Uji Reliabilitas dan Validitas Analisis Path Menggunakan Pemodelan SEM Structural Equation Modelin

responden untuk diisi menurut pendapat pribadi sehubungan dengan masalah yang diteliti dan kemudian untuk tiap jawaban diberikan nilai skor.

3.5. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

Analisis statistik yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif dimana data pengamatan dipakai untuk mengestimasi parameter dan pengujian hipotesis, untuk selanjutnya ditarik suatu kesimpulan. Untuk mencapai tujuan penelitian dan pengujian hipotesis, data yang diperoleh selanjutnya diolah sesuai kebutuhan analisis dengan metode pemodelan persamaan structural Structural Equation Modeling, karena penelitian bertujuan tidak hanya mengungkapkan hubungan kausalitas antara variable independent dengan variable dependen, tetapi juga untuk memeriksa reliabilitas dan validitas pengukuran variable, dan pendugaan parameter pada setiap persamaan secara serentak untuk seluruh parameter. Perhitungan dan pengujian hipotesis untuk mendukung teknik analisis dan pengolahan data pada penelitian ini, akan dilakukan dengan bantuan software AMOS. Dalam pemodelan SEM Hair et al, 1998, dilakukan beberapa langkah proses berikut ini :

3.5.1. Uji Reliabilitas dan Validitas

Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dimana masing-masing indikator itu mengindikasi sebuah konstruk umum. Validitas adalah menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Construc reliability dan variance extracted dapat dihitung dengan rumus : Construct Reliability = Variance Extrcted = Sementara dengan formula ε j = 1 standardize sementara, ε j dapat dihitung dengan formula ε j = 1 - standardize sementara. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5 Hair et.al, 1998. Stan dardize loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weights terhadap setiap butir sebagai indikatornya.

3.5.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariat maupun multivariat, yaitu yang muncul karena kombinasi kharakteristik untuk yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya Ferdinand, 2002. [ ∑Standardize Loading] [ ∑Standardize Loading + ∑ ε j] [ ∑[Standardize Loading] + ∑ ε j] [ ∑Standardize Loading] Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.5.2.1. Uji Outlier Univariat

Deteksi terhadap Outlier Univariat dapat dilakukan dengan menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversi nilai data penelitian kedalam standard score atau yang bisa disebut dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar 1.00 Hair, et.al, 1995. Apabila nilai-nilai itu dinyatakan dengan format yang standard z-score, maka pertandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk sampel besar di atas 80 observasi, pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas dari z-score itu yang berada pada rentang 3 sampai dengan 4 Hair dkk, 1995 dalam Ferdinand, 2002. Oleh karena itu, apabila ada observasi-observasi yang memiliki z-score ≥ 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.

3.5.2.2. Uji Outlier Multivariat

Evaluasi terhadap outlier multivariat perlu dilakukan karena walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi observasi itu dapat menjadi outlier bila sudah saling dikombinasikan. Jarak Mahalanobis The Mahalanobis distance untuk tiap observasi dapat dihitung dan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p 0.001. Jarak Mahalanobis itu dapat dievaluasikan dengan menggunakan nilai X 2 pada derajat kebebasan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sebesar jumlah item yang digunakan dalam penelitian. Apabila jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai X 2 tabel menunjukkan Outlier Multivariat.

3.5.2.3. Uji Normalitas Data

Sebaran data harus dianalisis dan untuk mengetahui apakah asuransi normalitas dipenuhi, maka data dapat diolah lebih lanjut pada path diagram. Untuk menguji normalitas dan distribusi data yang digunakan dalam analisis, peneliti dapat menggunakan uji-uji statistik. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai z-value yang dihasilkan melalui rumus berikut ini : Nilai-z = Apabila nilai z lebih besar dari nilai kritis atau critical rasio Ferdinand, 2000, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikasi yang dikehendaki. Misalnya bila nilai yang dihitung lebih besar dari ± 2,58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai normalitas dan distribusi pada tingkat 0,01.

3.5.3. Analisis Path Menggunakan Pemodelan SEM Structural Equation Modelin

Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari measurement model dan structural model. Measurement model atau model skweness 6 √ N dimana N adalah ukuran sampel Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi atau faktor berdasarkan indikator-indikator empirisnya. Structural model adalah mengenai struktural hubungan yang membentuk atau menjelaskan kualitas antar faktor Ferdinand, 2002. Beberapa langkah berikut untuk membuat pemodelan yang lengkap, yaitu : a. Pengembangan model berbasis teori Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat, setelah itu model tersebut divalidasi secara empirik melalui program SEM. b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kualitas Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagram. Path diagram tersebut akan memudahkan peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diujinya. c. Konversi diagram alur Teori atau model yang telah dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram alur, selanjutnya spesifikasi model dikonversikan kedalam rangkaian persamaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Memilih model input dan estimasi model Perbedaan SEM dengan teknik multivariat lainnya adalah dalam input data yang akan digunakan dalam pemodelan dan estimasinya. SEM hanya menggunakan matriks Varian’s kovarians atau matrik korelasi sebagai data input keseluruhan estimasi yang dilakukan e. Menilai problem identifikasi Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai ketidak mampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik. Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala berikut ini : 1. Standar untuk satu atau beberapa koefisien adalah sangat besar. 2. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang seharusnya disajikan. 3. Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya Varian’s error yang negatif. 4. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang didapat misalnya lebih dari 0,9. f. Evaluasi model Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap berbagai kriteria goodness of fit. Kriteria-kriteria tersebut adalah : 1. Ukuran sampel yang dignakan adalah minimal berjumlah 100 dan dengan perbandingan 5 observasi untuk setiap estimasi parameter. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Normalitas dan linearitas. 3. Outliers. 4. Multicolinierity dan singularity. Pengujian model dengan two step aproach digunakan untuk mengatasi sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumen yang digunakan Harline dan Ferel, 1995. Keakuratan reliabititas indikator-indikator terbaik dapat dicapai dengan two step approach ini, yang bertujuan untuk menghindari interaksi antar model pengukuran dan model struktural pada one step approach Hair et.al, 1998. Yang dilakukan dalam two step approach to SEM adalah : Estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model Anderson dan Gerbing, 1998. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan two step approach sebagai berikut : a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi sebuah indikator summed scale bagi setiap konstruk. Jika terdapat skala yang berbeda setiap indikator tersebut distandarisasi z-score dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang tuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut Hair et.al, 1998. b. Menetapkan error ε dan lambda terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali б 2 dan lambda terms dengan rumus 0,95 kali б Anderson dan Gerbing, 1998. Perhitungan construct reliability α Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar б dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS Statistical Package For Social Science. Setelah error ε dan lambda terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.

3.5.4. Evaluasi Multicolinearity dan Singularity