikasi dan mendengarkan efektif. 2. Variabel Interaksi Teman Sebaya
Interaksi Teman Sebaya Y diungkap menggunakan skala dengan total pernyataan 21 item, dengan sebaran skor untuk masing-masing item adalah 1-4.
Setelah dilakukan pengambilan data variabel interaksi teman sebaya, maka dapat disajikan deskripsi data ukuran kecenderungan memusat yaitu mean M, median
Me, mode Mo, serta ukuran keragamanvariabilitas yaitu variance,standar
deviation serta skor minimal dan maksimal dalam tabel 17.
Tabel 17. Deskripsi Data Ukuran Kecebderungan Memusat serta Ukuran Keragaman Variabilitas Interaksi Teman Sebaya
Mean Median
Mode Std.
Deviation Variance
Minimal Maksimal
65,16 64,00
64 7,401
54,768 44
84
Berdasarkan tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa nilai rata-rata dari skor variabel interaksi teman sebaya adalah 65,16. Hal ini berati skor variabel interaksi
teman sebaya yang diperoleh siswa tidak jauh dari 65,16. Median atau nilai tengah dari data setelah diurutkan dari yang yang terkecil sampai yang terbesar adalah
76 64,00. Sedangkan nilai yang sering muncul dari data tersebut yaitu 64. Simpangan
baku atau rata-rata penyimpangan data terhadap rata-rata hitung mean sebesar 7,401. Artinya nilai mean merupakan representasi dari keseluruhan data karena
nilai simpangan baku jauh lebih kecil dibandingkan nilai mean. Varians dari data tersebut adalah 54,768. Artinya tingkat keragaman data tersebut sebesar 54,768.
Kecenderungan rata-rata skor variabel interaksi teman sebaya diketahui dengan cara mengkategorikan skor rerata ideal yang seharusnya diperoleh. Jumlah
butir yang dipakai untuk variabel ini yaitu 21 dengan sebaran skor 1-4, sehingga diperoleh skor maksimal 44 dan skor minimal 84.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang masih berupa data acak kemudian dibuat kelompok. Data tersebut disusun ke dalam kelas-kelas. Daftar
yang memuat data berkelompok disebut distribusi frekuensi atau tabel frekuensi. Distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas interval atau kategori
tertentu dalam sebuah daftar. Jumlah kelas interval dari perhitungan yang telah dilakukan, hasilnya adalah 8,82 dibulatkan menjadi 9 kelas dengan panjang
interval 4. Adapun distribusi frekuensi interaksi teman sebaya siswa dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini:
77 Tabel 18. Distribusi Frekuensi Interaksi Teman Sebaya
No. Interval
Frekuensi Frekuensi
1. 44-48
3 1,27
2. 49-53
6 2,53
3. 54-58
36 15,20
4. 59-63
56 23,62
5. 64-68
61 25,74
6. 69-73
42 17,72
7. 74-78
21 8,86
8. 79-83
11 4,64
9. 84-88
1 0,42
Jumlah 237
100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat digambarkan histogtram sebagai berikut:
Gambar 4. Histogram Interaksi Teman Sebaya
Berdasarkan histogram diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang paling banyak berada pada interval skor 64-68 dengan jumlah frekuensi 61.
10 20
30 40
50 60
70
44-48 49-53
54-58 59-63
64-68 69-73
74-78 79-83
84-88
Frekuensi
Interval
Interaksi TemanSebaya
2,53 15,20
23,62 25,74
17,72
8,86 4,46
0,42 1,27
78 Hal ini berarti terdapat 61 siswa yang memperoleh skor pada interval 64-68.
Sedangkan distribusi frekuensi yang paling sedikit berada pada interval skor 84- 88 dengan jumlah frekuensi 1. Hal ini berati hanya ada 1 siswa yang memperoleh
skor pada interval 84-88. Setelah melakukan analisis deskripsi, kemudian data variabel interaksi
teman sebaya dikategorikan ke dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun rumus pengkategorian di atas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini. Tabel 19. Rumus Kategori Interaksi Teman Sebaya
No. Kategori
Interval 1
Sangat Tinggi X Mean+1,5 SD
2 Tinggi
Mean+0,5 SD X≤ Mean+1,5 SD 3
Sedang Mean-
0,5 SD X≤ Mean+0,5 SD 4
Rendah Mean-
1,5 SD X≤ Mean-0,5 SD 5
Sangat Rendah X ≤ Mean-1,5 SD
Sumber: Azwar 2006: 108 Keterangan
Mean ideal =
Skor maksimum + skor minimum SD ideal
= Skor maksimum - skor minimum
Dari hasil perhitungan di atas didapat hasil kecenderungan variabel interaksi teman sebaya sebagai berikut:
Tabel 20. Kategori Variabel Interaksi Teman Sebaya
No. Kategori
Interval Frekuensi
Rentang Skor
1 Sangat Tinggi
X 68,25 75
31,64 2
Tinggi 57,75 X ≤ 68,25
117 49,37
3 Sedang
47,25 X ≤ 57,75 45
18,99 4
Rendah 36,5 X ≤ 47,25
5 Sangat rendah
X ≤ 36,5 Jumlah
237 100
79 Berdasarkan data tabel di atas, data interaksi teman sebaya dapat disajikan
dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Gambar 5. Histogram Kategori Variabel Interaksi Teman Sebaya Berdasarkan histogram di atas, siswa yang memiliki interaksi teman sebaya
dengan kategori sangat tinggi berjumlah 75 siswa 32, kategori tinggi berjumlah 117 siswa 49, siswa yang memiliki interaksi teman sebaya dengan
kategori sedang berjumlah 45 siswa 19, sedangkan untuk kategori rendah dan sangat rendah memiliki nilai frekuensi 0 0. Nilai rata-rata mean sebesar
65,16 berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan di atasdapat diketahui bahwa tingkat interaksi
teman sebaya siswa kelas V SD se-Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo tergolong dalam kategori tinggi dengan jumlah responden sebanyak 117 siswa
49. Hal ini berati hampir sebagian dari siswa memiliki interaksi teman sebaya yang tinggi. Interaksi teman sebaya yang sedang ditandai ketika siswa memilki
32
49 19
Interaksi Teman Sebaya
Sangat Tinggi X 68,25 Tinggi 57,75 X ≤ 68,25
Sedang 47,25 X ≤ 57,75 Rendah 36,5 X ≤ 47,25
Sangat rendah X ≤ 36,5
80 kemampuan yang baik dalam melakukan hal-hal yang sesuai dengan indikator
interaksi teman sebaya. Indikator tersebut meliputi memiliki kesamaan minat dan bahan pembicaraan, mau membantu dan menerima, mampu mengatasi masalah
pribadi maupun sosial, serta mampu beradaptasi.
B. Teknik Analisis Data