Crita cekak “Wiring Kuning” Crita cekak “Wong Jawa”

b. Crita cekak “Wiring Kuning”

“Pun ta sabar mawon, mangke bar operasi rak pareng dhahar....” panglipure Pak Yitno nadyan sejatine was sumelang uga luwih ing jero dhadhane Pak Yitno dhewe. Jaya Baya, No. tahun 1999 “sudah to sabar saja, nanti sehabis operasi juga boleh makan...” hiburnya Pak Yitno walaupun sebenarnya sudah khawatir juga lebih dalam dadanya Pak Yitno sendiri. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan dalam cerita ini menggunakan bahasa Jawa karma dan ngoko. Kata-katanya bermakna sebenarnya atau bermakna denotasi, sehingga mudah dipahami pembacanya.

3. Berikut ini adalah crita cekak yang menggunakan bahasa Jawa krama dan

bahasa Jawa ngoko dan juga bercampur dengan bahasa Indonesia. Yang mendominasi bahasa dalam crita cekak ini adalah bahasa Jawa ngoko. Kata- kata yang digunakan dominan bermakna denotatif.

a. Crita cekak “Wong Jawa”

Di situ wonten gang, njenengan mlaku mawon, lan tanya….disekitar situ banyak orang Jawa. Sampun kathah engkang kenal. Sekian matur nuwun. Jaya Baya, No. 15 1992 Di situ ada gang, anda jalan saja, dan tanya….disekitar situ banyak orang Jawa. Suda banyak yang kenal. Sekian terima kasih. Meruhi sing teka, ibu enom kuwi njur mesem. “Hai…pak…bu…selamat datang. Bagaimana kabarnya?” pambagene karo basa Indonesia gaya Jakartanan. Maklum Lastri asline pancen Jakarta ora ngerti basa Jawa. Jaya Baya, No. 15 1992 Melihat yang datang, ibu muda itu kemudian tersenyum. “Hai…pak…bu…selamat dating. Bagaiman kabarnya?” sapanaya dengan menggunakan bahasa Indonesia gaya Jakartanan. Maklum Lastri aslinya memang Jakarta tidak tahu bahasa Jawa. Hadi tumanggap. “E…lajeng…bapak wau badhe ngomong apa?” Jaya Baya, No. 15 1992 Hadi menaggapi. “E…kemudian…bapak tadi ingin bilang apa?” Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pengarang dalam crita cekak ini menggunakan bahasa Jawa ngoko dan karma dicampur dengan bahasa Indonesia, bahasa yang digunakan adalah dominan bahasa Jawa ngoko. Kata-kata dalam crita cekak ini dominan bermakna denotatif.

b. Crita cekak “Para Penjarah”