POM, 1995. Perhitungan penetapan kadar air dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 56.
3.4.3 Penetapan kadar sari yang larut dalam air
Sebanyak 5 gram serbuk yang telah dikeringkan di udara, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling
1000 ml dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai
kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah
dikeringkan di udara Ditjen POM, 1995. Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 57.
3.4.4 Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
Sebanyak 5 gram serbuk yang telah dikeringkan di udara, dimaserasi selama 24 jam dalam etanol 96 dalam labu bersumbat sambil sesekali
dikocok selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata
yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam etanol 96 dihitung
terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Ditjen POM, 1995. Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 58.
3.4.5 Penetapan kadar abu total
Sebanyak 2 gram serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam kurs platina atau silikat yang telah dipijar dan ditara,
Universitas Sumatera Utara
kemudian diratakan. Kurs dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan pada suhu 600
o
C selama 3 jam. Kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan
yang telah dikeringkan di udara Ditjen POM, 1995. Perhitungan kadar abu total dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 59.
3.4.6 Penetapan kadar abu tidak larut asam
Abu yang telah diperoleh dalam penetapan abu didihkan dengan 25 ml asam klorida encer selama 5 menit. Bagian yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan, disaring dengan kertas masir atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, dipijarkan sampai bobot tetap, kemudian dinginkan dan
ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bobot yang dikeringkan di udara Ditjen POM, 1995. Perhitungan kadar abu yang
tidak larut dalam asam dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 60.
3.5 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun Pembuatan ekstrak etanol daun bangun-bangun dilakukan secara
maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96. Serbuk simplisia dimasukkan ke dalam wadah kemudian direndam dengan pelarut hingga
terendam sempurna lalu ditutup dan disimpan pada suhu ruangan. Diaduk sehari sekali selama lima hari. Setelah itu dipisahkan pelarut dengan ampas
dengan cara menuangkan pelarut pada wadah lain, dan pelarut yang masih tersisa pada ampas diremas dan disaring. Untuk memastikan proses ekstraksi
berlangsung sempurna, ampas yang telah diperas direndam kembali menggunakan pelarut etanol 96 yang baru. Dibiarkan selama dua hari sambil
diaduk setiap hari, kemudian diperas dan disaring. Dilakukan perlakuan yang
Universitas Sumatera Utara
sama sampai pelarut tidak berwarna. Seluruh filtrat digabungkan dan diuapkan menggunakan rotary evaporator pada temperatur ± 40
o
C sampai diperoleh ekstrak kental Depkes RI, 1974.
3.6. Karakterisasi Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun