xlix Nazir 1988: 63 menyatakan mengenai metode deskriftif, yaitu:
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang akan diselidiki”.
Nawawi 1994 juga menyatakan penelitian deskriftif yaitu: “Penelitian deskriftif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki, dengan menggambarkanmelukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-
fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.
Sedangkan pendekatan induktif merupakan pendekatan penelitian yang didasarkan pada proses berpikir induktif yaitu proses yang berasal dari lapangan
atau atas dasar pengamatan di lapanganfakta empirik.
B. Cara Pengumpulan Data
Menurut Nasir 1988: 211 “Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”. Ada tiga proses
kegiatan pengumpulan data yang akan digunakan yakni, a Proses memasuki lokasi penelitian, b Ketika berada di lokasi penelitian, c Mengumpulkan data
lapangan dan menganalisisnya.
1. Proses memasuki lokasi penelitian
Peneliti melakukan orientasi di lingkungan kantor Kecamatan Karangmalang dan Kantor Desa Puro, Desa Jurangjero dan Desa Saradan untuk memperoleh
berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Peneliti mulai melakukan pendekatan awal dengan Pegawai Kecamatan Karangmalang yang
dapat membantu dalam memberikan berbagai dokumen yang dibutuhkan peneliti, 31
l selanjutnya peneliti juga mulai melakukan pendekatan dengan Camat
Karangmalang dan beberapa pejabat struktural kecamatan yang mengetahui tentang pengelolaan keuangan desa. Selanjutnya peneliti akan melakukan
pendekatan kepada kepala desa dan perangkat desa yang menjadi obyek penelitian berdasarkan rekomendasi dari pihak kecamatan. Untuk mendapatkan data yang
valid, peneliti melakukan adaptasi dengan para informan tersebut berlandaskan hubungan etik dan simpatik.
2. Ketika berada di lokasi penelitian
Peneliti melakukan hubungan secara pribadi yang akrab dengan subjek penelitian, sehingga peneliti memperoleh informasi selengkapnya serta
menangkap makna intisari dari berbagai informasi yang diperoleh tersebut. Peneliti mencoba menghindari kesan yang kaku dan terlalu formal untuk
memperoleh jawaban dan tidak berbelit-belit dari informan.
3. Proses pengumpulan data lapangan dan menganalisisnya
Berdasarkan pada jenis dan sumber data yang diperlukan, teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi:
a. Observasi langsung
Untuk memperoleh gambaran selengkap mungkin, peneliti mengadakan observasi langsung ke lokasi penelitian secara terus menerus guna mengungkap
data mengenai penerapan sistem keuangan desa dengan mengacu pada dimensi yang dikaji. Melalui kecermatan pengamatan, dimaksudkan untuk dapat melihat
gejala dalam realitas aktivitas sehari-hari. Dalam observasi langsung ini peneliti secara pribadi akan berada dalam lokasi penelitian, sehingga mempunyai
li kesempatan mengumpulkan data lebih banyak, lebih rinci dan lebih cermat.
Dengan demikian data yang akan ditulis dalam penelitian ini merupakan data yang telah memenuhi keakuratan.
Berkaitan dengan observasi langsung, beberapa ahli mengemukakan tentang observasi langsung, antara lain Hamidi 2004: 74 menyatakan yaitu:
“Observasi, berarti peneliti melihat dan mendengarkan termasuk menggunakan tiga indera yang lain apa yang dilakukan dan
dikatakan atau diperbincangkan para responden dalam aktivitas kehidupan sehari-hari baik sebelum, menjelang, ketika dan
sesudahnya”. Kemudian menurut Nasir 1988: 212 yang mengemukakan yaitu:
“Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut”.
b. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan aparat kecamatan yang terlibat langsung terhadap pengelolaan keuangan desa, aparat pemerintahan desa
yang menangani tentang pengelolaan keuangan desa. Menurut Nasir 1988: 234 yang di maksud dengan wawancara adalah:
“Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
pedoman wawancara”.
Wawancara selain menggunakan pedoman wawancara interview guide yang bersifat terbuka, wawancara juga tidak dilaksanakan dengan struktur yang
ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin memfokus pada permasalahan
lii sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam, terutama yang berkenaan
dengan perasaan, sikap dan pandangan informan terhadap pelaksanaan kerjanya. Teknik wawancara semacam ini dilakukan dengan semua informan yang ada pada
lokasi penelitian terutama untuk mendapatkan data primer dan data sekunder dari informan. Adapun narasumber yang akan diwawancarai adalah Sekretaris Camat
Karangmalang, Kasi Pemerintahan Kecamatan Karangmalang dan kepala desa, sekretaris desa, kaur keuangan, kaur umum serta anggota Badan Permusyawaratan
Desa BPD dari desa yang jadi objek penelitian. c.
Mencatat arsip dan dokumetasi
Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data yang bersumber pada arsip dan dokumen yang
ada. Dalam hal ini, informasi berasal dari berbagai arsip maupun dokumen- dokumen yang lain yang dianggap perlu. Berkaitan dengan pengkajian arsip dan
dokumen, Sutopo 2002: 69 mengemukakan pendapatnya yaitu: “Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering
memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Dokumen bisa memiliki beragam bentuk, dari yang tertulis sederhana sampai
yang lebih lengkap dan bahkan bisa berupa benda-benda lainnya sebagai peninggalan masa lampau”.
Selanjutnya menurut Hamidi 2004: 72 menyatakan “Teknik dokumentasi
yang berupa informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan”.
Kemudian menurut Arikunto 2002: 106 yang di maksud dokumentasi adalah:
“Dokumentasi adalah metode yang dilaksanakan oleh peneliti untuk menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
liii majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian dan sebagainya”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik dengan berada di lokasi
penelitian dan akan mencatat, memfotokopi arsip maupun dokumen yang tersimpan dan ada di tingkat kabupaten, kecamatan dan tingkat desa.
4. Sampel