Pengertian Anak Tunarungu Kajian Mengenai Anak Tunarungu

14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Mengenai Anak Tunarungu

1. Pengertian Anak Tunarungu

Anak tunarungu Suparno, 2001: 8 adalah adanya rentang ketidakmampuan seseorang dalam menerima informasi melalui pendengaran, dari yang mengalami ketidakmampuan taraf ringan hingga taraf yang sangat berat. Menurut pendapat tersebut, anak tunarungu menurut penulis merupakan anak yang mengalami hambatan dalam menerima rangsang suara melalui indera pendengarannya. Hambatan dalam menerima rangsangan suara tersebut terjadi dari taraf ringan hingga taraf yang sangat berat. Moores Haryanto, 2012: 117, menyebutkan bahwa definisi ketunarunguan ada dua kelompok. Definisi pertama, seseorang dikatakan tuli deaf apabila kehilangan kemampuan mendengar pada tingkat 70 dB atau lebih, sehingga seseorang tidak dapat mengerti pembicaraan orang lain melalui pendengarannya baik dengan ataupun tanpa alat bantu dengar. Definisi kedua, seseorang dikatakan kurang dengar hard of hearing bila kehilangan pendengaran pada 35-69 dB sehingga ia mengalami kesulitan untuk memahami pembicaraan orang lain melalui pendengarannya baik tanpa alat bantu dengar maupun dengan alat bantu dengar. Menurut pendapat di atas, tunarungu merupakan suatu kondisi dimana fungsi pendengarannya tidak dapat berjalan secara optimal. Tingkat 15 ketunarunguan terbagi dari tingkat yang rendah sampai yang tinggi. Derajat ketunarunguan yang masih mempunyai sisa pendengaran disebut dengan kurang dengar, kemudian derajat ketunarunguan yang sudah sama sekali tidak mampu mendengar disebut tuli. Tin Suharmini 2009: 35 mengemukakan tunarungu dapat diartikan sebagai keadaan dari seorang individu yang mengalami kerusakan pada indera pendengaran sehingga menyebabkan tidak bisa menangkap berbagai rangsang suara, atau rangsang lain melalui pendengaran. Jadi, tunarungu merupakan kondisi dari sesorang yang mengalami kelainan ataupun kerusakan dalam indera pendengarannya. Sehingga seseorang tersebut mengalami hambatan dalam menerima rangsangan yang bersifat audio atau suara melalui indera pendengarannya. Menurut beberapa pendapat diatas, dapat ditegaskan bahwa anak tunarungu merupakan anak yang mengalami hambatan dalam pendengaran yang disebabkan karena adanya kelainan pada indera pendengarannya. Anak tunarungu mengalami hambatan dalam mengeplorasi suara atau bunyi yang ada di sekitarnya. Baik kehilangan sebagian dari pendengarannya yang disebut dengan istilah hard of hearing atau kehilangan seluruh pendengarannya yang disebut dengan deaf. Oleh karena itu anak tunarungu membutuhkan pelayanan dan pendidikan khusus guna mengembangkan kemampuan dan potensinya secara optimal baik menggunakan alat bantu dengar maupun tidak menggunakan alat bantu dengar. 16

2. Karakteristik Anak Tunarungu

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Yahya Pondok Gede Bekasi Tahun Pelajaran 2015/2016

2 6 104

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA HURUF TIMBUL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN HURUF AWAS PADA ANAK LOW VISION KELAS I SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG.

0 1 41

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS III DI SLB B-C FADHILAH.

2 7 24

PENINGKATAN KEMAMPUAN MERANGKAI KALIMAT ANAK TUNARUNGU DI KELAS DASAR V SLB B KARNNAMANOHARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN I-CHAT.

3 10 206

i EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN AWAS PADA ANAK TUNANETRA LOW VISION KELAS I SDLB DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 16 267

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAME EDUKATIF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY KELAS DASAR II DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA.

1 5 177

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB YAPENAS YOGYAKARTA.

0 4 178

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I MELALUI MEDIA PERMAINAN SCRABBLE DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 4 215

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS GLASS PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR IV DI SLB MARSUDI PUTRA I BANTUL.

8 39 226

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BIG BOOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNAGRAHITA KELAS 1 DI SLB BC PANCA BAKTI MULIA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 - UNS Institutional Repository

0 0 17