Crita cekak “Ngenger” STRUKTUR YANG TERDAPAT

Pak kaslan dan Mbok Kaslan tidak segera menjawab. Hanya saling berpandangan bungkam. Kutipan di atas mennjukkan bahwa akhir dari cerita ini adalah Pak Kaslan dan Mbok Kaslah tidak bisa berbuat apa-apa setelah Anwar sangat senang ketika ditawarin sekolah dan tinggal di Jakarta bersama Hadi.

c. Crita cekak “Ngenger”

Crita cekak “Ngenger” diawali cerita dimana Marsono yang bekerja di rumah Lik Danar, dan pekerjaan tersebut tidak pernah dilakukannya di rumah. Hlm ini dapat ditunjukkan dengan kutipan di abwah ini. Pemeyan sing wis garing dak jupuki, dene sing durung dak walik. Pegaweyan ngono kuwi neng ngomah aku ora tahu nindakake. Jaya Baya, No. 17 Tahun 1994. Hlm 14 Pakaian yang sudah kering tak ambil, sedangkan yang beluk saya balik. Pekerjaan seperti itu di rumah tidak pernah saya lakukan. Kutipan di atas menunjukkan pendahuluan cerita, dimana Warsono bekerja apayang tidak pernah ia lakukan di rumah. Cerita elanjutnya menceritakan tentang konflik yang muncul. Hlm ini dapat di lihat dari kutipan di bawah ini. “Lha iya ta No, kowe iku kok olehmu mukti temen. Wayahe wong sengkut nyambut gawe ing kantor, ing pabrik, kowe kok wis ngrokok. Ngono iku apa pantes?” Jaya Baya, No. 17 Tahun 1994. Hlm 14. “Lha iya No, kmau itu lho makmur sekali. Disaat orang ibuk bekerja di kantor, di pabrik, kamu kok sudah merokok. Seperti tiu apa pantas? Kutipan di atas menunjukkan munculnya konflik yang terjadi ketika Warsono disalahkan karena ia merokok di saat orang sibuk kerja. Warsono diingatkan agar dia tidak seenaknya sendiri. Cerita selanjutnya merupakan dimana konflik yang memuncak. Hlm ini dapat dilihat dalam kutipan di bawah ini. “Aja njuk sepura aku, aku ora apa-apa. Wong Pak Danar meu weruh dhewe, kowe ya ditogna wae kok. Malah kowe ora oleh digugah. Nek menawa kowe kesel, weruh setrikaanmu rong tumpuk.” Aku mung ngguyu omongane Yu Nem. Jaya Baya, No. 17 Tahun 1994. Hlm 15 “Jangan terus maaf ke saya, saya tidak apa-apa. Orang Pak danar tadi lihat sendiri kamu juga didiamkan saja kok. Kamu tidak boleh dibangunkan. Siapa tahu kamu capek, melihat setrikaanmu dua tumpukan.” Saya hanya tertawa mendengar kata-kata Yu Nem. Kutipan di atas menunjukkan bahwa konflik memuncak ketika Warsono meminta maaf ke Yu Nem. Kemudian cerita selanjutnya adalah merupakan akhir cerita. Hlm ini dapat ditunjukkan dari kutipan di bawah ini. Kira-kira nasibku iya kaya mengkono. Suwito marang Lek Danar dhisik, sambi ngajokake lamaran-lamaran, golek pegaweyan…Jaya Baya, No. 17 Tahun 1994. Hlm 15 Kira-kira nasib saya juga begitu. Berguru terhadap Lik Danar dulu, sambil mengajukan lamaran-lamaran, mencari pekerjaan… Kutipan di atas merupakan akhir cerita crita cekak ini. Dimana Warsono yang belajar dengan Lik Danar dulu, yang smabil melamar pekerjaan untuk masa depan dia.

d. Crita cekak “Warisan”