Crita cekak “Wong Jawa”

Gene mung semono bisa nulung. Ning tulung ijolana rencek. Terserahmu ngreken sepikule. Aku manut. Jaya Baya, No. 15 1992. Hlm 40 Cuma segitu bisa dibantu. Tapi tolong ditur dengan kayu. Terserah kamu berapa sepikulnya. Aku ikut saja. Dari kutipan-kutipan di atas merupakan peleraian atau akhir dari cerita crita cekak tersebut, dimana Kang Gimin bisa membantu asalkan ditukar dengan diberi kayu. Pak Gupitopun menyanggupinya.

b. Crita cekak “Wong Jawa”

Crita cekak “Wong Jawa” diawali dengan adanya niat dari Pak Kaslan dan Mbok Kaslan untuk berkunjung ke Jakarta, ke rumah Hadi. Hlm ini dapat ditunjukkan oleh bagian kutipan cerita di bawah ini. …Mula niyate sawise isine layang mau dimangerteni kekarone arep budhlm menyang Jakarta, menengok putu kaya sing disuwun anake lanang ing surat kasebut. Jaya Baya, No. 51 tahun 1993. Hlm 16 …Maka niat setelah isinya surat tadi dimengerti, keduanya ingin pergi ke Jakarta, menengok cucu seperti yang diminta putranya di surat tersebut. Kutipan di atas merupakan pendahuluan atau awal dari cerita crita cekak ini, dimana setelah adanya surat yang dikirim oleh Hadi untuk kedua orang tuanya. Kemudian kedua orang tuanya berniat ke Jakarta. Cerita selanjutnya, Pak Kaslan dan Bu Kaslan sampai di Jakarta. Terjadi munculnya konflik disaat Pak Kaslan dan istrinya ingin makan makanan khas jawa rengginang. Hlm ini dapat ditunjukkan dalam kutipan di bawah ini. “Wis entek digawakake rewange kabeh.Mau rewange ngomong nyang aku. Hadi ngomong: yen rengginang kuwi neng kene ora usum. Panganane wong kampung. Ngisin-isini. Ora ana sing gelem mangan.” Wadule sing wadon karo mapan lungguh ing papan saka wit, karo mrengut. Jaya Baya, No. 51 tahun 1993. Hlm 17 “Sudah habis dibawakan pembantunya semua. Tadi pembantunya bilang ke saya. Hdi bilang: Kalau rengginang itu di sini sudah tidak laku. Makanannya orang kampong. Malu-maluin. Tidak ada yang mau makan.” Keluhannya istri sambil dudk di papan dari pohon, sambil cemberut. Kutipan di atas menunjukkan terjadi konflik atau masalah antar tokoh. Dimana Pak Kaslan dan istrinya ingin makan rengginang. Dan ternyata rengginangnya sudah habis diberikan Hadi ke pembantunya. Cerita selanjutnya alah sepulang ke desa Mbok Kaslan memberi tahu Anwar bahwa akan disekolahkan di Jakarta. Hlm ini dapat ditunjukkan dalam kutipan di bawah ini. “Anu, War… Kakangmu kandha yen kowe yen arep dijak neng Jakarta. Aep disekolahke.” Maneh-maneh Mbok Kaslan kang miwiti guneman. Jaya Baya, No. 51 tahun 1993. Hlm 17 “Anu, War… Kakakmu bilang apabila kamu ingin di ajak ke Jakarta. Ingin disekolahkan.” Lagi-lagi Mbok Kaslan yang memulai bicara. Kutipan di atas merupakan kutipan dimana adanya permsalahan yang memuncak. Anwar akan disekolahkan Hadi di Jakarta dan tinggal bersama Hadi di sana. Kemudian cerita selanjutnya dimana merupakan akhir cerita. Hlm ini ditunjukkan dalam kutipan di bawah ini. Pak kaslan lan Mbok Kaslan ora gage wangsulan. Padha pandeng- pandengan bungkem. Jaya Baya, No. 51 tahun 1993. Hlm 17 Pak kaslan dan Mbok Kaslan tidak segera menjawab. Hanya saling berpandangan bungkam. Kutipan di atas mennjukkan bahwa akhir dari cerita ini adalah Pak Kaslan dan Mbok Kaslah tidak bisa berbuat apa-apa setelah Anwar sangat senang ketika ditawarin sekolah dan tinggal di Jakarta bersama Hadi.

c. Crita cekak “Ngenger”