4. Periklanan majalah juga menyediakan pilihan geografis dari media lainnya. Misalnya Cosmopolitan menawarkan kesempatan kepada para pengiklan
untuk memasang iklan di dalam satu dari tujuh daerah di negara tertentu. 5. Keberagaman dalam pola sirkulasi dari pasar ke pasar. Rolling Stone,
misalnya lebih banyak dibaca di daerah metropolitan daripada di pedesaan. Dengan demikian, para pengiklan yang tertarik, tidak dapat menjangkau para
pemuda pedesaan. Hal ini mengharuskan pengiklan menempatkan iklannya di suatu majalah tambahan selain Rolling Stone, yang akan menaikkan total
biaya pembelian media. Radio, TV atau keduanya melayani kebutuhan pengiklan dengan lebih baik dan memberi jangkauan pasar yang lebih
beragam.
2.1.10 Komunikasi Non Verbal
Dalam mempersepsi manusia tidak hanya lewat bahasa verbalnya, bagaimana bahasanya halus, kasar, intelektual, mampu berbahasa asing, dan
sebagainya, namun juga melalui perilaku nonverbalnya. Pentingnya pesan nonverbal bukan dari apa yang dikatakan, melainkan bagaimana mengatakannya.
Lewat perilaku nonverbal, dapat mengetahui suasana emosional seseorang bahagia, bingung, atau sedih.
Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata- kata. Menurut Larry A. Samovar dan Ricard E. Porter, komunikasi nonverbal
mencakup semua rangsangan kecuali rangsangan verbal dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan pengguna lingkungan oleh
individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian
dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan. Mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain, pesan-
pesan nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut Mulyana, 2000 : 308 Dalam hubungannya dengan perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi
sebagai berikut Mulyana, 2000 : 314 : 1.
Bahasa tanda sign language. Acungan jempol untuk menumpang mobil secara gratis, bahasa isyarat tuna rungu.
2. Bahasa tindakan action language. Semua gerakkan tubuh yang tidak
digunakan secara eksklusif untuk memberikan sinyal, misalnya berjalan. 3.
Bahasa objek objek language. Pertunjukan benda, pakaian, dan lambang nonverbal bersifat public lainnya ukuran ruangan, bendera gambar lukisan,
musik misalnya marching band, dan sebagainya, baik secara sengaja maupun tidak sengaja maupun tidak.
Secara garis besar Larry A. Samovar dan Ricard E. Porter membagi pesan- pesan nonverbal menjadi dua kategori besar, yakni : pertama, perilaku yang terdiri
dari penampilan dan pakaian, gerakkan dan postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, bau-bauan dan peribahasa. Kedua, ruang waktu, dan diam.
Menurut Dedy Mulyana 2000 : 317, adapun berbagai jenis pesan nonverbal yang dianggap penting, misalnya sebagai berikut :
1. Bahasa tubuh. Bidang yang menelaah seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L. Birdwishtell. Setiap anggota tubuh seperti wajah, termasuk senyuman
dan pandangan mata, tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat dijadikan isyarat simbolik.
Bahasa tubuh meliputi : a. Isyarat tangan atau “berbicara dengan tangan” termasuk apa yang disebut
emblem, yang dipelajari, yang punya makna dalam suatu budaya. Meskipun isyarat tangan yang digunakan sama, tetapi maknanya boleh
berbeda atau isyarat fisiknya berbeda namun maksudnya sama. b. Gerakan kepala, di berbagai negara anggukan kepala malah berarti “tidak”,
seperti di Bulgaria, sementara isyarat untuk “ya” di negara itu adalah menggelengkan kepala. Berbeda pula dengan orang Inggris, setiap orang
Indonesia, kebalikan dari orang Bulgaria. c. Postur tubuh dan posisi kaki, postur sering bersifat simbolik dan
mempengaruhi hubungan fisik dan karakter, yaitu dengan menghubungkan tubuh gemuk dan sifat yang malas dan tenang, tubuh yang atletis dengan
sifat asertif dan kepercayaan diri, kemudian tubuh kurus dengan sifat introfert.
d. Ekspresi wajah dengan tatapan mata merupakan perilaku nonverbal yang paling banyak “berbicara” meskipun mulut tidak berkata-kata. Kontak
mata memiliki dua fungsi, pertama sebagai fungsi pengatur yaitu untuk memberi tahu orang lain apakah anda melakukan hubungan dengan orang
itu atau menghindarinya. Kedua , fungsi ekspresi memberitahu orang lain bagaimana perasaan anda.
2. Penampilan fisik. Setiap orang mempunyai ekspresi mengenai penampilan fisik seseorang, baik itu busananya dan juga ornamen lain yang dipakainya,
seperti kacamata, sepatu, tas, jam tangan, kalung, gelang, cincin, anting- anting, dan sebagainya. Seringkali orang juga memberi makna tertentu pada
karakteristik fisik orang yang bersangkutan, seperti bentuk tubuh, warna kulit, model rambu, dan sebagainya.
3. Warna. Warna memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak hal pada para pembeli prospektif, termasuk kualitas, rasa sera kemampuan produk
untuk memuaskan beragam kebutuhan psikologis. Warna yang cocok juga harus didukung oleh pemahaman tentang apa arti “warna” tersebut. Warna
juga dapat mempengaruhi suasana hati mood, apalagi memastikan hubungan antara warna dengan respon tubuh kita, hingga derajat tertentu. Tampaknya
ada hubungan antara warna yang digunakan dengan kondisi fisiologis dan psikologis manusia. Berikut ini adalah uraian makna warna yang diuraikan
oleh Mulyana 2000 : 377 :
Putih : menandakan kemurnian, kesedihan, kebersihan,
serta kehalusan. Hitam : mempertahankan,
berkuasa, kuat, bagus sekali. Coklat : melindungi,
mempertahankan. Orange
: menantang, melawan, memusuhi Hijau
: kalem, damai, tentram 33
2.1.11 Komunikasi Visual