Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat

penelitian ini sel darah merah yang digunakan sebagai antigen adalah sel darah merah domba SDMD karena memiliki muatan negatif yang lebih kuat, sehingga kemampuannya untuk berikatan dengan antibodi semakin kuat. Data hasil penelitian dapat dilihat pada Lampiran 10, halaman 69. Data titer hemaglutinasi dan respon hipersensitivitas tipe lambat dianalisa dengan menggunakan SPSS versi 17. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan dari setiap perlakuan pada tiap kelompok hewan coba dilakukan analisis variansi ANAVA, kemudian analisa dilanjutkan dengan Uji Post Hoc Tuckey untuk mengetahui kelompok perlakuan mana yang memiliki efek yang sama atau berbeda antara satu perlakuan dengan perlakuan yang lain untuk semua perlakuan.

4.4.1 Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat

Respon hipersensitivitas tipe lambat dikenal dengan reaksi imuno- inflamasi, dimana makrofag dan sel Th1 berperan besar dalam proses tersebut Mukherjee, 2010. Reaksi imuno-inflamasi ditandai dengan adanya pembengkakan pada tempat terjadinya induksi antigen. Pembengkakan terjadi karena adanya antigen spesifik yang mengaktivasi sel T terutama sel Th1. Aktivasi sel T menyebabkan pelepasan beberapa sitokin yang bersifat proinflamasi. Sitokin tersebut akan menarik makrofag ke tempat terjadinya induksi dan mengaktivasinya sehingga menyebabkan peningkatan aktivitas fagositik untuk melawan antigen yang masuk Sabina et, al., 2009. Penarikan makrofag inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakan. Semakin besar pembengkakan menunjukkan semakin tinggi respon hipersensitivitas tipe lambat sehingga dapat menggambarkan peningkatan aktivitas sistem imun. Universitas Sumatera Utara Hasil pengukuran volume pembengkakan kaki kanan mencit sebagai respon terhadap hipersensitivitas tipe lambat dapat dilihat pada Gambar 4.1. berikut ini: Gambar 4.1 Volume Pembengkakan Kaki Mencit Pada Berbagai Perlakuan Rerata ± SEM Keterangan : EEDBB = Ekstrak Etanol Daun Bangun-bangun SS = Suspensi Siklofosfamid k1 = kelompok perlakuan I k2 = kelompok perlakuan II k3 = kelompok perlakuan III k4 = kelompok perlakuan IV k5 = kelompok perlakuan V Pada Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa EEDBB dosis 250 mg, 500 mg, 750 mgkg BB dan suspensi siklofosfamid SS dosis 50 mgkg BB menunjukkan volume pembengkakan yang berbeda dari CMC Na 1 sebagai kontrol negatif. EEDBB 750 mgkg BB dengan volume pembengkakan 1,66 ml menunjukkan volume pembengkakan yang lebih besar dibandingkan 0,62 0,98 1,42 1,66 1,56 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2 CMC 1 EEDBB Dosis 250 mgkg BB EEDBB Dosis 500 mgkg BB EEDBB Dosis 750 mgkg BB SS Dosis 50 mgkg BB V ol u me P e mb e n gkakan ml Perlakuan k1 k2 k3 k4 k5 Universitas Sumatera Utara dengan EEDBB 250 mgkg BB dan 500 mgkg BB yang bernilai 0,98 ml dan 1,42 ml. Hasil analisis variansi ANAVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan terhadap volume pembengkakan kaki mencit dengan nilai signifikansi p 0,05. Hasil analisis variansi dapat dilihat pada Lampran 11, halaman 70. Hasil Uji Post Hoc Tuckey Lampiran 11, halaman 72 menunjukkan bahwa volume pembengkakan kaki mencit kelompok perlakuan EEDBB 250 mgkg BB tidak memperlihatkan perbedaan signifikan p 0,05 terhadap kelompok perlakuan kontrol negatif, hal ini menunjukkan bahwa pada dosis tersebut EEDBB belum mampu mengaktivasi sistem imun, walaupun volumenya berbeda dengan kontrol negatif namun pada dosis tersebut belum memberikan efek yang dapat memberikan perubahan terhadap pembengkakan kaki mencit, sedangkan kelompok perlakuan EEDBB 500 mgkg BB dan EEDBB 750 mgkg BB menunjukkan sebaliknya yaitu memperlihatkan perbedaan yang signifikan terhadap kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pada dosis EEDBB 500 mgkg BB dan 750 mgkg BB telah memberikan efek perubahan terhadap volume pembengkakan kaki mencit, dimana pada dosis tersebut EEDBB telah mampu mengaktivasi sistem imun pada hewan percobaan. Volume yang jauh berbeda dari kontrol negatif bahkan menyamai pembanding untuk dosis 500 mgkg BB, sedangkan untuk dosis 750 mgkg BB dapat dilihat dari grafik melebihi kelompok pemberian siklofosfamid, hal ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya volume pembengkakan kaki mencit merupakan gambaran adanya peningkatan respon Universitas Sumatera Utara hipersensitivitas tipe lambat mencit tersebut. Peningkatan respon ini mengindikasikan adanya peningkatan kemampuan sel imun mencit dalam menanggapi antigen terutama peningkatan respon imun spesifik seluler. Sel yang berperan dalam respon imun seluler adalah sel T terutama sel Th. Saat tubuh terpapar oleh antigen, sel Th akan teraktivasi dan mengaktifkan makrofag yang berperan dalam fagositosis Roit, 1989, ekstrak etanol daun bangun-bangun menunjukkan efek stimulasi terhadap sel T terutama sel Th. Peningkatan aktifitas makrofag seiring dengan tingginya dosis menunjukkan bahwa terdapat bahan aktif yang terkandung dalam EEDBB yang berpotensi untuk meningkatkan aktivitas makrofag tersebut. Dari hasil skrining yang telah dilakukan bahwa EEDBB mengandung flavonoid. Menurut Kusmardi, et al. 2006, Flavonoid berpotensi bekerja terhadap limfokin yang dihasilkan oleh sel T sehingga akan merangsang sel-sel fagosit untuk melakukan fagositosis.

4.4.2 Titer Antibodi

Dokumen yang terkait

Efek Imunostimulator Ekstrak Daun Sambung Nyawa (Gynura Procumbens (Lour.) Merr) Terhadap Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat Dan Titerantibodi Sel Imun Pada Mencit Jantan

5 78 91

Efek Imunostimulator Ekstrak Etanol Umbi Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme (Lodd) Blume.) terhadap Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat Dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

3 29 82

Efek Imunomodulator Ekstrak Rimpang Temu Giring (Curcuma Heyneana Val. Et Van Zijp.) Terhadap Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat Dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

4 58 85

Efek Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) Terhadap Respon Hipersensitivitas dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

0 0 14

Efek Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) Terhadap Respon Hipersensitivitas dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

0 0 2

Efek Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) Terhadap Respon Hipersensitivitas dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

0 2 5

Efek Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) Terhadap Respon Hipersensitivitas dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

0 0 10

Efek Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) Terhadap Respon Hipersensitivitas dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan Chapter III V

0 0 16

Efek Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) Terhadap Respon Hipersensitivitas dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

0 3 4

Efek Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) Terhadap Respon Hipersensitivitas dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

0 0 15