138 Mvn:
“Iya kadang mereka tanya atau mereka juga lebih senang tanya dengan teman sebaya yang sudah paham dengan
materi.” CW.05. Peneliti: “Apakah kamu mau bertanya jika belum paham dengan
materi yang dipelajari? ”
Sn: “Mbak, aku bingung Mbak” El: “Tanya”
Oc: “Iya, biasanya tanya” CW.06. Dari hasil wawancara diketahui bahwa fasilitator membimbing
siswa dalam membuat kesimpulan dengan berdiskusi mencapai kesepakatan dari berbagai pendapat siswa. Selain itu siswa juga tidak
takut untuk bertanya dengan fasilitator apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi atau bertanya dengan teman sebaya yang
sudah memahami materi. Melalui observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa dalam
proses pembelajaran fasilitator membuat kesimpulan bersama-sama siswa mengenai materi yang telah dipelajari. Kegiatan membuat
kesimpulan muncul pada pembelajaran pecahan, Pasar Senin Legi dan sumber daya alam.
c. Penilaian Pembelajaran Inkuiri
Kegiatan akhir dari pembelajaran adalah penilaian untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi. Penilaian yang
digunakan dalam proses pembelajaran inkuiri adalah proses dan hasil. Penilaian proses untuk mengetahui bagaimana proses kegiatan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Selain
139 menilai proses belajar siswa juga melihat bagaimana sikap siswa selama
kegiatan pembelajaran.
1 Penilaian proses
Bagian akhir dari kegiatan pembelajaran adalah penilaian. Fasilitator melakukan penilaian proses yaitu menilai proses belajar
dan sikap siswa saat kegiatan pembelajaran. Penilaian proses dilakukan fasilitator sebagaimana pada hasil observasi pembelajaran
sebagai berikut. a
Penilaian kognitif Penilaian kognitif yang dilakukan fasilitator saat kegiatan
pembelajaran adalah siswa dapat membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, kemampuan dalam mengumpulkan data hasil
wawancara, menyelesaikan tugas operasi hitung campuran meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian,
menyelesaikan tugas pecahan dan bilangan romawi, dan mengidentifikasi sumber daya alam yang terdapat disekitar
lingkungan berserta manfaatnya terlampir. b
Penilaian afektif Penilaian
afektif yang
dilakukan fasilitator
dalam pembelajaran meliputi performansi, kerjasama, solidaritas dan
tanggungjawab terlampir. Sikap tersebut muncul dalam pembelajarn contohnya saat diskusi sumber daya alam, sikap
siswa dalam presentasi hasil, sikap aktif siswa dalam mengikuti
140 pelajaran dan lainnya. Ranah afektif dalam pembelajaran dapat
dilihat dari hasil observasi sebagai berikut: “…sesuai dengan kesepakatan kelas IV saat teman atau
fasilitator yang terlambat sedang bercerita siswa yang lain tidak boleh berkomentar. Mereka hanya boleh berkomentar dan
bertanya setelah teman yang terlambat selesai menceritakan alasan keterlambatannya. Pada saat salah satu fasilitator
menceritakan alasan keterlambatannya, terdapat salah satu siswa yang berkomentar dan kegiatan bercerita langsung dihentikan.
Mb:“Pt, nak lagi ana wong cerita dirungakne ya.. mengko nak sik mburi cerita dewe, sik cerita nang ngarep mandhek..
oke pt..” Pt:“Oke”
Mb: “Pt arep melu ngerungakne opo melu cerita? Nak arep cerita
ya ora
papa, mengko
kanca-kanca sik
ngerungakne .”
Pt: “Ngerukngakne.” Mb
: “Ow, ngerungakke, sepakat?” Pt: “Sepakat..” CL.04.
Fasilitator: “Nah, sekarang jika ada teman kalian yang dagangannya tidak habis, apa yang akan kalian lakukan?”
Kk: “Pernah gak habis, tak bagi-bagi.” Fasilitator : “Kalau Kk dibagi-bagi, dia belajar berbagi.”
Fl: “Aku pernah gak habis, tak makan sendiri.” Ix: “Kalau aku gak habis, tak turunin harganya.”
Fasilitator: “Berarti dari peristiwa kalau teman kita yang dagangannya gak habis, kita bisa belajar apa aja?”
Kc: “Berbagi sama teman.” Ix: “Menawar.”
Fl: “Belajar menurunkan harga.” Fasilitator membahas kembali tentang sikap saat menjadi
penjual serta petugas yang berperan dalam Pasar Senin Legi untuk mengkonfirmasi pengetahuan siswa. CL.11.
Dari hasil observasi diketahui bahwa fasilitator melakukan penilaian dengan melihat bagaimana sikap siswa jika menjadi
pedagang di pasar dan menegur sikap siswa yang mengganggu saat kegiatan pembelajaran. Selain observasi, pengumpulan data
141 juga dilakukan melalui wawancara dengan fasilitator yaitu
sebagai berikut. Peneliti: “Adakah penilaian dalam kegiatan tersebut?”
Mvn: “Paling kita lihat mana yang sudah paham, mana yang belum paham, mana yang berusaha untuk bisa, mana
yang butuh motivasi. Paling cuma pakai skala usaha 4321 itu nanti apakah masih butuh bantuan, wis lancar,
butuh motivasi atau bahkan tanpa usaha sama sekali.” Peneliti: “Jadi, ada penilaian prosesnya juga?”
Mvn: “Iya, semua ada penilaian prosesnya karenakan dengan melihat, oh anak ini ternyata wis iso paham, anak ini
belum paham pada bagian linguistik jadi besok lagi perlu diingatkan.” CW.03.
