3.7.4 Penyiapan Suspensi Ekstrak Etanol Daun Bangun-bangun EEDBB
Pembuatan suspensi ekstrak daun bangun-bangun dibuat tiga sediaan sesuai dengan perlakuan yang akan dilakukan. Untuk dosis 250 mgkg BB
dibuat dengan cara sebagai berikut: sebanyak 100 mg CMC ditaburkan ke dalam lumpang yang berisi air suling panas sebanyak 2 ml. Didiamkan selama
15 menit hingga diperoleh masa yang transparan, digerus hingga berbentuk gel. Ditambahkan sebanyak 250 mg ekstrak daun bangun-bangun ke dalam
lumpang, kemudian digerus sampai homogen. Dituang ke dalam labu tentukur 10 ml, ditambah air suling sampai batas tanda. Begitu juga untuk pembuatan
dosis 500 mgkg BB dan750 mgkg BB dilakukan hal yang sama.
3.7.5 Penyiapan Phosphate Buffered Saline PBS
Pembuatan PBS dilakukan dengan cara sebagai berikut: sebanyak 8 g NaCl, 0,2 g KCl, 1,44 g Na
2
HPO
4
, 0,24 g KH
2
PO
4,
dilarutkan dalam 800 ml aqua bidestilasi, kemudian dicek pH dengan indikator pH hingga pH ± 7 dan
dapat disesuaikan dengan penambahan HCl atau NaOH, tambahkan aqua bidestilasi hingga 1 L Rahmi, 2011.
3.7.6 Penyiapan Sel Darah Merah Domba SDMD
Pembuatan SDMD didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Puri, et al., 1993. Darah segar dikumpulkan dari domba domba yang
digunakan adalah domba yang dipelihara di Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Darah dipisahkan dari plasmanya
dengan pemusingan 1900 rpm menggunakan alat sentrifugasi pada suhu 4
o
C selama 10 menit, kemudian supernatan dibuang. Endapan dicuci dengan PBS
sebanyak 2 kali. Setelah pencucian selesai, PBS dibuang, maka diperoleh
Universitas Sumatera Utara
SDMD 100, ke dalam SDMD 100 ditambahkan PBS dengan volume yang sama, hingga diperoleh SDMD 50. Kemudian diambil 0,2 ml SDMD 50,
tambahkan PBS hingga 10 ml, sehingga diperoleh SDMD 1.
3.7.7 Uji Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat
Efek imunomodulator ekstrak etanol daun bangun-bangun ditentukan menggunakan uji respon hipersensitivitas tipe lambat dengan cara mengukur
volume pembengkakan telapak kaki hewan uji foot paw swelling test Sabina, et al., 2009. Penentuan dosis dilakukan berdasarkan data orientasi yang sudah
dilakukan sebelumnya. Sebanyak 25 ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok dengan
pembagian sebagai berikut: Kelompok I
: diberi suspensi CMC Na 1 bv sebagai kontrol negatif Kelompok II : diberi ekstrak daun bangun-bangun dosis 250 mgkg BB
Kelompok III : diberi ekstrak daun bangun-bangun dosis 500 mgkg BB Kelompok IV : diberi ekstrak daun bangun-bangun dosis 750 mgkg BB
Kelompok V : diberi suspensi siklofosfamid dengan dosis 50 mgkg BB sebagai pembanding Neha dan Mishra, 2011; Arafa, et al.,
2008. Tiap kelompok hewan percobaan diinjeksikan dengan 0,1 ml SDMD
1 dalam PBS secara i.p intraperitonium sebagai antigen pada hari ke-0. Perlakuan dimulai dari hari ke-0 dan diberikan satu kali setiap hari selama 7
hari. Pada hari ke-7, sendi kaki mencit sebelah kanan diberi tanda batas pengukuran volume kaki mencit. Volume kaki mencit diukur sebagai volume
Universitas Sumatera Utara
awal V . Kemudian mencit diinjeksikan dengan 0,1 ml suspensi SDMD 1
dalam PBS secara intraplantar pada telapak kaki sebelah kanan. Pada hari kedelapan setelah 24 jam diukur volume pembengkakan kaki mencit dengan
pletismometer air raksa. Pengukuran dilakukan dengan mencelupkan kaki mencit ke dalam tabung yang berisi air raksa sampai tanda batas pengukuran.
Perubahan volume air raksa terlihat pada kenaikan skala pletismometer sebagai volume waktu tertentu V
t
kaki mencit. Volume pembengkakan kaki mencit ditentukan berdasarkan selisih antara volume waktu tertentu V
t
dengan volume awal V
. Gambar pembengkakan kaki mencit dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 67.
3.7.8 Uji Titer Antibodi