Crita cekak “Matur Nuwun Bidan Kartini” Crita cekak ”Sesuk Anakku Kudu Mbayar”

pendek. Bahasa yang digunakan juga dominan menggunakan bahasa Jawa ngoko.

f. Crita cekak “Matur Nuwun Bidan Kartini”

“Yen Mas Ragil kawratan kula bantu, milane ndang pados kanca gesang. Kajenge wonten ingkang ngladosi.” Ngono wangsulane nalika aku nelakake rasa kabotan menawa ora samesthine dheweke jengkilatan ngladeni aku. Jaya Baya,. tahun 1999 “Apabila Mas Ragil keberatan saya Bantu, makanya cepat cari teman hidup. Biar ada yang melayani.” Begitu jawabannya ketika saya mengeluhkan rasa keberatan apabila tidak semestinya dirnya banyak melayani saya. “Kartrini pandengen aku”. Dheweke tumenga. Mripate kaca-kaca. Kanthi rasa wani sing durung nate dakduweni. Dak ranggeh tangane. Ing gegeman, driji-drijine rinasa gumeter. Jaya Baya,. tahun 1999 “Kartini pandengen aku”. Dirinya terbelalak. Matanya kaca-kaca. Dengan rasa berani yang belum pernah saya punyai. Saya raih tangannya, digenggaman, jari-jarinya terasa gemetar. Angin sumilir lembut, dolanan wedhi-wedhi putih pasisir. Jaya Baya,. tahun 1999 Angin semilir lembut, bermain pasir-pasir putih pesisir. Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui adanya kata-kata yang bermakna tidak sebenarnya atau bermakna konotatif. Hal itu ditunjukkan dengan kalimat “mripate kaca-kaca” yang berarti matanya ingin mengeluarkan air mata, dan juga kalimat “Angin sumilir lembut, dolanan wedhi-wedhi putih pasisir”. Kalimat-kalimat bermakna tidak semestinnya atau bermakna konotasi. Dapat disimpulkan juga bahwa dalam crita cekak ini kata- kata yang digunakan pengarang adalah dominan bermakna sesungguhnya atau bermakna denotatif, tetapi juga terdapat makna kata yang tidak sebenarnya atau bermakna konotatif. Bahasa yang digunakan juga dominan menggunakan bahasa Jawa karma dan ngoko.

2. Berikut ini adalah crita cekak menggunakan bahasa Jawa karma dan bahasa

Jawa ngoko. Yang mendominasi bahasa dalam crita cekak ini adalah bahasa Jawa ngoko, dan juga kata-katanya dominan bermakna sebenarnya atau denotatif.

a. Crita cekak ”Sesuk Anakku Kudu Mbayar”

“Pak kula ketampi. Njing tanggal tiga welas mbayar wolung dasa.” Jaya Baya, No. 15 tahun 1992 “Pak saya diterima. Besok tanggal tiga belas membayar delapan puluh.” Ngono kojahe Wandi, nalika mulih saka niliki pengumuman seminggu kepungkur. Sakala lambeku ngeblak ngucap kalimah hamdalah minangka rasa syukur lan bungah. Jaya Baya, No. 15 tahun 1992 Begitu laporanya Wandi, ketika pulang dari pengumuman seminggu yang lalu. Terlintas bibir saya mengucap kalimat hamdalah mengucap rasa sukur dan bahagia. Berdasarkan kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pengarang dalam crita cekak ini menggunakan bahasa Jawa ngoko dan karma. Kata-kata dalam crita cekak ini dominan bermakna denotatif.

b. Crita cekak “Wiring Kuning”