Peneliti: “Apakah fasilitator menggunakan penilaian proses selama pembelajaran berlangsung?
” Mvn:
“Kita menggunakan penilaian yang berupa narasi, jadi sikap siswa juga dinilai dengan cara narasi
berdasarkan pada skala usaha yang dilakukan siswa.” CW.05.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa fasilitator melakukan penilaian afektif seperti menilai sikap kerjasama dan
tanggungjawab siswa dalam kelompok. Fasilitator juga menjelaskan bahwa jenis penilaian proses yang digunakan
adalah narasi berdasarkan skala usaha yang dilakukan siswa. c
Penilaian psikomotor Penilaian psikomotor yang dilakukan fasilitator dalam
pembelajaran adalah ketrampilan siswa saat membuat kartu pecahan seperti menggunting dan menggaris, ketrampilannya
dalam mempresentasikan hasil diskusi sumber daya alam di depan kelas terlampir.
142 Untuk
memperkuat hasil
penelitian, peneliti
juga menambahkan hasil dokumentasi dari kegiatan pembelajaran
yaitu sebagai berikut.
Gambar 23. Contoh sikap kerjasama siswa dalam pembelajaran
Dari observasi, wawancara dan dokumentasi disimpulkan bahwa fasilitator melakukan penilaian proses mengenai kegiatan
yang dilakukan siswa. Penilaian proses yang dilakukan fasilitator adalah melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam
memahami materi dan menilai sikap siswa selama pembelajaran. Penilaian proses yang dilakukan yaitu mengetahui sikap siswa
yang mengganggu teman saat kegiatan pembelajaran, mengetahui kemampuan siswa dalam membuat soal pecahan, menilai sikap siswa
yang saling menerima pendapat teman saat diskusi, mengetahui kemampuan siswa dalam memahami pertanyaan dan jawaban
wawancara, menilai sikap siswa saat wawancara dengan narasumber, mengetahui bagaimana sikap siswa saat menjadi penjual seperti
saling berbagi dan latihan menawar harga, mengetahui sikap siswa saat berdiskusi dan kerjasama untuk menghias sampul komik.
143 Penilaian proses yang dilakukan fasilitator dideskripsikan dalam
bentuk narasi berdasarkan pada skala usaha yang dicapai siswa.
2 Penilaian hasil
Penilaian hasil dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam memahami materi yang disampaikan fasilitator. Penilaian
hasil tidak banyak dilakukan oleh fasilitator karena SALAM memfokuskan penilaian siswa pada penilaian proses. Dalam hasil
observasi yang dilakukan peneliti mengenai penilaian hasil yang dilakukan siswa saat kegiatan pembelajaran yaitu penilaian hasil
muncul saat kegiatan pembelajaran yaitu saat siswa membuat worksheet soal pecahan dan dikerjakan secara individu CL.03.
Siswa juga mengerjakan soal pecahan yang disiapkan fasilitator CL.04 dan juga saat siswa mengerjakan soal cerita pecahan
CL.06. Selain observasi, juga dilakukan wawancara sebagai berikut.
Peneliti: “Apakah ada penilaian tes?” Mvn: “Kalau penilaian tes biasanya diakhir semester seperti
review .” CW.03.
Peneliti:“Apakah terdapat penilaian dalam pembelajaran tersebut?”
Mvn: “Iya ada. Paling kalok kelompok lebih pada kerjasamanya, terus dia sudah bisa mengolah raga belum, empati
dengan satu kelompoknya. Kalok individunya lebih pada kita bisa ngecek dia paham belum, karenakan ini ada
kegiatan individu dan kelompok. Kalok individunya kita ngecek pake lembar kemarenkan dikumpul biar kita bisa
mengevaluasi
dia sudah
paham belum.
Kalok kelompoknya paling lebih belajar kerjasama, belajar
menghargai, belajar diskusi untuk mengambil keputusan
144 bersama jadi kayak menganggung resiko bersama.”
CW.04.
Peneliti: “Jenis penilaian apakah yang digunakan dalam evaluasi strategi inkuiri?
” Mvn:
“Biasanya diakhir pembelajaran itu ada review bisa menggunakan worksheet
atau permainan.” Peneliti: “Apakah fasilitator menggunakan penilaian tes saat
pembelajaran? ”
Mvn: “Iya, biasanya pake soal atau worksheet.” CW.05.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa fasilitator melakukan penilaian hasil pada akhir semester dengan memberikan soal yang
telah dipelajari siswa selama pembelajaran. Selain memberikan soal penilaian tes juga dilihat dari kemampuan siswa salah satunya saat
membuat soal berdasarkan kartu pecahan dan mengerjakan soal cerita pecahan yang dibuat teman.
Dengan mengerjakan soal fasilitator dapat mengukur sejauh mana siswa dapat memahami materi yang disampaikan. Jika masih
banyak siswa yang belum memamahi materi maka fasilitator akan mengulang materi tersebut hingga siswa paham. Pada penilaian hasil
juga terdapat skala nilai yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa terlampir. Selain melalui observasi dan wawancara peneliti
juga mengumpulkan data melalui hasil dokumentasi kegiatan pembelajaran untuk memperkuat data penelitian yaitu sebagai
berikut.
145 Gambar 24. Siswa membuat
soal berdasarkan kartu pecahan Gambar 25. Siswa mengerjakan soal
cerita dari teman Dari hasil observasi,wawancara dan dokumentasi dapat
disimpulkan bahwa fasilitator melakukan penilaian hasil seperti mengukur kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pecahan dari
teman atau fasilitator, membuat dan mengerjakan soal yang dibuat sendiri.
d. Hambatan Pembelajaran Inkuiri